38°C
19 April 2024
Aktual

Siapa Ketua STAIN?

  • Desember 3, 2014
  • 2 min read
  • 30 Views

Husnul Fatarib, Ph.D., (tengah), calon ketua STAIN 2015-2019 saat menyampaikan visi, misi dalam sidang senat terbuka, (3/12). Selain Husnul Fatarib, Ph.D., calon ketua lainnya (dari kiri) adalah Ida Umami, M.Pd. Kons., Dr. Aguswan Khotibul Umam, S.Ag. M.A., Drs. Mat Jalil, M.Hum., serta Prof. Enizar.

Sidang senat terbuka dalam rangka pemaparan visi, misi dan program calon ketua STAIN 2015-2019, (3/12). Dalam sidang terbuka  ini, ada lima calon yang maju untuk mencalonkan dirinya menjadi ketua STAIN 2015-2019. Para calon tersebut adalah Dr. Ida Umami, M.Pd. Kons., Dr. Aguswan Khotibul Umam, S.Ag. M.A., Husnul Fatarib Ph.D., Drs. Mat Jalil, M.Hum., serta Prof. Enizar.

Sidang ini dihadiri dosen, pegawai struktural, pengurus DEMA, DLM, dan UKM. Dalam acara ini, ada tiga sesi yang dilakukan para calon dalam pemparan visi, misi dan program. Sesi pertama adalah penyampaian visi dan misi para calon. Sesi kedua tanya jawab yang pertanyaannya diberikan oleh panelis, dan sesi ketiga pertanyaan bebs yang diajukan para calon yang diberikan kepada calon yang lain.

Dalam penyampain visi dan misinya, Ida Umami memaparkan untuk membawa STAIN menuju STAIN yang bermutu berbasis akreditasi “A” dan alih status dari STAIN menjadi IAIN. Aguswan Khotibul Umam, dalam penyampaian visinya mengatakan, sebagai pemimpin adalah model bagi bawahannya. Menjadi model yang baik bagi pegawai maupun mahasiswa.

Selanjutnya, Husnul Fatarib dalam menampaikan visi, misinya mengatakan, menjadi seorang pemimpin harus punya akar yang kuat untuk memimpin, dan harus mempunyai nilai spiritual sebagai dasar memimpin. Selain itu, ia juga menyampaikan program peningkatan mutu dalam 4 tahun. Salah satunya adalah peningkatan mutu lulusan.

Kandidat selanjutnya adalah Mat Jalil. Ia mengatakan, dosen dan mahasiswa dalam mengembangkan pengetahuan harus berdasarkan riset. Ia juga mengatakan, jika menjadi ketua STAIN, akan memimpin dengan hati, kerja-kerja dan tanpa pamrih. Sedang kandidat terakhir adalah Enizar. Dalam misinya, ia akan megembangkan keilmuan keislaman dan keindonesiaan. Selain itu, ia juga akan meningkatkan kerjasama  degan instansi luar, serta memunculkan fakultas baru setelah alih status terlaksana. Bagi Enizar, mutu adalah mutlak menjadi tuntutan.[] (Surya)

Bagikan ini:
Baca Juga:  Gelar Kegiatan Berkah Ramadan, HMJ HTNI Pererat Silaturahmi
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *