38°C
28 March 2024
Koran

KRS Online Masih Sekedar Wacana

  • April 18, 2011
  • 4 min read

Oleh : Angga Setiawan
Laporan : Angga, Rani


STAIN ; Sejalan dengan misi STAIN Jurai Siwo Metro diantaranya mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi untuk kepentingan dan pemenuhan kebutuhan civitas akademika. STAIN berencana menerapkan sistem penyusunan KRS secara online. Namun, gagasan tersebut nampaknya masih sebatas wacana. Ide yang mulai digulirkan sejak beberapa tahun lalu ini belum dapat terealisasi dalam waktu dekat ini.
“Penyusunan KRS secara Online belum dapat dilaksanakan tahun ini, hal tersebut dikarenakan program ini belum dibahas secara khusus oleh jajaran pimpinan kampus. Jadi belum ada anggaran dana dan hal-hal lain yang terkait masalah ini sampai sekarang,” kata Mifta selaku kepala bagian akademik STAIN Jurai Siwo Metro.
Program penyusunan KRS secara Online adalah salah satu program yang sangat kompleks dan bertahap, butuh kerjasama dari berbagai pihak dalam pelaksanaanya, dan sejauh ini, pihak akademik masih  menggunakan secara offline. sehingga penyusunan KRS secara online belum dapat dijalankan. “Hal utama yang menjadi kendala adalah kurangnya SDM baik dipihak akademik maupun puskom untuk mengurusi hal ini” Ujar Mifta menambahkan.
Masih menurutnya, hingga saat ini belum ada pembahasan mengenai aturan tentang penyusunan KRS online yang harus dituangkan dalam buku panduan akademik. Dan sejauh ini penyusunan KRS secara online masih dalam tahap perencanaan, belum ada tindak lanjut yang pasti mengenai hal ini. Yang mungkin dapat dilakukan untuk saat ini adalah sistem penyusunan KRS semi online. Artinya, mahasiswa harus menginput data sendiri setelah melakukan penyusunan secara manual.
            Sejalan dengan apa yang diugkapkan oleh Mifta, Ketua Jurusan Syariah Khusnul Fatarib mengaku bahwa  belum ada instruksi khusus dari pihak akademik mengenai hal tersebut. “saya justru belum mengetahui secara jelas mengenai rencana KRS online ini karena sejauh ini belum ada instruksi dari pihak akademik”.
Disisi lain, Kepala Puskom STAIN Jurai Siwo Metro Agus Hamdani membenarkan bahwa program tersebut memang belum dapat terlaksana dalam waktu dekat ini. “Semua hal teknis mengenai penyusunan kartu rencana studi secara online memang sudah mulai dikerjakan oleh Puskom, bahkan proses input data dari mahasiswa sudah mulai dilakukan, yakni dengan pengiriman Form Siakad oleh mahasiswa,” ujar beliau.
Dalam keteranganya, Agus Hamdani juga menjelaskan bahwa tugas Puskom dalam hal ini sendiri adalah sebagai fasilitator atau perantara saja, sementara untuk proses penerapan dan pelaksanaan sudah bukan menjadi tanggung jawab pihak Puskom sepenuhnya dan dari pihak akademik yang bekerja sama dengan Puskom sebagai penyedia program .
“Untuk teknisnya sendiri, program KRS online ini direncanakan tidak akan menggunakan sistem keamanan secara generik seperti yang digunakan oleh Perguruan Tinggi lainya, artinya mahasiswa akan mempuyai password pribadi yang tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan pihak puskom sendiri,” jelas Agus Hamdani. Ia juga menyatakan bahwa apabila semua hal  yang diperlukan sudah terpenuhi, mahasiswa yang  mempunyai data diinput secara otomatis password akan terkirim melalui email mahasiswa yang bersangkutan. Kendati begitu, proses input data dari mahasiswa masih terbatas pada siakad yang masih belum selesai sampai saat ini. Data lain yang diperlukan juga masih belum ada tindak lanjut dari pihak akademik.
Haris Setiadji selaku staf pengembangan IT Puskom STAIN berpendapat bahwa program KRS online dapat menimbulkan polemik tersendiri. “Sistem penyusunan KRS secara online dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan kecurangan dalam pengisian data apabila sistem yang digunakan tidak tepat. Untuk itu, perencanaan harus dilakukan secara matang,” Kata dia.
Pengembangan IPTEK dalam kegiatan pendidikan di lingkungan kampus semestinya memang diperlukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran dan daya saing kampus itu sendiri. Untuk itu, program KRS online yang sudah diterapkan di banyak Perguruan Tinggi di Lampung tidak ada salahnya apabila mulai dibahas secara serius oleh pihak-pihak terkait agar kelak dapat benar-benar terealisasi dan bukan hanya menjadi sekedar wacana belaka.
Terkait hal ini, banyak mahasiswa yang mengeluhkan tentang prosedur penyususan KRS, dalam pengetikan yang antri, menunggu dosen untuk bertanda tangan dan yang lebih menyulitkan ketika KHS/ IP belum keluar. “ KRS yang berlaku saat ini kurang efektif dan efisen bagi mahasiswa maupun dosen. Sehingganya KRS online sangat diperlukan bagi mahasiswa karena dapat memudahkan dan mempersingkat waktu. Juga jadwal perkuliahan tidak terhambat” jelas Panca Adi mahasiswa PBI semester IV.
           


           
Bagikan ini:
Baca Juga:  Warek I: Tidak Bisa Mengejar Terpaksa Kami Drop Out
About Author

Redaksi Kronika

Setelah ini

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *