Pembekalan KPM-DR Periode 2, Gandeng Dokter Beri Edukasi Covid-19 Kepada Mahasiswa
Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan Pembekalan Kuliah Pengabdian Masyarakat Dari Rumah (KPM-DR) Periode 2, dilaksanakan via Zoom Meeting dan di siarkan secara langsung di YouTube IAIN Metro, Kamis (15/07).
Dalam pembekalan tersebut terdapat dua narasumber dari luar IAIN Metro. Di antaranya Muh. Nur Syukriani Yusuf yang merupakan Dokter, Dosen, Hypnotherapis, Creator MNSY Healing Kepala Unit Balai Kesehatan Klinik Pratama Civika Universitas Negeri Gorontalo dan Sapto Kuncoro yang merupakan Koordinator Bidang Diklat dan Evaluasi Badan Pelaksana Kuliah Kerja Nyata (BPKKN) Universitas Lampung.
Aguswan, Ketua LPPM IAIN Metro dalam sambutannya mengatakan, melihat kondisi saat ini KPM lebih tepat dilaksanakan secara daring atau di desa masing-masing. Mengingat pandemi belum juga berakhir. Ditambah berlakunya PPKM Mikro yang menyebabkan penyekatan di berbagai wilayah, sehingga sulit jika memaksakan KPM dilaksanakan secara luring.
Melihat kondisi saat ini, Aguswan berharap peserta KPM-DR dapat bersatu dengan satgas Covid-19 untuk dapat mengedukasi masyarakat. Tak lupa ia mengingatkan agar saat pelaksanakan KPM-DR mahasiswa dapat mengedepankan kesejukan dan kedamaian.
Siti Nurjanah, Rektor IAIN Metro, dalam sambutannya berpesan agar mahasiswa mengikuti pembekalan tersebut dengan sungguh-sungguh, “Tema KPM kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya, jadi jangan coba menyontek dengan tahun sebelumnya karena akan salah kaprah. Teknisnya ada yang sama, tetapi substansi, materinya, dan kontennya dalam pelaksanaan KPM-DR ini akan berbeda dari tahun sebelumnya,” pesannya.
Selain itu, Rektor IAIN Metro mengimbau peserta KPM-DR agar dapat menjadi pelopor dan penggerak di desanya sendiri, “Kalau berhasil menjadi pelopor di desa sendiri maka akan bermakna untuk masyarakanya, karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain,” terangnya.
Binti Dzakiyah Solehah, Pendidikan Bahasa Arab (PBA’18) mengungkapkan sedikit kekecewaannya. Hal ini dikarenakan KPM yang dilaksanakan secara daring. Namun, ia memaklumi karena situasi yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan KPM secara luring.
“Padahal banyak mahasiswa yang berharap dilaksanakan secara offline, karna bisa langsung berkecimpung dan berkiprah di desanya, serta bersosial secara meluas pada masyarakat,” ujarnya.
Di akhir wawancara ia berpesan supaya peserta KPM-DR tetap semangat dan mematuhi protokol kesehatan, “Jangan jadikan daring sebagai ajang malas-malasan dan menyepelekan. Semoga tahun depan KPM sudah bisa dilaksanakan secara luring kembali,” harapnya.
(Reporter/Lusi/Salsa)