Gandeng Donatur Saudi Arabia, Masjid Ummul Mu’minin :Targetkan Tiga Bulan Pengerjaan
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro terus berbenah diri dengan menambah fasilitas kampus melalui pembangunan Masjid di Kampus II. Masjid ini merupakan masjid kedua di IAIN Metro setelah Masjid Adzkiya di Kampus I.
Peletakan batu pertama Masjid IAIN Metro Kampus II dilaksanakan pada 6 Juli 2024 oleh Rektor IAIN Metro, Siti Nurjanah menandai dimulainya pembangunan yang ditargetkan selesai dalam waktu tiga bulan. Hanya berselang beberapa hari, proyek pembangunan resmi dimulai pada 12 Juli 2024.
Masjid yang awalnya direncanakan bernama Raudlatul Jannah, kini telah resmi berganti nama menjadi Masjid Ummul Mu’minin Khadijah Radliyallahu ‘anha. Singkatnya, masjid ini dikenal sebagai Masjid Ummul Mu’minin.
Pembentukan panitia sendiri dengan melibatkan para tokoh eleman kampus,dimana ketua panitianya dipercayakan Wakil Dekan (Wadek) III Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Kuryani. Menurut penuturuan Kuryani pada kronika (19/07/2024) masjid tersebut nantinya akan memiliki tata letak yang menunjang kenyamanan ibadah bagi para jamaahnya. Desain masjid akan menyediakan tempat ibadah terpisah untuk putra dan putri, tempat wudhu yang memadai, serta ruang khusus bagi marbot masjid.
Sementara itu anggaran pembangunan Masjid Ummul Mukminin tidak hanya berasal dari satu pihak saja yakni dari beberapa pihak lain, akan tetapi pihak donatur terbesar berasal dari Saudi Arabia memberikan donatur berupa material secukupnya.
Selain itu,Kuryani mengngkapkan bahwa pihak kampus turut berkontribusi dengan membiayai ongkos pekerja, yang mencapai Rp. 235.000.000,-. “Dana tersebut digunakan untuk tiga bagian proses pembangunan masjid yaitu proses pertama sedari awal pembangunan hingga selesai,kemudian proses kedua merupakan pemasangan plavon masjid, dan kemudian dilanjut dengan pemasangan atap masjid hingga selesai,” jelasnya.
Kemudian, Masjid Ummul Mu’minin memiliki ukuran yang cukup luas, dengan bagian inti seluas 16 x 16 meter dan teras di bagian kanan dan kiri seluas 20 x 20 meter. Hingga saat ini dana yang terkumpul untuk pembangunan masjid telah mencapai Rp. 192.000.000,-. “Dana tersebut telah dialokasikan untuk pembuatan masjid serta perlengkapan masjid berupa karpet,” paparnya,
Lebih lanjut ia juga menyampaikan bahwa dana tersebut belum termasuk biaya pengadaan Air Conditioner (AC). Oleh karena itu, pihak kampus akan mengalokasikan dana tambahan untuk keperluan tersebut.
Tanggapan dating dari Fairuz Solekhan Mahasiswa Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI’22. Ia mengatakan bahwa pembangunan masjid di kampus II merupakan aspek penting yang harus pertimbangkan oleh pihak kampus, “Karena dengan adanya masjid di kampus II tentu akan memudahkan para mahasiswa dan pengunjung untuk beribadah dan untuk mempermudah Unit Kegitan Mahasisiwa (UKM) yang akan mengadakan kegiatan keagamaan di kampus II,” ujarnya.
Fairuz juga berharap nantinya masjid tersebut memiliki fasilitas yang lengkap dan ia juga mengusulkan agar beberapa orang ditugaskan untuk menjaga keamanan, kebersihan, dan memelihara fasilitas masjid di kampus, “Agar dapat selalu berfungsi dengan baik sehingga dapat memudakan beribadah dan mendukung kegiatan keagamaan di kampus,” tambahnya.
Tanggapan lain datang dari Khoirotun Hisan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI’22) ia sangat mendukung adanya pembangunan masjid baru di lingkungan kampus II. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan sosial dan spiritual bagi seluruh civitas academica.
“Dengan adanya masjid yang lebih besar dan nyaman, kita dapat mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, seminar, dan diskusi yang dapat memperkaya pengalaman belajar kita. Selain itu, masjid juga dapat menjadi tempat untuk mempererat silaturahmi antar mahasiswa dari berbagai latar belakang,” harapnya.
(Reporter/Aina/Zaki)
