IAIN Metro memberangkatkan Ikatan Keluarga Besar Mahasiswa Bidikmisi (Ikabim) menuju tiga negara, diantaranya Singapura, Malaysia dan Thailand dalam kegiatan Student Mobility Program (SMP), Minggu (11/03).
Kegiatan ini baru saja diluncurkan dan menjadi prioritas besar bagi Kementerian Agama. SMP akan dilaksanakan selama satu minggu, terhitung dari tanggal 11 Maret 2018 sampai 17 Maret 2018. Sebanyak 72 mahasiswa Bidikmisi angkatan 2014 dan 2015 serta 9 orang pendamping yang akan berangkat ke tiga negara kali ini.
Program ini bertujuan agar mahasiswa Bidikmisi memperoleh pengetahuan tentang dunia luar, memiliki pandangan yang luas, mengetahui budaya-budaya serta praktik-praktik pendidikan di negara lain. Hal ini terkait dengan pencanangan 5.000 mahasiswa luar negeri yang akan datang ke Indonesia. “Kemungkinan tahun ini IAIN Metro akan memperoleh data mahasiswa dari luar negeri. Kira-kira sebanyak 20 orang mahasiswa dari luar negeri akan kuliah di IAIN Metro ini,”ujar Ida Umami, Wakil Rektor III IAIN Metro.
Selain itu, kegiatan ini melingkupi bidang Pengembangan Kemahasiswaan dan Kerjasama Luar Negeri. Semua bidang ini telah tercantum dalam sel akreditasi. Sel akreditasi mensyaratkan adanya MoU dari luar negeri, bahkan sampai ketindaklanjutan MoU.
SMP merupakan tindak lanjut hasil MoU yang selama ini sudah dijalin dengan beberapa negara dan pelaksanaannya bukan hanya pada tataran Student Mobility Program (SMP) saja, tetapi juga pada tataran praktik KKN atau KPM bersama.
Terkait biaya keberangkatan ini menggunakan uang tabungan pembinaan yang dikelola oleh mahasiswa Bidikmisi itu sendiri. “Biaya untuk dosen itu memang sementara dicairkan dari anggaran pendampingan kemahasiswaan, walaupun itu masih dalam proses ya. Kemudian untuk mahasiswa itu memang mereka menabung. Tabungannya dikelola sendiri oleh mahasiswa Bidikmisi. Untuk keuangan mahasiswa dari MoU sampai transport dan hal-hal lain itu dikelola oleh mahasiswa bidikmisi sendiri, sedangkan untuk dosen itu dikeluarkan dari anggaran yang berbeda,” jelas Ida.
Ida Umami berharap, mahasiswa memiliki gambaran mengenai pengembangan potensi diri terutama terkait dengan masa globalisasi. “Mahasiswa memiliki wawasan yang luas tentang negara sendiri dan negara orang lain. Minimal negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia dan Thailand. Wawasan ini penting karena selain untuk mengetahui budaya lain, saya berharap mahasiswa ini juga akan memiliki kebanggaan terhadap bangsanya sendiri,” tambahnya.
Ida mengatakan mahasiswa perlu pengembangan potensi diri. “Kita tahu bahwa Malaysia dan negara lain, dulunya juga banyak berguru kepada Indonesia. Setelah pulang dari luar negeri mahasiswa memiliki gambaran, perlunya pengembangan potensi diri, terutama terkait dengan masa globalisasi. Sebentar lagi Indonesia akan dibanjiri oleh mahasiswa hampir dari seluruh dunia, karena mereka secara bebas bisa kuliah di Indonesia,”tangkasnya.
Muhammad Syafeul Anam (AS/VIII), Ketua Umum Ikabim berharap, SMP bisa menghasilkan pengalaman dan memberikan pelajaran bagi kehidupan, materil dan formal. “Program ini lumayan bagus, karena dari Kementrian Agama sendiri sudah launching kemarin. Student Mobality Program ini akan bisa memberikan nilai tersendiri bagi mahasiswa yang ingin mencari pengalaman lebih dalam, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga di luar negeri. Maka dari itu, kita berharap, program ini bisa menghasilkan pengalaman yang memberikan pelajaran bagi hidup, pelajaran bagi materil dan formal untuk kita semua,” ujarnya.
Selain itu, Tri Komariyah (TBI/VI) menyatakan, bersyukur dan senang dengan adanya program ini. “Saya senang sekali. Ini adalah suatu hal yang luar biasa. Saya bersyukur tentunya, karena ini hal yang baru. Semoga kita bisa mengambil inspirasi atau pengalaman baik untuk ke depannya,” ujarnya. Tri berharap, mahasiswa Bidikmisi lebih memiliki skill, pengetahuan dan pengalaman lebih dari mahasiswa lain.(Reporter/Dewi)