Wisuda adalah proses pelantikan kelulusan mahasiswa yang telah menempuh masa belajar pada suatu universitas atau sekolah. Wisuda menjadi salah satu acara istimewa, bagi mahasiswa/i dan selalu identik dengan berbagai bentuk ucapan, karangan bunga menjadi salah satu pilihan terfavorit.
Karangan bunga akan menambah kesan meriah dalam sebuah momen spesial, terkadang ungkapan yang tertulis didalamnya beraneka ragam, dan saling menunjukkan sisi keunikan. Begitu pula di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro yang hari ini melaksanakan wisuda, Rabu (26/02). Sejak beberapa hari lalu, beragam warna ucapan karangan bunga sudah berjejer rapi.
Wisuda tahun ini, mahasiswa dihimbau supaya kerabat atau keluarga wisudawan tidak mengirim karangan bunga dengan menggunakan kalimat nyeleneh. Contoh kalimat nyeleneh yang biasa ditulis dalam karangan antara lain “Dari yang menyayangimu”, “Dari calon bucin halal”, dan lain sebagainya.
Kebijakan ini berdasarkan hasil rapat pimpinan, dalam rapat seksi wisuda. Ada batasan untuk tulisan-tulisan dalam karangan bunga, sebaiknya menggunakan kalimat baik yang bersifat akademik, “Jika masih ada karangan bunga yang melanggar kebijakan kampus, akan ditempatkan di tempat yang tidak terjangkau muka umum,” ujar Isti Fatonah, Wakil Dekan I Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), ketika diwawancarai Kronika pada Selasa, (25/02) lalu.
“Sebenarnya, himbauan ini sudah ada dari tahun-tahun sebelumnya. Namun, tidak ada respon yang baik. Kebijakan ini berlaku untuk wisuda-wisuda yang akan datang. Hal ini bertujuan untuk menjaga nama baik institut,” jelasnya.
Isti mengatakan, meskipun kampus membebaskan, tetapi tetap harus sesuai koridor lembaga pendidikan. Kalau masih ada ucapan yang lebih baik, kenapa harus memakai ucapan yang kurang pas?
Sebagai salah seorang wisudawan, Fitri Nur Jannah, Pendidikan Agama Islam (PAI), menanggapi, sebagai mahasiswa harusnya bisa memilih bahasa yang pantas. Lantaran karangan bunga dilihat oleh umum, “Saya mengapresiasi pihak kampus, karena sudah memberi himbauan kepada mahasiswa agar memilih bahasa yang tepat dalam karangan bunga,” pungkasnya.
Lain halnya dengan wisudawan Fadilatul Laili, Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuludin Adab dan Dakwah (FUAD), mengatakan, supaya tidak dibatasi ucapannya. Karena karangan bunga merupakan bentuk ekspresi dari keluarga atau teman dekat wisudawan, “Kalau mau berkreasi, tetap harus menjaga sopan santun. Karena ini adalah momen sekali seumur hidup,” ujarnya.
Sedangkan Devi Oktaviana, Perbankan Syariah (PbS) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), mengungkapkan ,”Kita kan institut Islam, jika tulisan dalam karangan bunganya nyeleneh, nggak sesuai dengan kampus kita,” ucapnya. Ia juga berharap supaya kedepannya kuota wisudawan dikurangi, tidak dipaksakan jika berlebihan seperti periode sekarang.
(Reporter/Afifah/Rizki)