Kronika

Aktual

Pembangunan Fly Over Digadang-gadang Habiskan Dana 800 Juta

  • Oktober 10, 2017
  • 6 min read
  • 90 Views
Pembangunan Fly Over Digadang-gadang Habiskan Dana 800 Juta

Enizar: Dana pembangunan tangga rektorat sudah di usulkan setahun (tahun 2016.,red) yang lalu.

Oleh: Fahri, Ririn, Muly, Umaroh

IAIN;<KRONIKA>; Akhir-akhir ini IAIN Metro disibukkan dengan pembangunan fly over yang lebih layak disebut renovasi tangga gedung rektorat. Pembangunan tangga rektorat ini didampingi oleh Tim Pengawal dan Pengaman Pemerintahan Daerah (TP4D) Kejaksaan Negeri Kota Metro. Pembangunan yang dicanangkan menghabiskan dana sekitar 800 juta ini diperkirakan akan selesai selama 75 hari.

Renovasi tangga rektorat di tahun ini berjalan beriringan dengan bertambahnya kuota mahasiswa IAIN Metro sehingga menjadi perhatian berbagai kalangan, mulai dari dosen hingga mahasiswa. Pasalnya lokal pembelajaran dan sarana pendukung kuliah banyak yang tidak berfungsi dengan baik. Seperti yang disampaikan Ahmad Madzkur, dosen IAIN Metro bahwa ia menilai pembangunan fly over sedikit mengesampingkan yang lebih penting. “Saya sepenuhnya sadar bahwa tiap pembangunan di Kampus ini baik fisik maupun non-fisik merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas kampus, termasuk pembangunan fly over. Namun terkadang kita kurang tepat dalam membuat skala prioritas, mana dulu yang mau didahulukan. Mengingat masih banyak fasilitas kampus yang kurang, misalnya yang paling penting adalah kelas dan ketersediaan fasilitas mengajarnya, serta lab-lab praktik yang masih minim di kampus kita ini. Bagi saya, kelas adalah bagian terpenting dari sebuah lembaga pendidikan,” ujarnya saat diwawancara via whatsapp. Senada dengan Ahmad Madzkur, Ratna Wulandari (ESy/VII) saat diwawancara via whatsapp mengatakan bahwa seharusnya penuhi terlebih dahulu fasilitas belajar mengajar, “Pembangunan fly over menurut saya kurang efisien. Jika pembangunan itu digunakan untuk membangun gedung baru si bisa saja. Tapi jika memperbaiki lagi yang sudah ada itu kurang bermanfaat. Akan lebih bermanfaat jika pendanaannya dialihkan untuk memenuhi falititas belajar mengajar terlebih dahulu”. Sama halnya dengan Ratna, Zainal Ikhwan (PBA/V) mengatakan seharusnya itu didahulukan penyediaan fasilitas, “Sebenarnya fine-fine aja, tapi seharusnya itu didahulukan penyediaan fasilitas belajar mengajar. Kan disini kuliah, pengennya belajar dengan nyaman”.

Baca Juga:  Festival Muhafadhoh se-Lampung II

Menanggapi hal tersebut, Mukhtar Hadi, Wakil Rektor II bagian Keuangan mengatakan semua sedang dalam proses untuk pengadaan, “Semuanya berjalan, kelas dan sarana juga sedang kita usahakan, memang pake proses ya, jadi kalo ada keluhan LCD ada yang mati, bukan tidak dipikirkan,tapi sekarang sedang proses untuk pengadaan itu,” ujar Mukhtar Hadi. Enizar, Rektor IAIN Metro mengatakan bahwa semua dana berasal dari negara, “Kalo masalah fasilitas pembelajaran yang rusak tentu saja karena ini dibiayai negara apapun kepentingannya kalo masih ada dana ya kita perbaiki, kalo enggak ada yang nunggu tahun depan. Apa yang kita perlukan setahun sebelumnya sudah kita usulkan. Kalo dalam perjalan rusak, ini nanti kalo sudah ada revisi anggaran. kalo bisa semua sarana yang diharapkan fakultas jika di acc pusat maka itu akan bisa kita penuhi. Jadi bisa perbaiki kipas yang rusak dan sarana belajar lain yang rusak, tapi itu masih usul revisi anggaran,” tegas Enizar.

Enizar juga menambahkan bahwa pembangunan tangga rektorat bukan hanya lebih mengutamakan satu sisi (salah satu pihak.,red) kemudian mengabaikan sisi lainnya. “Kita kan sekarang juga sedang membangun lokal di Kampus 2. Alasan yang pertama, semua tamu menjerit melihat tangga kita yang terlalu tinggi mungkin kalau kalian seneng bisa selfie-selfie, waktu DPR komisi VIII menjerit (kelelahan.,red) dia, ibu pun ndak pernah lewat situ, meski sudah ada pegangan. Kedua, untuk memudahkan lah, memberikan pelayanan terbaik, terutama untuk usia yang sudah di atas 40 tahun, semua tamu yang naik enggak ada yang enggak ngos-ngosan,” tambahnya. Serupa dengan Enizar, menurut Mukhtar pembangunan tangga rektorat tidak mengesampingkan perbaikan sarana perkuliahan. “Saya kira semua sarana dan prasarana yang ada di kampus kita harus dilihat dengan kaca mata yang proporsional, semua menjadi prioritas, baik itu untuk pembelaran maupun perkantoran,” lugasnya.

Ahmad Madzkur juga menambahkan bahwa setiap pembangunan kampus semestinya ada sosialisasi agar semua elemen civitas akademika  memahami secara proporsional, “Oleh karena itu, sosialisasi tentang mengapa kita butuh fly over, saya kira perlu dilakukan agar semua civitas akademika dapat memahaminya”. Menurut Enizar skala prioritas antara administrasi dan pembelajaran adalah sama pentingnya, karena kedua komponen itu merupakan penunjang suksesnya kegiatan kampus. “Kecuali tempat duduk Rektor cari yang mewah, ruang tamu yang mewah, mungkin boleh lah di komplen tapi selama yang dibangun adalah sarana untuk melayani kepentingan mahasiswa dan masyarakat yang perlu dengan kampus kita. Jadi administrasi dengan perkuliahan itu sama pentingnya. Makanya kita enggak mementingkan mana yang duluan, tapi barengan, kelas kita bangun kantor juga kita bangun,” tegas Enizar.

Baca Juga:  Menanti Catatan Permasalahan Muhima Fakultas Syariah

Kegiatan pembangunan itu merupakan usulan tahun 2016 namun dapat terealisasi di tahun ini. “Kan Sistem anggaran kita memang seperti itu, kegiatan tahun depan kita usulkan tahun ini, sama yang kita laksanakan ini sudah usulan tahun 2016, dibahas di DPR dan pemerintah pusat pada tahun lalu, kemudian disetujui baru terealisasi sekarang, bukan tiba-tiba kita munculkan, ”ujar Mukhtar Hadi saat diwawancara mengenai sumber dana. “Dana pembangunan tangga rektorat sudah di usulkan setahun (tahun 2016.,red) yang lalu,” tegas Enizar.

Sebenarnya pertimbangan pembangunan fly over dengan mendengarkan saran dari para tamu yang pernah berkunjung ke IAIN Metro, seperti Walikota, Wakil Wali Kota bahkan DPR. Dalam wawancaranya Enizar mengatakan bahwa semua tamu kita menjerit (kelelahan.,red) saat melewati tangga rektorat, “Tujuannya bukan untuk mewah-mewah, karena semua tamu kita menjerit, selalu ngos-ngosan saat naik tangga, makanya kemarin menteri yang berkunjung kita lewatkan bawah, lewat dapur, kan enggak boleh tuh, karena menurut ajaran Islam tamu itu harus lewat depan enggak boleh lewat belakang”. Serupa dengan Enizar, Mukhtar mengatakan proyek ini dilaksanakan atas dasar berbagai pertimbangan, salah satunya karena tangga yang terlalu tinggi sehingga tidak ramah gender. Terutama bagi mereka lansia atau ibu-ibu yang susah saat menaiki tangga, sehingga nanti akan memudahkan akses ke lantai dua.

Ahmad Madzkur berharap agar pembangunan kampus dapat merata demi menunjang efektivitas kegiatan kampus. “Harapan saya pembangunan kampus merata dan jika dananya terbatas sebaiknya diprioritaskan untuk pembangunan fasilitas belajar mengajar, juga fasilitas praktik mahasiswa dengan latar belakang berbagai keilmuan. Agar basis sosio-eco-techo-preneurship dapat terealisasikan,” harapnya. Lain halnya dengan Ahmad, Bahari Aziz (PAI/III) mengatakan jika dana it nimal mungkin, terus dana yang sisa di pergunakan untuk perbaikan fasilitas, terus untuk laporan u ada proposalnya maka untukpembangunan buatlah seminimal mungkin sisanya untuk fasilitas kampus, “Ya kalau dana itu proposalnya memang di buat fly over, terus itu juga bukan dana dari lembaga kampus akan tetapi dana itu turun dari pemerintah untuk pembuatan fly over ya sebisa mungkin fly over tetap ada di bangun dengan dana yang semi penggunaan dananya dibuat sesuai rancangan anggaran biaya yang tertera di proposal, Kebutuhan itu harus di utamakan daripada kepentingan”. Selain itu Ratna berharap agar pihak lembaga jangan terlalu banyak menanam beton, “Jangan terlalu banyak menanam beton kalau bisa. Karena di terotoar depan kampus itu sudah banyak yang ambles. Jadi coba dikasih sela untuk beberapa lahan agar tanahnya dapat ditanami pohon atau rumput hias”.

Baca Juga:  HMJ PbS Adakan Sosialisasi Progja Unggulan

Mukhtar berharap agar proses pembangunan berjalan lancar, mendapatkan hasil yang harapkan, dan selesai tepat waktu serta memiliki manfaat untuk masyarakat kampus. Enizar juga berharap, semua sarana yang dibutuhkan fakultas bisa terpenuhi seluruhnya. “Inginnya sih semua yang kita butuhkan dipenuhi. Dana itu kan ditanggung oleh negara, maka ya seberapa yang diberikan oleh negara kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Setiap tahun kita mengusul, 2018 nanti juga ada pembangunan lagi di Kampus 2,” jelasnya. Di akhir wawancara Enizar berpesan bahwa setiap pembangunan kampus selalu memprioritaskan segala bidang baik administrasi maupun perkuliahan. “Yang perlu digaris bawahi kita tidak lebih  mengutamakan yang satu tapi membarengkan,” tutur Enizar mengakhiri.

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *