38°C
21 April 2024
Aktual

IMPAS Ngamen Untuk Kharisna

  • Juni 7, 2012
  • 3 min read
  • 29 Views
IMPAS Ngamen Untuk Kharisna
IMPAS Ngamen Untuk Kharisna
Laporan: Saifudin, Reni
STAIN ;Sebanyak belasan mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Pecinta Seni (Impas) STAIN Metro pada Rabu-Jum’at (18-20/4) berjalan kaki mengamen di sekitar kota Metro.  Berkeliling mengamen tersebut merupakan kegiatan bakti sosial untuk menbantu Kharisna yang terkena  tumor mata. Kharisna yang merupakan warga kampung Sawah yang juga seorang siswa SD N 5 Metro Pusat.  Kegiatan penggalangan dana Impas dikoordinatori oleh Julhan Rasidin yang merupakan ketua divisi musik. Penggalangan dana selama tiga hari dari sekelompok mahasiswa pecinta seni ini mampu mengumpulkan bantuan dari masyarakat sebesar Rp.1.833.500.
Dikatakan Julhan, pemberian dana dari masyarakat tersebut disampaikan pada Senin (23/4) secara langsung di rumah sakit Abdul Muloek Bandar Lampung. “Besok akan ke karang (Bandar Lampung, red). Dapat informasi masih di RS Abdul Muloek, sekalian jenguk dan akan diberikan langsung,” tutur Julhan.
Selanjutnya Julhan mengatakan Impas dalam menggalang dana berbeda dengan yang lainnya yakni dengan mengamen. Karena menurutnya ingin suasana berbeda dan sekaligus untuk menyalurkan bakat. Diungkapkannya juga, motivasi yang kuat untuk ikut membantu Kharisna karena memang dari penyakit yang diderita membutuhkan dana tidak sedikit. Selain itu juga, latar belakang Kharisna merupakan dari keluarga tidak mampu.
Sementara dikatakan Muhammad Balya yang juga terjun ke lapangan untuk menggalang dana bahwa dari 15 mahasiswa yang berkeliling sebagian besar anggota baru gabungan dari semua devisi, seperti musik, tari, theater dan lain-lain. Dengan lantunan lagu-lagu untuk menarik sumbangan secara sukarela dari masyarakat mahasiswa berbakat seni ini menggunakan alat musik gitar dan jimbe (gendang).
Namun aksi penggalangan dana dari beberapa mahasiswa ini saat perjalanan tidak semulus yang dibayangakan melainkan sekali mendapat cemohan dari orang lain. Hal itu diceritakan Julhan bahwa pada saat menggalang dana di daerah 21 ada seorang pria yang malah menyalahkan lembaga STAIN Metro. “Waktu itu saat ke arah 21, waktu minta kepada bapak-bapak, dia malah menyalahkan pihak kampus. Dia bilang dosen kamu siapa, apa di kampus diajarin begini. Katanya tugas mahasiswa itu belajar aja,” ujarnya menceritakan.
Namun, cemohan tersebut dilaluinya dengan tanpa komentar yang dianggapnya sebagai angin berlalu. Dikatakan Julhan, walaupun ada yang tidak suka terhadap aksi solidaritasnya, saat itu tidak turun semangat. Bahkan terus melanjutkan. Karena, lanjut dia, hal seperti itu sudah biasa. “Kayak gitu biasa sih. Kadangorang yang beramal saja dianggap salah,” ucapnya. Masih dikatakan Julhan, aksi solidaritas mereka merupakan sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang salah satunya pengabdian kepada masyarakat. “Kita sebagai makhluk sosial harus peduli jika ada orang di sekitar kita yang membutuhkan. Tugas mahasiswa bukan hanya belajar,” ujarnya.
Diceritakan juga, Kharisna merupakan anak berumur 10 tahun yang terkena tumor di mata. Anak tersebut bertempat tinggal di daerah 22 Kampung Sawah. Cerita yang membuat prihatin yakni keluarganya tidak mampu beberapa waktu lalu berusaha untuk mengobati anaknya namun tidak memiliki uang. Sehingga dari ceritanya, orang tua Kharisna sampai menjual rumah tempat tinggal mereka demi kesembuhan putranya.
“Tujuan dari Impas, tujuan kemanusian, membantu sesama dan meningkatkan solidaritas antara umat muslim. Pesan moral bagi mahasiswa STAIN agar lebih terbuka dan hendaknya kita saling membantu sesama karena STAIN merupakan wadah sekolah kita yang berbasis Islam. Hendaknya kita mau menyisihkan uang jajan kita untuk beramal berapa saja dengan niat yang ikhlas,” tutur Balya berpesan.[]

 

Baca Juga:  Upacara HAB ke—74, Kemenag Harapkan Umat Rukun
Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *