38°C
22 April 2024
Aktual Puisi

Terbungkam Amarah Merah

  • Maret 14, 2019
  • 1 min read
  • 27 Views
Terbungkam Amarah Merah

Di sepertiga malam kehidupan itu dimulai
Berjalan bersama waktu yang menentang
Perlahan, rasa itu mengukir tak karuan
Menyisakan bekas utuh yang tertahan

Bumerang itu mengoyak mengumbar darah
Di biarkan mengalir bersimbah
Sakit bukan kepalang menahan marah
Tak berdaya terbungkam yang memerah

Sebuah rasa yang tertaut dalam lembaran
Tak pernah habis bahkan selesai
Bertambah, bersambung, dan merantai
Mengait dan merobek kepercayaan

Kekuatan itu tumbuh dan kebal
Mati rasa yang tak merasa
Menjatuhkan korban hingga kehilangan
Menyayat hati menyesal telah terlepaskan

Diam menyendiri
Memilih dan menemukan kembali
Mendamba dan memuji
Hingga akhir menuju mati

Kisah yang menusuk relung hati
Semua terasa sama
Baiknya sejak dulu mengutuk senja
Perpisahan dengan awal yang indah lalu luka

Semburat jingga yang merona
Menggoda dan manjakan mata
Tak tahu malam akan menelannya
Sakit yang terjangkit dendam lama

Kau tahu aku benci perpisahan
Semua tak baik-baik saja
Aku tak baik-baik saja selama ini
Menahan siksa yang meremas borok lama

Oleh: Mey

Bagikan ini:
Baca Juga:  Tingkatkan Nilai Kebersamaan Bersama Pramuka
About Author

Redaksi Kronika

1 Comment

  • Suka puisinya

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *