38°C
20 April 2024
Feature Pariwisata sejarah

Jelajah Sejarah Klinik Tertua di Kota Metro

  • Januari 6, 2023
  • 3 min read
  • 123 Views
Jelajah Sejarah Klinik Tertua di Kota Metro

Selain menjadi kawasan pendidikan, Metro juga menjadi tempat bersejarah yang memiliki objek cagar budaya. Salah satunya Museum Mini Santa Maria yang  bertempat di Jalan Sosro Sudarmo, Imopuro, Kec. Metro Pusat, Kota Metro, Lampung. Museum Mini Santa Maria menjadi bukti sejarah perkembangan Kota Metro sejak era kolonialisasi Belanda. Museum tersebut dulunya merupakan klinik. Di dalam museum terdapat tulisan yang ditempel di dinding ruangan untuk menjelaskan sejarah dari klinik tersebut. Mulai dari kapan berdirinya hingga kapan ditetapkan sebagai cagar budaya.

 

Melalui penjelasan yang tertempel di dinding tersebut kita dapat mengetahui bahwa klinik Santa Maria didirikan oleh para suster Kongregasi, Suster Fransiskanes dari Santo Georgius Martir (FSGM) sebagai bagian dari Roomcsh Katholieke Missie yang saat ini telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya melalui SK Walikota Nomor 408/KPTS/D-01/2021.

 

Klinik Santa Maria tidak terlepas dari adanya kolonialisasi dan perkembangan Katolik di Lampung. Salah satunya dengan didirikan sebuah gereja di Tanjung Karang pada 16 Desember 1928 sebagai misi penyebaran Katolik di Lampung. Selain itu Tanjung Karang juga dijadikan sebagai pusat pelayanan misi Katolik di Lampung.

 

Sebelum adanya klinik, warga Metro yang sakit harus meminta bantuan kepada gereja karena fasilitas kesehatan yang jauh dari kata layak. Pada saat itu, penduduk Metro banyak yang menderita penyakit Malaria, Tuberkolosis (TBC), Disentri, dan lainnya. Atas inisatif Sr. M Arnolde Wouters yang membuka sebuah klinik dengan kondisi ruangan yang terbilang kurang luas karena berada di kediaman suster tepatnya di ruang tamu serta tenaga medis yang tidak mencukupi. Hingga pada akhir Juli 1932 Arnolde di bantu suster Odulpha Swalenberg, meski dua suster tersebut terjangkit Malaria, mereka tetap bergantian melayani para pasien yang saat itu mencapai 381 orang.

Baca Juga:  Majalah Kronika Edisi 35 2022

 

Semakin bertambahnya pasien, pada 16 Agustus 1937 didatangkan para suster Fransiskan yang berasal dari Pringsewu bernama Sr. M Arnolde Wouters, Sr. M.Cortilis Welendorf, dan Sr.M.Adelia Grase. Selain merawat para pasien, para suster tersebut ditugaskan mengajar, berkunjung ke rumah-rumah penduduk serta bekerja di rumah tangga susteran.

 

Demi mendapatkan ruangan yang cukup strategis meski berdinding papan dan geribik,  berdirilah sebuah Rumah Sakit Santa Maria yang berdiri sekitar tahun 1938, dengan nama awal Saint Elisabeth yang kini berganti menjadi Klinik Santa Maria. Dipelopori oleh para suster-suster Fransiskanes dan Pastor M. Neilen sekaligus sebagai imam gereja pertama yang tinggal di Metro. Sejarah awal didirikannya rumah sakit bersalin Santa Maria tidak terlepas dari awal mula penyebaran agama Katolik di Lampung. Penyebaran klinik baru di Simbar Waringin pada 1939 mulai dilakukan oleh para suster. Pada waktu itu para suster menggunakan transportasi berupa sepeda untuk berkeliling ke bedeng-bedeng mengunjungi para pasien.

 

Pada tahun 1942 Indonesia dijajah pemerintah Jepang, sedangkan Lampung termasuk daerah yang berhasil dikuasai oleh Jepang tepatnya pada 20 Februari 1942. Saat penjajahan berlangsung, Rumah Sakit yang didirikan Katolik di Kota Metro pun diambil alih Jepang sebagai tempat asrama. Para imam dan suster dijadikan tawanan untuk dimasukkan ke dalam penjara militer Jepang.

 

Setelah Indonesia merdeka, pada tahun 1952 pemerintah berhasil mengambil alih Rumah Sakit tersebut dengan meminta bantuan kepada misi agar bisa menggunakan Rumah Sakit. Pada 1958 para suster mengajukan permohonan izin kepada pengawas/dinas kesehatan rakyat untuk Rumah Sakit bersalin yang izinnya terbit pada 14 September 1960.

 

Berdasarkan penetapan Pemerintah tahun 2011, ditetapkan bahwa seluruh Rumah Sakit Bersalin harus berganti nama menjadi Klinik. Sesuai perizinan nomor 441/105/LL-3/2013 bahwa Rumah Sakit Bersalin Santa Maria resmi diganti dengan nama Klinik Utama Rawat Inap Santa Maria Metro yang merupakan Rumah Sakit pertama sekaligus tertua yang berada di Kota Metro.

Baca Juga:  Suro Tahun Baru Jawa dan Mitosnya

Reporter : Ulva Fauziyah

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *