Sudah sejak beberapa minggu lalu, mahasiswa dan unsur pendidik di Universitas Islam Negeri Jurai Siwo Lampung (UIN Jusila) dibuat bertanya-tanya mengenai kejelasan kegiatan akreditasi kampus yang telah lama dinantikan. Berbagai persiapan telah dilakukan guna menyambut tim asesor yang dijadwalkan akan berkunjung dalam beberapa minggu terakhir.
Perlu diketahui, tim asesor adalah pihak yang ditunjuk oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) atau Lembaga Akreditasi Mandiri (LAM) untuk melakukan asesmen lapangan (AL). Asesmen ini merupakan tahapan penilaian utama dalam proses akreditasi guna memberikan rekomendasi terhadap status akreditasi suatu program studi atau institusi.
Namun hingga saat ini, tim asesor dari BAN-PT tersebut belum juga memberikan kabar terbaru terkait kunjungannya ke kampus UIN Jusila. Apa yang menghambat kedatangan tim asesor? Mungkinkah terdapat kendala teknis dari pihak kampus?
Dalam wawancaranya, Kronika menemui Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Dedi Irwansyah, guna mencari kejelasan. Ia menerangkan bahwa pihak kampus telah menyelesaikan berbagai berkas administrasi yang dibutuhkan. Saat ini, tahap akreditasi telah sampai pada proses visitasi lapangan yang akan dilakukan oleh tim asesor, “Borang itu dokumen, dokumen yang akan dinilai oleh pihak badan akreditasi. Kita sudah kumpulkan dan kita bisa lacak itu melalui sistem sampai mana,” terangnya (18-07-2025).
Meski demikian, ia menambahkan bahwa jadwal kedatangan tim asesor adalah sesuatu yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak kampus. Tim asesor yang umumnya terdiri dari jajaran profesor, sering kali kesulitan menemukan waktu yang sama untuk melakukan visitasi, “Karena biasanya asesor itu terdiri dari profesor-profesor yang mereka sudah punya jadwal. Sudah punya jadwal seminar, kadang-kadang yang tidak bisa,” jelasnya.
Visitasi yang sedianya dilaksanakan sejak tiga minggu lalu, tertunda hingga kini akibat kendala tersebut. Pihak kampus UIN Jusila yang seharusnya menerima pemberitahuan jadwal kedatangan telah melakukan berbagai persiapan sejak jauh-jauh hari. Mulai dari pembersihan lingkungan kampus hingga pelarangan penggunaan Gedung Academic Center (GAC) yang dipersiapkan sebagai titik penyambutan para asesor, “Sebenarnya sudah dari tiga minggu yang lalu kita siap-siap, kerja bakti dan mempercantik kampus. Termasuk kemarin misalnya, kami pikir, sih, Minggu kemarin ya. Banyak orang yang mau pakai GAC. Kami ‘jangan’. Karena memang kita sedang bersiap,” imbuhnya.
Sebagai Warek I, Dedi Irwansyah juga telah dua kali mendatangi pihak asesor di Jakarta guna menanyakan kejelasan perihal visitasi ini. Namun, semuanya tetap bergantung pada persetujuan jadwal temu dari tim asesor, yang berada di luar kendali pihak kampus, “Karena ini sistem, silakan ditunggu saja. Ini melibatkan banyak orang, jadi memang kesepakatan banyak pihak,” tambahnya.
Meskipun terdapat kendala dalam agenda visitasi ini, Dedi tetap mengharapkan hasil terbaik untuk akreditasi kampus, termasuk mempersiapkan kemungkinan-kemungkinan jika terjadi kendala teknis yang tak diharapkan, “Kami selalu berusaha mengharapkan yang terbaik. Saat yang sama kami persiapkan hal yang terburuk. Kita ingin undur, tapi misalnya ada kendala-kendala teknis ya kita harus siap.”
Tanggapan datang dari Thusy Siti Reihani, salah satu mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). Menurutnya, kendala utama dalam akreditasi yakni penyelarasan jadwal tim asesor, memang tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh pihak kampus, namun kesiapan lembaga dalam melengkapi dokumen dan kebutuhan akreditasi adalah hal yang lebih penting, “Selama semua dokumen dan kebutuhan akreditasi sudah disiapkan dengan baik, maka ketika tim asesor akhirnya datang, prosesnya bisa langsung berjalan lancar,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kegiatan akreditasi tersebut, terutama bagi reputasi institusi. Oleh karena itu, ia berharap pihak kampus dapat lebih terbuka dalam menyampaikan informasi terkait perkembangan akreditasi, “Pihak kampus bisa terus memberikan informasi secara terbuka terkait perkembangan akreditasi ini, agar mahasiswa juga merasa dilibatkan dan mengetahui sejauh mana progresnya,” tambahnya.
Sebagai mahasiswa yang juga menunggu hasil akreditasi, ia berharap tim asesor dapat segera menemukan jadwal yang sesuai dan memulai proses akreditasi secepatnya, “Semoga semua berjalan lancar dan hasilnya membawa dampak positif untuk kampus kita bersama,” pungkasnya.
Kampus yang saat ini tengah berada dalam masa transisi dari IAIN Metro menjadi UIN Jusila sedang gencar mempersiapkan diri untuk memperbarui status akreditasi institusinya. Kegiatan penting yang telah dimulai sejak beberapa minggu lalu nyatanya masih terkendala oleh hal-hal teknis, seperti sulitnya penjadwalan tim asesor. Kendati demikian, pihak kampus tetap berkomitmen untuk terus mengupayakan yang terbaik dan bersiap menghadapi berbagai kemungkinan di masa mendatang.
(Reporter/Adisti)