Empat Mahasiswa TBI Berhasil Lolos Icollate di UNY
Tim yang terdiri dari empat mahasiswa Tadris Bahasa Inggris (TBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro Lampung, yakni Rosmalita Septiana, Divia Khairunita, Haanii Pradini, dan Fivty Travika Sukma mendapat kesempatan dan membawa nama baik IAIN Metro Lampung atas kontribusinya pada ajang International Conference on Linguistics and Language Teaching (Icollate), yang digelar oleh Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) secara daring pada 28 Oktober 2021 lalu.
Icollate merupakan konferensi internasional di bidang pembelajaran bahasa dan ilmu bahasa. Diikuti oleh peserta yang berasal dari seluruh Indonesia. Pada saat pelaksanaan konferensi, Fivty bertugas sebagai Main Presenter dan tiga lainnya menjadi Co-Presenter.
Bermula dari tergabungnya Rosma, Divia, Haanii, dan Fivty dalam riset salah satu dosen IAIN Metro dengan Dedi Irwansyah. Kemudian, pada saat proses pengumpulan data riset, tercetus ide untuk berpartisipasi dalam sebuah konferensi internasional.
“Dari informasi yang kita dapat kemudian tim setuju untuk ikut itu. Selanjutnya kami meet up untuk bahas papernya dan hal-hal lain tentang konferensi ini dan Alhamdulillah terkejar deadline-nya,” jelas Rosmalita saat diwawancarai Kronika (15/11).
Butuh setidaknya waktu 1 bulan bagi tim untuk bisa menyelesaikan paper yang berjudul Language Teaching and Learning in Indonesian Islamic Boarding School During the Covid-19 Pandemic Era sampai ke tahap konferensi internasional.
Rosma mengaku merasa sangat terkesan dalam konferensi tersebut. Ia mendapatkan banyak pengalaman, terutama belajar bagaimana cara melakukan sebuah penelitian.
“Belajarlah banyak dari dosen yang sudah berpengalaman sebagai mentor juga. Jadi kita dapat ilmunya, kemudian juga dapat pengalamannya,” tuturnya.
Ia juga berharap agar adik-adik tingkat di bawahnya ada yang meneruskan ikut serta konferensi internasional, agar dapat membawa nama IAIN lebih bagus lagi. “Kemudian juga jangan underestimate diri sendiri lebih tahu, kalau misalnya sebenarnya tuh bisa kalau misalnya kita mau berusaha,” pungkasnya.
Kesan bahagia juga disampaikan oleh Divia. Ia merasa senang dapat menjadi bagian dari konferensi internasional tersebut. Divia berharap apabila ada kesempatan berikutnya bisa menjadi first author.
“Conference kan kayak sesuatu yang asing gitu kan. Jadi lebih ke kayak deg-degan, takut tapi senang juga. Pas udah itu kayak merasa sudah melakukan sesuatu yang besar,” terangnya.
(Reporter/Rizki)