Sekelompok mahasiswa kembali melakukan aksi kongres Dema Institut yang dinilai tidak transparanan, Kamis (16/11). Awalnya sekelompok mahasiswa berjalan mengelilingi kampus IAIN Metro, sebelum akhirnya berhenti di pojok Gedung Rektorat.
Aksi ini kembali dilakukan karena tututan mereka tidak digubris oleh Ida Umami, Warek III. Selama 2 jam mahasiswa melakukan aksi di pojok Gedung Rektorat dan meminta Warek III untuk keluar menemui mereka. Namun karena tak kunjung ditemui, akhirnya mereka maju menuju pintu masuk gedung lewat pintu di parkiran Gedung Rektorat. Namun Ida Umami tak kunjung muncul untuk menemui mahasiswa.
Sempat terjadi adu argumen antara mahasiswa aksi dengan petugas keamanan setempat dikarenakan mahasiswa dihadang agar tidak masuk kedalam gedung rektorat untuk menemui Warek III. Khoirul Aji Bangsawan, Korlap memaparkan bahwa aksi ini dilakukan sebagai lanjutan dari aksi kemarin terkait kongres yang tidak berjalan sesuai aturan. ” Kemudian ada korban pemukulan dari saudara muklis terhadap saudara wahyu juga,” Ujar Khorul.
“Saya berharap agar Warek III untuk mempertanggung jawabkan dan menindak lanjuti hal ini serta harus bisa tegas,” tambahnya.Setelah lama menunggu Warek III yang tak kunjung datang, akhirnya Rektor IAIN Metro, Enizar bersama WarekI , Suhairi turun untuk menemui mahasiswa aksi. Enizar mengatakan siap untuk mendengarkan dan memberikan penjelasan serta melakukan koordinasi dengan Ida Umami, tetapi untuk tiga hari kedepan agar bersabar, karena IAIN Metro akan kedatangan tim accessor dari BAN-PT. “Selanjutnya kami akan mengusahakan untuk menindak lanjuti uneg-uneg kalian,” tambah Enizar.
“Hari ini kami dibatasi oleh aturan-aturan yang dibuat oleh Ida Umami, karena Ormawa harus sesuai dengan persyaratan yang telah ia buat, sehingga harus dilakukan pengkajian ulang mengenai aturan-aturan tersebut bersama seluruh mahasiswa,” timpal Medy kepada Enizar saat berorasi.
Hingga akhirnya mahasiswa aksi setuju untuk 3 hari kedepan tidak kembali melakukan aksi. “Kami (mahasiswa aksi.,red) meminta jaminan agar pihak lembaga memberikan forum dalam pengkajian ulang tersebut dapat terlaksana. Jaminan tersebut berupa surat pernyataan yang ditantada tangani Rektor untuk dilakukaannya peninjauan ulang setelah proses akreditasi kampus selesai,” lontar salah satu mahasiswa aksi. Enizar dan Warek I mengamini permintaan para mahasiswa aksi. “Diharapkan nantinya ketika dilaksanakan pengkajian ulang tersebut tidak ada sikap anarkis dari pihak manapun agar semuanya berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan,” tambah Suhairi di akhir perbincangan.
Reporter/Windy, Fahri, Falah