Kronika

Aktual

Belajar Bersama Turis

  • April 7, 2014
  • 5 min read
  • 80 Views

image

KRONIKA ; Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) mengadakan Inter Cultural Dialogue dengan tema Strength in Unison Brings More Power, pada Senin (7/4). Acara yang diadakan di gedung dosen lantai tiga ini menghadirkan seorang native speaker dari Belanda Henriȅtte Johanna Nieuwenhuis. Acara dibuka dengan bersama-sama menyanyikan lagu Love Shine A Light diiringi permainan gitar akustik oleh panitia.

BELAJAR BAHASA INGGRIS
Acara ini diikuti sebanyak 62 peserta yang keseluruhan adalah mahasiswa PBI. Sebenarnya acara ini terbuka untuk umum, namun untuk dapat menjadi peserta dalam acara ini ada seleksi terlebih dahulu. Bagi peserta yang mendaftar, harus membuat pertanyaan yang kemudian pertanyan tersebut akan diseleksi. Bagi peserta yang pertanyaannya dinilai berbobot dan lolos seleksi, dapat mengikuti acara ini. Acara ini merupakan kreatifitas dari prodi PBI untuk meningkatkan pembelajaran mata kuliah Cross Cultur Understanding (CCU). “Awalnya acara ini hanya spontanitas saja, karena di PBI ada mata kuliah CKRONIKA ; Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) mengadakan Inter Cultural Dialogue dengan tema Strength in Unison Brings More Power, pada Senin (7/4). Acara yang diadakan di gedung dosen lantai tiga ini menghadirkan seorang native speaker dari Belanda Henriȅtte Johanna Nieuwenhuis. Acara dibuka dengan bersama-sama menyanyikan lagu Love Shine A Light diiringi permainan gitar akustik oleh panitia.

image(2)
Acara ini diikuti sebanyak 62 peserta yang keseluruhan adalah mahasiswa PBI. Sebenarnya acara ini terbuka untuk umum, namun untuk dapat menjadi peserta dalam acara ini ada seleksi terlebih dahulu. Bagi peserta yang mendaftar, harus membuat pertanyaan yang kemudian pertanyan tersebut akan diseleksi. Bagi peserta yang pertanyaannya dinilai berbobot dan lolos seleksi, dapat mengikuti acara ini. Acara ini merupakan kreatifitas dari prodi PBI untuk meningkatkan pembelajaran mata kuliah Cross Cultur Understanding (CCU). “Awalnya acara ini hanya spontanitas saja, karena di PBI ada mata kuliah CCU. Kebetulan dia tetangga saya dan bahasa inggrisnya bagus. Dia juga sering diskusi dengan mahasiswa jadi kita berfikir untuk mengadakan diskusi ini” ujar kaprodi PBI Dedi Irwansyah.
Dalam presentasinya, Iȅtte menyampaikan tentang bagaimana kebudayaan Belanda dan perbedaan antara kebudayaan Belanda dengan budaya Indonesia. Dalam presentasinya, terkadang ia menyelipkan sedikit bahasa Indonesia dan cara penyampaiannya pun ekspresif sehingga peserta tidak bosan dengan apa yang ia sampaikan. Disela-sela presentasinya, iȅtte juga mengatakan sangat senang melihat seluruh peserta serempak mengenakan pakaian berwarna orange. Warna orange merupakan National Colour Negara Belanda. Seluruh peserta pun menuliskan nama tokoh- tokoh Belanda di kartu pesrta yang mereka kenakan.
Evie Mulyani salah satu peserta dalam acara tersebut mengatakan, acara ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa PBI agar lebih memahami bagaimana budaya Belanda dan bagaimana logat berbahasa Inggris langsung dari Native Spaker. “Kalau kita biasanya belajar hanya dari dosen, disini kita bisa tau seperti apa logat, pengucapan bahasa inggris, dan belajar meningkatkan kemampuan bahasa inggris kita langsung dari Native Speaker” ujarnya. Ketua pelaksana acara ini, Eka Nur Utami beharap dengan diadakannya acara ini dapat menunjukan bahwa mahasiswa PBI mampu mengadakan kegiatan yangbermanfat dan berberkualitas. “Semua mahasiswa yang menjadi peserta ini berbobot karena mereka diseleksi. jadi kami ingin mahasiswa PBI ini memiliki kualitas yang bagus, salah satunya dengan diadakannya acara ini” ujarnya.
Setelah presentasi selesai, peserta menyanyikan lagu laskar pelangi bersama dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, beberapa peserta bertanya tentang kebudayaan belanda dan pendapat Iȅtte tentang kebudayaan Indonesia. Mulai dari perayaan nasional, kebiasaan masyarakat belanda hingga film, music, komedi dan hantu di belanda. Iȅtte mengatakan ia tidak suka menonton TV dan menurutnya acara televise di Indonesia tertama komedi membosan. Hal ini mungkin karena ia tidak terlalu memahami apa yang disampaikan dalam acara itu. Ia menambahkan, krena adanya globalisasi, untuk music antara Indonesia dan belanda tidak jauh berbeda. “tapi orang Belanda tidak tahu tentang musik Indonesia, begitu juga orang Indonesia, tidak tahu musik Belanda karena tidak paham dengan bahasannya” ujarnya dalam bahasa inggris yang disambut tawa peserta.
CU. Kebetulan dia tetangga saya dan bahasa inggrisnya bagus. Dia juga sering diskusi dengan mahasiswa jadi kita berfikir untuk mengadakan diskusi ini” ujar kaprodi PBI Dedi Irwansyah.
Dalam presentasinya, Iȅtte menyampaikan tentang bagaimana kebudayaan Belanda dan perbedaan antara kebudayaan Belanda dengan budaya Indonesia. Dalam presentasinya, terkadang ia menyelipkan sedikit bahasa Indonesia dan cara penyampaiannya pun ekspresif sehingga peserta tidak bosan dengan apa yang ia sampaikan. Disela-sela presentasinya, iȅtte juga mengatakan sangat senang melihat seluruh peserta serempak mengenakan pakaian berwarna orange. Warna orange merupakan National Colour Negara Belanda. Seluruh peserta pun menuliskan nama tokoh- tokoh Belanda di kartu pesrta yang mereka kenakan.
Evie Mulyani salah satu peserta dalam acara tersebut mengatakan, acara ini sangat bermanfaat untuk mahasiswa PBI agar lebih memahami bagaimana budaya Belanda dan bagaimana logat berbahasa Inggris langsung dari Native Spaker. “Kalau kita biasanya belajar hanya dari dosen, disini kita bisa tau seperti apa logat, pengucapan bahasa inggris, dan belajar meningkatkan kemampuan bahasa inggris kita langsung dari Native Speaker” ujarnya. Ketua pelaksana acara ini, Eka Nur Utami beharap dengan diadakannya acara ini dapat menunjukan bahwa mahasiswa PBI mampu mengadakan kegiatan yangbermanfat dan berberkualitas. “Semua mahasiswa yang menjadi peserta ini berbobot karena mereka diseleksi. jadi kami ingin mahasiswa PBI ini memiliki kualitas yang bagus, salah satunya dengan diadakannya acara ini” ujarnya.
Setelah presentasi selesai, peserta menyanyikan lagu laskar pelangi bersama dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi ini, beberapa peserta bertanya tentang kebudayaan belanda dan pendapat Iȅtte tentang kebudayaan Indonesia. Mulai dari perayaan nasional, kebiasaan masyarakat belanda hingga film, music, komedi dan hantu di belanda. Iȅtte mengatakan ia tidak suka menonton TV dan menurutnya acara televise di Indonesia tertama komedi membosan. Hal ini mungkin karena ia tidak terlalu memahami apa yang disampaikan dalam acara itu. Ia menambahkan, krena adanya globalisasi, untuk music antara Indonesia dan belanda tidak jauh berbeda. “tapi orang Belanda tidak tahu tentang musik Indonesia, begitu juga orang Indonesia, tidak tahu musik Belanda karena tidak paham dengan bahasannya” ujarnya dalam bahasa inggris yang disambut tawa peserta.

Bagikan ini:
Baca Juga:  Tuntut Diskriminasi Lulusan PGMI
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *