Kronika

Aktual Kampus Kota Metro

Diduga Melakukan Intimidasi dan Kesewenangan Kebijakan, Warek Hingga Rektor Temui Demonstran

  • April 2, 2018
  • 5 min read
  • 97 Views
Diduga Melakukan Intimidasi dan Kesewenangan Kebijakan, Warek Hingga Rektor Temui Demonstran

Sekelompok mahasiswa yang menamai dirinya sebagai Aliansi Solidaritas Mahasiswa, melakukan gerakan aksi damai dan solidaritas mahasiswa di depan gedung rektorat IAIN Metro, untuk menuntut intimidasi dan kesewenangan kebijakan yang dilakukan Warek III terkait dana bidikmisi untuk program Student Mobility Program (SMP), Senin (2/04) Pukul 11.00 WIB.

Tuntutan tersebut dilayangkan langsung kepada Rektor untuk meninjau kembali kebijakan Wakil Rektor III terkait SMP. Tuntutan tersebut diantarnya, pertama, pengembalian uang sebesar 1,7 Juta terkait dana keberangkatan menuju tiga Negara dalam program SMP. Kedua, meninjau kembali program tersebut, terkait anggaran ke depannya menggunakan dana dari pemerintah atau lembaga. Ketiga, meninjau kembali terkait keuangan dan transparansi dana tentang biaya dan pengeluaran dana SMP. “Kami curiga ada wan prestasi, itu kan program dari Pemerintah kenapa diambil dari anggaran bidikmisi,” ujar Aji.

Para demonstran mengawali aksi dengan menyampaikan tuntutan di lapangan futsal IAIN Metro. Karena tidak kunjung mendapat jawaban dari Rektor IAIN Metro, demonstran melanjutkan aksi nya dengan memasuki fly over. Aksi ini berhasil membawa Rektor IAIN Metro menemui para demonstran dengan penjagaan keamanan  (Satpam,. Red). Terjadi diskusi dalam pertemuan ini, terkait para aksi yang menanyakan perihal apa saja controling yang sudah dilakukan Rektor sebagai pimpinan terkait SMP. Rektor mengatakan, “Seminggu sebelum keberangkatan menuju tiga negara, kami mengumpulkan mahasiswa terkait keberatan atau tidaknya mereka mengikuti program ini. Sebenernya ini harus di sampaikan oleh yang membawahi. Bukannya saya lepas tangan, memang ketika Warek melakukan suatu program, saya yang bertanggung jawab tapi ketika berdialog yang bersangkutan tidak ada maka tidak etis, tidak adil mengadili seseorang, namun orang tersebut tidak ada. Terkait dengan rekaman itu saya sudah tahu juga, ketika hari ini dapat, siangnya saya langsung konfirmasi. Ketika kita ingin menyelesaikan ini tentu saja Warek III harus ada juga disini,”ujar Enizar. Ketika dialog belum mendapat titik temu namun aksi harus ditunda untuk salat zuhur dan aksi akan dilanjutkan pada pukul 14.30 WIB.

Baca Juga:  Kajur PAI Ajak Mahasiswa Memajukan dan Kembangkan Potensi Jurusan

Pada aksi lanjutan, Suhairi Wakil Rektor I IAIN Metro menemui para demonstran mewakili Rektor untuk bernegosiasi agar para demonstran di wakili beberapa mahasiswa melakukan dialog bersama Rektor dan Warek III yang dilakukan di dalam ruangan. Namun keinginan tersebut mendapat penolakan dari Chairul Aji, Koordinator Lapangan (Korlap) yang menegaskan, agar dialog dapat tetap dilakukan di depan pintu masuk gedung rektorat lantai 2. “Kami satu, jika ingin berdialog maka harus didengar oleh seluruh mahasiswa, dan lebih baik dialog dilakukan di depan pintu masuk gedung rektorat lantai dua saja,” tegasnya. Aji mengancam akan tetap berada ditempat bahkan akan menginap, bila Rektor tidak kunjung menemui para mahasiswa aksi. Mendengar hal tersebut Suhairi berpesan, agar ketika mahasiswa berdialog dapat dilakukan dengan kondusif. Hal tersebut disetujui oleh para demonstran melalui Korlap.

Pada pukul 16.40 WIB Rektor, Wakil Rektor III dan Wakil Dekan III Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan (FTIK) dan pihak keamanan (Satpam,. red) menemui mahasiswa aksi. Rektor mengatakan, jika tuntutan tersebut tidak benar maka kalian harus siap menerima sanksi. “Pada tuntutan kalian harus disertakan juga, bahwa jika tuntutan tersebut tidak terbukti benar, maka siap menerima sanksi,”ujar Enizar. Mendengar perkataan Rektor, mahasiswa aksi yang diwakili Medy Aristian, menuliskan pernyataan yang di inginkan Rektor dalam lembar tuntutan yang telah mereka buat.

Kemudian menjawab tuntutan aksi terkait SMP, Ida Umami menjelaskan, SMP adalah sebagai pengganti program kursus bahasa inggris mahasiswa bidikmisi ke Pare Jawa Timur, untuk  angkatan 2014 yang sudah dilakukan dua kali dan untuk angkatan 2015 baru satu kali dilaksanakan. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap efektifitas kegiatan ke Pare tersebut.  Untuk angkatan 2015 cukup sekali saja dan kegiatan ke Pare yang kedua diganti dengan ke luar negeri menuju tiga negara yang biayanya berimbang. “Bedanya hanya diluar dan didalam negeri. Untuk dana bisa ditanyakan kepada Ketua Ikatan Keluar Besar Mahasiswa Bidikmisi (Ikabim), dia yang mengurus langsung, sedangkan terkait dana untuk dosen pendamping berasal dari kampus,”tegas Ida.

Baca Juga:  Latih Kedisiplinan dengan Napak Tilas Saka Bhayangkara

Aji menuturkan dalam keberangkatan SMP ada tindakan intimidasi dari Warek III. “Ada mahasiswa bidikmisi dari Fakultas Tarbiyah menangis saat bercerita karena ada intimidasi, karena jika tidak ikut SMP akan dicabut bidikmisinya dan digantikan oleh yang lain,” tutur Aji. Aji menambahkan hal tersebut berdasarkan bukti rekaman perkataan Warek III saat mengatakan kepada mahasiswa bidikmisi ketika rapat. Menampik pernyataan tersebut Ida Umami menjelaskan kejadian sesungguhnya dalam rapat tersebut, “Ketika kejadian itu saya sedang memegang tabel data IPK mahasiswa bidikmisi, ada beberapa mahasiswa yang IPKnya mepet dan standart, dan saya akan menggantikannya dengan mahasiswa lain yang lebih baik, dan memang sudah ada beberapa mahasiswa yang saya ganti karena hal tersebut” tegas Ida.

Aji berharap, “Agar sistem di kampus IAIN Metro berjalan sesuai dengan koridor keislaman dan ke Indonesiaan jangan sampai  ada penyelewengan di kampus ini kalaupun ada, peran kita sebagai pengawas. Jangan sampai mereka yang mendidik kita namun pada fakta nya mereka melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak sesuai syariat islam. Jangan sampai ada pembodohan di kampus ini,”ujar Aji.

Pada akhir dialog para mahasiswa aksi menegaskan agar Rektor meninjau kembali lembar tuntutan mereka (demonstran,. Red). Lembar tuntutan tersebut di serahkan oleh Medy kepada Rektor agar ditinjau dan di tanda tangani.(Reporter/Heni/Momo/Falah/Tamim)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *