Gedung Kuliah Terpadu (GKT) dan Gedung Academic Center (GAC) yang merupakan gedung baru yang diresmikan pada 14 Oktober 2024 di Kampus II Universitas Islam Negeri Jurai Siwo Lampung (UIN Jusila) dilaporkan mengalami kebocoran, terutama di GKT yang menjadi pusat kegiatan perkuliahan. Kondisi tersebut menuai sorotan dari mahasiswa, khususnya ketika hujan deras mengguyur dan mengganggu aktivitas belajar.
Kepala Bagian (Kabag) Umum dan Layanan Akademik, Mustakim, saat di temui Kronika di ruangannya pada Rabu, 24/9/2025. Ia mengakui adanya kebocoran tersebut dan menegaskan bahwa perbaikan tetap akan dilakukan meskipun membutuhkan proses, “Sejak penyerahan pertama, gedung sudah diperiksa oleh tim pemeriksa dan sekarang tinggal kita pakai. Dalam perjalanan dari tahun 2023 hingga sekarang 2025, kalau pun itu ada yang bocor itukan memang kenyataannya seperti itu, jadi tahunya seperti itu. Itu memang akan kita perbaiki, hanya saja ada prosesnya. Di rumah kita saja jika bocor tidak mungkin langsung bisa diperbaiki hari itu juga, sehari dua hari baru diperbaiki, apalagi ini pemeliharaan di gedung negara. Bocor hari ini tidak langsung kita perbaiki, tapi ada prosesnya. Mengajukan surat dulu, ada dananya atau tidak gitu. InsyaAllah kita juga tidak diam,” ujarnya.

Mengenai penyebab kebocoran, pihak kampus mengaku tidak bisa memastikan, karena bahan dan pengerjaan sepenuhnya berada di tangan kontraktor serta tim pengawasnya, “Bahannya sudah sesuai dengan kontrak, tapi mungkin pemasangannya terkena angin atau tampias, itu yang kita tidak tahu dari awal. Begitu dipakai, baru kelihatan kekurangannya,” jelasnya.

Pemeliharaan dan perbaikan tersebut sudah mulai dilakukan secara bertahap. Salah satu langkah awal adalah menutup bagian yang menjadi sumber tempias, “Tahun kemarin sudah kita tutup sebagian, tahun ini juga sama pada awal Februari. Tapi tentu tidak bisa cepat, karena harus menyesuaikan dengan anggaran,” tambahnya.
Meski demikian, pihak kampus menegaskan bahwa tidak akan tinggal diam. Anggaran pemeliharaan sudah tersedia, meski pembagian dilakukan bertahap sesuai prioritas gedung, “Ini harus diperbaiki karena gedung itu aset dan kebanggaan kita bersama. Gedung GAC dan GKT adalah wajah kampus, sayang kalau bocor. Tapi meskipun ada yang perlu diperbaiki, jangan sampai kebanggaan itu hilang hanya karena kekurangan yang ada,” pungkasnya.
Sementara itu, tanggapan datang dari Iqbal Fatoni mahasiswa Ekonomi Syari’ah (ESy’22) ia menyayangkan bahwa GAC yang baru diresmikan seharusnya bisa lebih terawat, “Sayang sekali jika gedung yang kita banggakan selama bertahun-tahun mengalami kerusakan, atau mungkin bisa jadi itu kurang perawatan,” ungkapnya.
Ia berharap kampus akan segera memperbaiki kerusakan fasilitas, agar tidak berimbas pada kegiatan mahasiswa bahkan dapat membahayakan mahasiswa, “Harapannya kampus kita lebih aware terutama bagi petugas yang menjaga gedung itu, jangan sampai kerusakan baru terjadi lagi. Kebocoran ini jadi alarm bahwa banyak gedung kurang terawat, padahal masih seumur jagung. GKT juga sekarang menjadi gedung untuk Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah (FUAD), jangan sampai membahayakan mahasiswa, dan pihak kampus melihat itu sebagai pembenahan diri untuk lebih menilai fasilitas-fasilitas kampus dan juga lebih aware menurut saya,” ujarnya.
Tanggapan lain datang dari Siti Nur Umayah mahasiswa Tadris Biologi (Tbio’25), menurutnya kondisi gedung yang kurang baik dapat mempengaruhi kenyamanan dalam melaksanakan perkuliahan, “Sangat mempengaruhi sekali dalam pembelajaran kalau gedung itu bocor,” ungkapnya.
Ia berharap agar gedung yang bocor dapat segera diperbaiki untuk kenyamanan perkuliahan, “Semoga GKT dan GAC cepat diperbaiki biar kuliah kita bisa nyaman, kalau ada acara juga enak,” tuturnya.
(Reporter/Nabila/Rafi)