38°C
18 April 2024
Opini

Bangsa Yang Peka Terhadap Lingkungan

  • Maret 14, 2018
  • 4 min read
  • 27 Views
Bangsa Yang Peka Terhadap Lingkungan

Saudara/i ku seperjuangan yang telah mengisi ruang indah kemerdekaan negeri kita Indonesia. Hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun telah melintas ringan di hayal kita. Permasalahannya, seberapa besar kita andil untuk negeri ini? John f kennedy (presiden ke-35 AS) berkata “Jangan bertanya apa yang diberikan negerimu padamu, tapi tanyalah apa yang dapat kau berikan pada negerimu”.
Ungkapan yang lugas di telinga bangsa yang memiliki kepekaan nan besar. Sangat besar makna dari ungkapan beliau. Keberagaman yang dihasilkan sebuah negeri merupakan modal awal dalam memberikan kontribusi terhadap dunia, tinggal secerdik apa kita menyusun dan merias keberagaman tersebut. Mencermati ungkapan John F Kennedy diatas, memberikan teguran bagi generasi pejuang agar jiwa dan pemikiran kita tidak selalu menyalahkan perilaku sesamanya, akan tetapi hendaknya jiwa intropeksilah yang harus dikedepankan.
Berbicara mengenai lingkungan, erat hubungannya dengan tingkat pendidikan, mengapa? Karena dari pendidikan itulah kualitas masyarakat dalam membina lingkungannya akan terkontrol dengan baik. Anda bayangkan apabila di indonesia tidak satupun ada yang menegenal pendidikan maka mustahil negeri ini tercipta. Dikaitkakan dengan lingkungan, pendidikan merupakan alat pemahaman bagi peserta didik dalam memberi wawasan tentang lingkungan.
Mulai dari tingkat SD, SMP, SMA dan seterusnya lembaga senantiasa memberikan pengenalan mengenai bagaimana sikap kita terhadap lingkungan. Nah, dengan demikian telah terbukalah jalan pemikiran masyarakat dalam menyikapi keadaan lingkungan.
Hal terpenting ketika kita bertatap mata dengan lingkungan adalah literasi lingkungan. Apa itu literasi lingkungan? Literasi lingkungan merupakan Kemampuan yang dimiliki setiap individu untuk berperilaku baik dalam kesehariannya dengan menggunakan pemahamannya terhadap kondisi lingkungan.
Kunci hakiki akan pekanya seseorang pada lingkungan dapat dilihat dari literasi lingkungannya. Oleh karenanya, pembiasaan atas perilaku kita terhadap lingkungan harus sudah dilatih sejak dini, misal, dalam keluarga Ahmad, ibundanya terkenal seorang yang rajin dan kreatif, dalam kesempatan ini sang bunda tidak hentinya memberikan pengarahan pada anak terkait pembelajaran menata kondisi sekitar, si anak setiap hari dibiasakan menyapu lantai, membuang sampah ditempatnya, mengolah sampah menjadi produk yang bernilai, dan tak lupa ia selalu diberi apresiasi atas usahanya.
Dengan wujud praktek pemekaan lingkungan seperti inilah kita menjadi lebih arif dan terasa, bahwa ketika lingkungan yang ditinggali ini terlihat belum nyaman maka secepat mungkin kita rubah susana ini menjadi lebih indah dan asri. Tugas ini pun bukan hanya dari keluarga saja, namun peran pemerintah dalam mensponsori partisipasi masyarakat pada lingkungan juga harus dituntut.
Menurut departemen pemukiman dan prasarana, 2003, Pengelolaan kualitas lingkungan akan menjadi baik jika kelima aspek berikut tercukupi, diantaranya :
Aspek legal/peraturan, merupakan aspek yang menjadi dasar hukum dan mengatur semua pihak yang terlibat dalam pengelolaan lingkungan, baik yang terintegrasi atau sektoral.
Aspek institusi, merupakan aspek yang terkait dengan peran kelembagaan dalam pengelolaan lingkungan, dalam hal ini termasuk juga Lembaga Swadaya Masyarakat LSM.
Aspek teknik operasional, merupakan aspek yang terkait dengan keberjalanan teknik operasional dari suatu pengelolaan lingkungan, termasuk di dalamnya bentuk fisik teknologi dan bagaimana mengoperasikannya.
Aspek pembiayaan atau retribusi, merupakan aspek yang terkait dengan pembiayaan dari suatu operasi pengelolaan lingkungan, siapa yang membiayainya, dari mana asal dananya, serta besar biaya yang harus dikeluarkan untuk mengelola lingkungan.
Aspek peran serta masyarakat, merupakan aspek penting dalam pengelolaan lingkungan. Pada dasarnya seperti apa kualitas lingkungan yang diperoleh akan sangat tergantung pada kualitas peran serta masyarakat dalam mengelolanya.
Lima aspek diatas merupakan penunjang pokok dalam pemberdayaan lingkungan. Tugas masyarakat kini tinggal menyadari betapa pentingnya koreksi kepedulian lingkungan. Semakin kita acuh terhadap kondisi yang ada, semakin besar pula konsekuensi yang akan kita rasakan.
Hari-hari ini berita bencana banjir telah membumi diberbagai tempat. Hal ini menjadi PR bagi kita semua, jangan santai, tenang, dan masa bodoh yang kita besarkan, akan tetapi mari kita bangkitkan wacana kesadaran diri dalam bebenah kondisi, kenyamanan, keindahan, kewibawaan dan literasi untuk lingkungan.
Oleh karenanya, hal yang paling urgen(penting) dalam mewujudkan kepekaan kita akan lingkungan adalah sebesar apa kebiasaan kita berpartisipasi untuk lingkungan serta selalu ada sinkronisasi antara masyarakat dan pemerintah dalam berkontribusi mewujudkan alam yang asri.

Baca Juga:  Menjadi Mahasiswa yang berkompetitif

(Febry Hermawanto/PAI/VI)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *