Kronika

Pariwisata

‘Lobang Jepang’ Saksi Bisu Penderitaan ‘Romusa’

  • Februari 3, 2017
  • 6 min read
  • 100 Views

 

Mobil bus melaju dengan kecepatan sedang, membawa kami ke objek wisata yang ada di Bukit Tinggi. Jalan yang berliku-liku menjadi ciri khas Kota Bukit Tinggi, serta pepohonan yang begitu rindang menambah pesona Kota Bukit Tinggi.  10 Oktober 2016, saat arloji yang melingkar ditangan menunjukkan angka 11.05 saya bersama rombongan sampai di tempat wisata Panorama Ngarai Sianok, Bukit Tinggi.

Sebelumnya kami mengunjungi tempat wisata Jam Gadang yang menjadi  icon kota Padang, Sumatera Barat. Bangunan yang tinggi disertai dengan cat berwana putih perpaduan hitam menambah keindahan Jam Gadang yang berdiri kokoh dan elegan. Walaupun bangunan nan indah itu beridiri kokoh, tetapi pengunjung dilarang untuk masuk kedalam bangunan. Pemerintah daerah Padang begitu menjaga icon Padang tersebut sehingga hanya orang-orang tertentu yang diizinkan masuk. Tetapi hal tersebut tak sedikitpun  mengurangi keindahan dari Jam Gadang yang elok untuk dipandang berlama-lama.

Selesai berkunjung di Jam Gadang, kami langsung bergegas menuju tempat wisata selanjutnya, yaps seperti yang saya utarakan tadi, Panorama Ngarai Sianok objek wisata selanjutnya. Disebut dengan Ngarai Sianok karena Ngarai dalam bahasa Minang berarti tebing dan Sianok itu nama tebing, jadi ngarai Sianok adalah tebing Sianok. Dalam objek wisata Panorama Ngarai Sianok ini terdapat dua objek wisata sekaligus. Objek wisata pertama yakni view Ngarai Sianok dan juga Lobang Jepang.

Dibawah Ngarai Sianok jika dilihat seperti terdapat hamparan pasir putih yang begitu indah. Tebing yang tinggi juga berwarna putih seperti pasir bercampur batu alam. Sehingga keindahannya terlihat jelas, dilengkapi juga dengan  pohon-pohon disekeliling tebing yang berwarna hijau dan terlihat rimbun. Terdapat juga gunung yang menjulang tinggi disebrang tebing, sehingga menambah keindahan dari Ngarai Sianok .

Baca Juga:  Majalah Kronika Edisi 32

Beralih dari Ngarai sianok, kami menyusuri jalan menuju Lobang Jepang. Kami harus melewati sejumlah anak tangga yang menghantarkan kami ke Lobang Jepang. Setelah sampai kelobang jepang, saya tidak melihat sedikitpun keindahan disitu, hanya anak tangga yang begitu banyak  yang dapat dilihat mata. Setelah muncul banyak pertanyaan tentang Lobang Jepang, datanglah tourguide bernama Nendra yang akan memandu perjalanan kami mengelilingi Lobang Jepang. Disebut dengan Lobang  Jepang karena bangunan seperti gua yang berada dibawah tanah ini adalah peninggalan orang Jepang pada perang dunia II tahun yang dibangun pada tahun 1942 sampai 1945.

Dahulunya Lobang Jepang tidak diketahui keberadaanya, setelah ditemukan pada tahun 1946 Lobang Jepang direnovasi dan dibuka sebagai objek wisata pada tanggal 11 maret 1986 yang diresmikan oleh Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Fuad Hasan. Sudah 36 tahun dijadikan objek wisata, walaupun terbilang bangunan cukup tua tetapi Lobang Jepang tidak pernah mengalami kerusakan. Bahkan saat Kota Padang terkena gempa pada tahun 2009 dengan goncangan 7,6SR, Lobang Jepang tidak mengalami kerusakan sedikitpun, tetapi hanya bergetar saja. Sungguh bangunan yang begitu kokoh, kemudian dengan adanya Lobang Jepang semakin memperjelas kegeniusan orang Jepang saat itu.

Panjang dari Lobang Jepang mencapai 1.470 meter dan berada 40 meter dibawah tanah. Lobang Jepang memiliki 21 lorong dan dari kesemuanya saling tembus satu sama lain. Lorong tersebut dintaranya terdiri dari 6 lorong untuk gudang senjata, 2 lorong untuk  ruang makan, 1 lorong untuk ruang sidang dan yang terakhir 12 lorong digunakan Jepang untuk ruang tempat tidur.

Saat kita berada didalam Lobang Jepang, akan terasa aneh karena kita akan merasakan udara justru terasa dari arah belakang bukan dari depan. Hal itu terjadi karena didalam Lobang jepang terdapat 6 fentilasi udara, dan udara dari setiap fentilasi berkumpul jadi satu lalu menyebar. Maka udara akan terasa dari belakang bukan dari depan. Arsitek Lobang Jepang juga didesain dengan tembok berlubang-lubang disetiap sisinya, hal ini bertujuan agar membuat Lobang Jepang kedap suara. Jadi saat Jepang menembak romusa tidak akan ada yang mendengar suara tembakan, dan keberadaan Jepang tidak akan diketahui oleh siapapun termasuk musuh Jepang saat itu.

Baca Juga:  Majalah Kronika Edisi 35 2022

Dibalik dahsyatnya dan rahasia yang dimiliki Lobang Jepang, banyak yang telah berhasil terpecahkan oleh warga Bukit Tinggi, tetapi  ada 2 rahasia yang sampai saat ini belum terpecahkan. Rahasia yang pertama yakni tidak diketahui berapa ribu romusa yang meninggal di Lobang Jepang, kemudian yang kedua adalah pasir hasil galian dibuang kemana, karena dengan panjang dan kedalaman Lobang Jepang pasti akan menghasilkan ratusan kubik pasir saat itu. Tidak mungkin pasir tersebut dibuang ke jurang, karena jika sampai dibuang di jurang maka keberadaan Jepang pasti akan diketahui warga sekitar.  Dua rahasia tersebut yang sampai saat ini belum dapat dipecahkan.

Sebenarnya di Kota Bukit Tinggi terdapat 15 titik lobang seperti Lobang Jepang. Dari ke 15 Lobang itu diprediksi akan dijadikan menjadi satu jalur, sehingga semuanya akan terhubung. Selain di Bukit Tinggi ada juga Lobang di daerah lain, yakni tedapat di Bandung yang bernama Lobang Bopakar dan juga terdapat di Irian Jaya. Tetapi di Bukit Tinggi lah Lobang yang paling panjang dan juga menjadi satu-satunya Lobang yang dijadikan objek wisata.

Dalam Lobang Jepang terdapat 132 buah anak tangga, cukup lelah memang untuk melalui anak tangga sebanyak itu, tetapi semua akan terbayar saat kita telah masuk kedalam. Pendapat saya diawalpun musnah setelah saya sampai kedalam. Lelah menuruni anak tangga, dan sempat dibuat bingung kareana diawal tidak menemukan keindahan sedikitpun. Tetapi semua terbayar sesaat sampai didalam dan menyaksikan begitu cerdasnya bangsa Jepang saat itu. Hal yang tidak terfikirkan oleh orang-orang, membuat lubang yang kokoh bahkan tidak akan hancur walaupun terkena bom dan hanya bergeta saat terkena guncangan. Tempat yang gelap dan bau tanah yang begitu terasa dihidung tidak mengurangi rasa kagum terhadap kecerdasan orang Jepang saat itu.

Baca Juga:  Jelajah Wisata Tanggamus

Laki-laki yang telah bekerja selama 21 tahun sebagai tourguide  itu menjelaskan bahwa setiap romusa yang meninggal, baik karena dibunuh atau meninggal karena kelaparan semuanya dibuang ke jurang. Dengan begitu Lobang Jepang menjadi saksi bisu kekejian Jepang terhadap warga Indonesia saat itu.

Setelah Jepang kalah dan Hirosima juga Nagasaki berhasil di Bom oleh sekutu, Jepang meninggalkan Indonesia dan kembali ke Jepang. Karena terburu-buru untuk kembali ke Jepang, sampai-sampai sandal mereka ada yang tertinggal. Bahkan hingga saat ini diproduksi oleh warga Indonesia dan orang Minang mengenalnya dengan sandal Jepang. Tetapi warga Lampung mengenalnya dengan nama sandal Swallow.

Tak akan ada habisnya jika berbicara tentang Lobang Jepang. Ya, objek wisata dengan sejuta ceritanya membuat pengunjung terkagum-kagum dengan sejarahnya. Bahkan pengunjung tak henti-henti dibuatnya mengucapkan kata “cerdas sekali, menakjubkan”, karena hal yang begitu genius yang tidak difikirkan oleh negara lain.

Lobang Jepang menjadi pelajaran untuk semua, bahwa menjadi cerdas, dan kreatif itu tidak akan terkendala oleh umur, tempat ataupun tekanan. Terus semangat untuk mahasiswa Indonesia, karena perubahan negara ada ditangan kita, karena mahasiswa adalah agent of change.(Umaroh)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *