Oleh Edi Purnomo
Ditengah ramainya aktivitas kampus, seorang laki-laki yang tengah duduk ini pernah mendapat juara 3 lomba pidato bahasa arab saat duduk di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Laki-laki berkaca mata ini telag ditinggal kedua orang tuanya sejak duduk dibangku kelas Sekolah Dasar (SD). Segala macam cobaan telah dilewatina. Kekurangan bukan menjadi penghalang untuk menempuh pendidikan dan bukan pula menjadi penghalang untuk menempuh kesuksesan.
Hal itu yang selalu menjadi motivasi laki-laki bermata sipit. Dialah Kafabih. Laki-laki yang bukan berasal dari keluarga kaya yang serba ada ini memiliki perjalanan hidup yang yang cukup sulit. Sebelum kedua orang tua Kafabih dipanggil menghadap Sang Pencipta. Tidak adanya sanak saudara di Indramayu, Jawa Barat akhirnya Kafabih diajak saudaranya pindah ke Kota Metro dan akhirnya menempuh pendidikan Kota Metro hingga saat ini. Sejak tinggal di Kota Metro Kafabih membantu Pamannya berjualan Ketoprak di Lapangan Merdeka. Kafabih dapat bersekolah dengan biaya dari Pamannya. Kegiatannya membantu pamannya berjualan itu dia lakukan setiap pulang sekolah, dan dilakukan setiap hari.
Keadaan ekonomi Kafabih sangatlah tidak menjamin untuk keperluan hidup bahkan tidak meyakinkan untuk melanjutkan pendidikan, tetapi allah selalu memberi jalan dengan bantuan saudara yang di lampung kafabih bisa melanjutkan pendidikan. Pamannya lah yang membiayai pendidikan Kafabih hingga tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Walaupun begitu Kafabih bertekat melanjutkan lagi pendidikannya hingga kuliah. “ Saya daftar kuliah dan juga daftar Bidikmisi, dribantuin dan alhamdulillah beasiswa Bidikmisinya dapat,” Ujar Kafabih. Memang benar, jika kakak itu berhasil maka adik pun akan mengikuti. Sebelum kafabih mendapatkan beasiswa Bidikmisi, kakaknya Faisal Abdau lah saat kuliah dahulu mendapatkan Beasiswa Bidikmisi juga. “segala persiapan dibantu oleh kakak, dan kakaklah yang mengajarkan bagaimana cara mendapat beasiswa Bidikmisi, “ jelas Kafabih.
Mahasiswa yang tengah duduk di semester 7 Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ini seorang pekerja keras. Untuk membiayai pendidikannya kafabih rela membantu pamannya berjualan ketoprak setiap pulang kuliah. “Kebutuhan kan banyak, tidak cukup jika mengandalkan dana Bidikmisi,” tambahnya.
Laki-laki yang lahir pada 30 November 1995 silam mempunyai motto think big, do big, biggy now. Bahkan dari kecil kafabih sudah mendapat cobaan yang sangat berat tetapi dari cobaan tersebut selalu dianggap sebagai cobaan yang hikmahnya lebih besar dari cobaan tersebut. Setiap cobaan pasti tidak melebihi kemampuan diri kita, itulah kata kata yang di ungkapkan oleh laki-laki yang semangatnya sangat tinggi. Perjuangan yang tinggi hasil pasti akan tinggi pula itulah pegangan Kafabih umtuk melakukan mimpinya.
Mimpi terbesarnya saat ini adalah dapat meljutkan kuliah kejenjang yang lebih tinggi “bermimpi melanjutkan kuliah hingga S2 bahkan sampai S3. Memang berat untuk bisa meraih mimpi tersebut tetapi keyakinan dan tekad dan keyakinan dunia pun bisa ditaklukkan apalagi hanya pendidikan,” lugasnya. “Selalu berfikir positif melihat sesuatu kejadian, karna dibalik suatu kejadian itu adalah pembelajaran bagi kita dan semua itu membuat kita tidak mudah putus asa,” ujarnya. Mendekatlah pada yang maha kuasa dan selalu berdoalah yang doa tersebut diselingi dengan usaha sehingga apa yang kita inginkan di mudahkan oleh Allah SAW. Kafabih berpesan diakhir perbincangan buatlah keterbatasan menjadi pacuan semangat untuk memperoleh kajayaan.