Dikejar Deadline Akhir Tahun, Muhima-J FUAD Dilaksanakan Secara Serentak

Organisasi Mahasiswa (Ormawa) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), HMJ Bimbingan penyuluhan Islam (BPI), dan HMJ Bahasa dan Sastra Arab (BSA) mengadakan Musyawarah Himpunan Mahasiswa Jurusan (Muhima-J) via daring, dengan mengusung tema Bersinegritas Dalam Mencetak Regenerasi Kepemimpinan yang Berkualitas, Kamis (31/12).

 

Dihadiri oleh Senat Mahasiswa (Sema) FUAD Ulfa Septiani, Ketua HMJ dari setiap jurusan, serta 41 peserta Muhima lainnya. Acara pembukaan Muhima ini dilaksanakan via Google meet.

 

Pembukaan Muhima dilaksanakan serentak dalam satu forum mengingat ini sudah di penghujung tahun dan adanya pembatasan dalam melaksanakan acara. Adanya hasil konsultasi dari pihak panitia kepada Wakil Dekan (Wadek) III FUAD Umi Yawisah, dan Sema FUAD yang mengaharuskan acara ini dilaksanakan secara daring. Muhima bertujuan untuk membahas mekanisme pemilihan Ketua HMJ setiap jurusan masing-masing.

 

Ihya Ulumudin, Ketua Pelaksana, mengatakan, acara ini (Muhima,. red) sudah disetting sejak sebelum adanya surat edaran dari Institut yang menyatakan bahwa tidak boleh adanya kegiatan di kampus, karena terdapat dosen yang terpapar virus. “Seharusnya pelaksanaan Muhima ini sendiri-sendiri. Kenapa langsung serentak kaya gini karena ini udah akhir tahun dan dibatasi jadi gak bisa rame-rame,” katanya kepada Kronika, Kamis (31/12).

 

“Walaupun keadaannya seperti ini, ke depannya mahasiswa benar-benar menyadari bahwa kemerdekaan ini ada. Terdapat badan legislatif yang menentukan undang-undang dan tatanan aturan badan eksekutif untuk mengeksekusi jalannya acara dan lain lain,” tuturnya.

 

Dalam hal ini, Ulfa Septiani menjelaskan, Muhima dilaksanakan berbarengan dalam satu hari bukan sebuah alasan, “Dikarenakan memang sudah dikonsep dengan persetujuan Wadek III FUAD selaku penanggung jawab setiap kegiatan yang dilaksanakan di Ormawa FUAD,” ujarnya.

 

Ulfa menambahkan, Muhima dilaksanakan satu hari dan tidak dilakukan dalam waktu yang sama. Terdapat pembagian waktu dan penjadwalan dimulai dari HMJ BPI, BSA, dan dilanjut ke HMJ KPI. Hal ini dikarenakan adanya desakan dari Wakil Rektor (Warek) III dan Wadek III FUAD mengharuskan pelaksanaan reorganisasi segera dilaksanakan.

 

Berbeda dengan Habibi Kusuma Atmaja, peserta Muhima (KPI’19), merasa bahwa dalam pelaksanaannya sangat jelas tidak mengikuti aturan dasar (AD) yang ada, dengan dalih mengejar deadline yang sudah ditetapkan Wadek III.

 

“Mengapa tidak disegerakan, ngapa harus nunggu akhir-akhir, lah kemarin-kemarin kemana aja“, katanya saat dihubungi Kronika via whatsapp, Kamis (31/12).

 

Ia juga menyampaikan saat menanyakan SK kepanitiaan tidak ditunjukkan, dengan alasan staf Fakultas sudah memasuki masa libur. Alasan tersebut menurutnya tidak bisa diterima. Hal ini dikarenakan apabila melihat waktu kebelakang terdapat banyak waktu yang semestinya digunakan oleh para panitia, bahkan data mengenai peserta tidak ada kevalidan.

 

Selain itu, penyampaian informasi mengenai Muhima tidak begitu jelas. Ia mengaku awalnya tidak mengetahui jelas mengenai pelaksanaan dan susunan acara yang akan dilaksanakan. Panitia hanya menyebar pamflet acara melalui media daring dan langsung membagikan link untuk pelaksanaan Google meet.

 

Acara Muhima KPI dilaksanakan setelah Ashar, tetapi terdapat penundaan hingga pukul 19:00 WIB, “Ada penundaan dikarenakan untuk mencari SK. Nah saya sudah mencoba masuk dari jam yang ditentukan, tapi tidak bisa masuk hingga hampir setengah jam. Saya konfirmasi ke grup Ormawa, katanya kesalahan teknis lalu login ulang. Alhamdulillah bisa masuk, tetapi musyawarah sudah mencapai penarikan pandangan khusus dan umum. Jadi saya tak tau menau soal laporan HMJ,” ungkapnya.

 

Mengenai hal ini, Habibi berpendapat bahwa laporan yang disampaikan HMJ sangat tidak bisa diterima keabsahannya, karena melanggar dasar yang sudah ditetapkan, “Jurusan lain saja kita ambil contoh fakultas tarbiyah mereka saja sampai 2 hari melaksanakan Muhima, masak jurusan KPI hanya beberapa jam. Seharusnya ditinjau kembali dan memulai evaluasi untuk Muhima kelanjutannya,” tuturnya.

 

Habibi berharap supaya untuk tahun yang akan datang lebih ditekankan kepada pendidikan untuk masalah birokrasi. Hal ini dikarenakan banyak mahasiswa tidak menerima atau memberikan pernyataan negatif mengenai kepengurusan (HMJ,. red) sebab kurangnya pemahaman mengenai birokrasi sekaligus menekan angka kecurangan.

 

Selanjutnya Kronika menghubungi Ketua HMJ setiap Jurusan untuk mengonfirmasi perihal program kerja (progja). Siti Nur Indah Sari, Ketua HMJ BPI, menyampaikan, masa kepemimpin apabila mengacu pada Surat Keputusan (SK) hanya 6 bulan, tetapi ia mendapatkan amanah dari Sema bahwa kepengurusan tahun ini memang belum sesuai SK. Sehingga kepengurusan (Ketua HMJ 2020,. red) tetap mengawal secara inti kepengurusan tahun 2021 serta sampai SK selesai.

 

“Ormawa FUAD reorganisasi di bulan Desember dan dilantik di bulan Agustus, tidak serentak dengan Ormawa lain. Dikarenakan berpedoman dengan AD-ART, bahwasanya yang melantik Ormawa Fakultas itu memang Dekan atau Wadek III bidang kemahasiswaan dan kerjasama, adanya pandemi tahun ini pula mengakibatkan jarak dari reorganisasi dengan pelantikan agak jauh,” jelasnya.

 

Keterlambatan tersebut tak lantas membuat Progja tidak terealisasikan. Mengenai LPJ ia menuturkan sudah diterima meskipun dengan beberapa catatan dari peserta musyawarah. Ia tidak merasa bermasalah dengan kritikan dari peserta musyawarah. Sebab ia menganggap hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi untuk dirinya dan kepengurusan berikutnya. Ia juga menjelaskan bahwa terdapat hambatan dalam pelaksanaan progja, karena adanya pandemi segala kegiatan dilaksanakan secara daring.

 

“Tentu kepengurusan tahun ini sangat sulit banget. Pengurus juga banyak yang tidak ada di Metro, jadi lebih banyak rapat via online,” tuturnya saat diwawancarai Kronika via WhatsApp (01/12) .

 

Siti berharap agar kepengurusan tahun depan lebih baik lagi dan tetap istiqomah menjaga kesolidan antar angkatan. Ia juga berpesan agar menyusun kembali koordinasi dan komunikasi dengan atasan menjadi PR utama.

 

Sama seperti HMJ BPI, Raidi Hulman Rasis, ketua HMJ KPI, mengaku bahwa masa jabatannya jika mengikuti SK baru terhitung dari bulan Juni hingga bulan Desember. Namun, sebelum dilantik ia sudah melaksanakan beberapa Progja yang sudah ditetapkan. Seperti Progja wajib yaitu workshop, pelatihan penulisan, jurnalistik, dan film sudah ia laksanakan.

 

Untuk keterangan mengenai HMJ BSA, Kronika tidak mendapatkan hasil, Ketua HMJ BSA menolak untuk diwawancarai secara daring. Narasumber meminta untuk bertemu, tetapi setelah Kronika menghubunginya kembali untuk menanyakan waktu dan tempat, narasumber tidak merespons pesan.

 

(Reporter/Maya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *