38°C
28 March 2024
Resensi

Islam itu SMILES

  • Januari 7, 2012
  • 4 min read
Islam itu SMILES

Oleh: Saiful Ansori
Allah SWT selaku Pencipta adalah Pemilik kekuasaan tertinggi dalam tatanan alam semesta ini berdiri dengan Kekuatan-Nya yang tidak membutuhkan pengakuan seseorang, sehingga manusia dalam bagian bawah sadar kehidupannya, menaati hukum Allah sebagaimana alam dan seluruhnya taat kepada-Nya dengan sukarela dan atas kehendak mereka sendiri. Dengan demikian, Islam pada dasarnya sudah merupakan bagian dari eksistensi alam, termasuk manusia.
Jarang disadari, kalau makna Islam itu sebenarnya mencakup kawasan pengertian luas. Tidak hanya terbatas pada norma-norma ajaran agama semata. Lebih dari itu, Islam adalah juga sebuah system nilai yang bersumber dari Allah, Tuhan Yang Maha Pencipta. Sistem nilai yang berisi pedoman hidup manusia, serta tata atur kehidupan alam semesta. Sumber,  pola sikap dan perilaku dari seluruh makhluk ciptaan, sesuai dengan ketentuan hokum-hukum Allah. Terpola dalam sikap pasrah, tunduk, patuh dan taat kepada Sang Pencipta. Sikap pasrah kepada Allah tidak saja merupakan ajaran Allah kepada hamba-Nya, tetapi ia diajarkan oleh-Nya dengan disangkutkan kepada alam manusia itu sendiri. Pada diri manusia memang sudah ada potensi berupa dorongan untuk mengabdi kepada Allah. Potensi itu berupa fitrah. Kehadiran Rasul sebagai utusan Allah, membawa ajaran yang sejalan dengan fitrah yang dimaksud. Oleh sebab itu Islam disebut juga agama fitrah. Fitrah manusia dan fitrah alam semesta, sebagai makhluk ciptaan Allah. Agama yang nilai-nilai ajarannya sederhana, mudah, indah, lengkap, elastis dan sempurna.
            Islam itu sederhana karena Islam adalah agama samawi (langit) yang dijamin keabsahannya oleh Allah. Agama yang paling alami dan manusiawi. Sejalan dengan tatanan dan keharmonisan alam, serta serasi benar dengan fitrah manusia. Ajarannya cukup sederhana. Tidak rumit, bermanfaat dan rasional. Itulah Islam yang sesungguhnya. Otentik, universal dan fitri. Agama yang ajarannya memang bersumber dari Allah SWT. Islam bukan produk rekayasa manusia, yang mengatasnamakan kelompok atau golongan tertentu.
            Islam itu mudah. Karena Islam itu tidak sulit dan tidak memberatkan. Itulah gambaran Islam yang sesungguhnya. Kemudahan merupakan bagian dari nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri. “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (Q.S, 2:185). Sejalan dengan pesan Al-Qur’an ini, Rasul SAW juga menyatakan : “Sebaik-baiknya agamamu adalah kemudahan.” (Muhammad Abu Zahrah, 2008:405).
            Islam itu indah. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pencipta, memiliki nama-nama yang paling Agung dan paling Indah. Manusia disuruh bermohon kepada-Nya dengan menyebut al-Asma al-Husna itu. Nama-nama Allah, Dzat Yang Maha Suci yang segala sesuatu berasal dan kembali kepada-Nya. Kemahaindahan-Nya juga tersaksikan di segenap alam ciptaan-Nya yang serba indah dan sempurna (Muhamad Husain al-Thabathabai, 1991:346). Setiap ciptaan Allah pasti akan menimbulkan pesona dan membuat decak kagum.
            Islam itu lengkap. Sebagai agama samawi yang paling akhir, Islam yang di dakwahkan oleh Muhammad SAW merupakan agama yang paling lengkap. Nilai-nilai ajarannya mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan manusia sepanjang zaman. Baik bagi kebutuhan kehidupan manusia sebagai makhluk individu, maupun sebagai makhluk sosial. Tercakup pula di dalamnya pemenuhan yang terkait dengan kebutuhan pisik, psikis, maupun mental spiritual manusia. Selain itu nilai-nilai ajaran Islam juga mengakomodasi kebutuhan manusia sebagai makhluk yang berperadaban.
            Islam itu elastis. Islam memang sudah dirancang oleh Sang Penciptanya untuk memenuhi kebutuhan manusia di segala zaman. Dalam kondisi yang bagaimanapun. Sesuai benar dengan kebutuhan manusia, serta serasi dengan perkembangan zaman di mana manusia itu hidup. Hal ini mengisyaratkan, bahwa nilai-nilai ajaran selain memiliki prinsip-prinsip dan sekaligus bersifat elastis. Dengan sifat elastis ini maka nilai-nilai ajaran Islam mampu mengakomodasi kebutuhan peradaban manusia sepanjang zaman, hingga dapat bertahan. Islam memperkenalkan dirinya sebagai “Agama yang selalu sesuai dengan setiap waktu dan tempat.” (M. Quraish Shihab, 1996:383). Semua ini merupakan gambaran utuh Islam sebagai agama yang universal.
            Islam itu sempurna. Memang banyak macam agama yang ada di dunia. Sumber dan nilai-nilai ajaranya juga beragam. Berbeda antara satu sama lain. Ada agama yang ditengarai sumber ajarannya beraal dari pemikiran filsafat dan budaya seperti Hindu, Budha, Konghucu, Shinto dan semacamnya. Namun ada pula agama yang sumber ajarannya dari Tuhan. Agama ini disebut sebagai agama samawi (langit). Agama-agama besar dunia seperti agama Islam, Yahudi, Nasrani. Namun mengenai agama Islam selain lengkap, ajaran Islam juga sempurna. Sempurna mengandung makna ; 1. utuh dan lengkap segalanya (tidak bercacat dan bercela); 2. lengkap, komplet; 3. selesai dengan sebaik-baiknya, teratur dengan sangat baiknya dan baik sekali, terbaik (KBBI, 1990:810). Kesempurnaan Islam sebagai agama Allah dapat dilacak dan dibuktikan dari berbagai sudut pandang dan aspek. Sebagai agama yang nilai-nilai ajarannya bersumber dari-Nya, maka Allah membuka peluang kepada siapapun untuk mengajukan kriiknya. Islam adalah agama yang terbuka untuk dikritik. Namun sayangnya sepanjang sejarah, kesempurnaan Islam belum pernah tergoyahkan oleh para pengkritiknya. Bahkan kesempurnaan tadi dapat dirunut secara sistematis.
Bagikan ini:
Baca Juga:  "Yang Tak Tergantikan", Tentang Orang Tua Tunggal yang Harus Berjuang untuk Anaknya
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *