Kronika

Aktual Artikel Berita Foto Daerah IAIN Kampus Koran Kota Metro Laporan Utama Mahasiswa Muda

Festival Media 2019 Jadi Ajang Literasi di Era Disrupsi

  • November 16, 2019
  • 2 min read
  • 96 Views
Festival Media 2019 Jadi Ajang Literasi di Era Disrupsi

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mengadakan Festival Media 2019 dengan tema Literasi di Era Disrupsi, yang berlangsung selama 2 hari yakni 16-17 November mendatang, bertempat di gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jambi, Sabtu (16/11).

Gubernur Jambi, Fachrori Umar, Bupati Jambi, Wali kota se-Jambi, Ketua DPRD Jambi, Staf ahli gubernur, Perwakilan Kapolda, Ketua Umum AJI Indonesia, Abdul Manag, AJI se-Indonesia, peserta Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Jambi, dan Peserta Festival Media turut serta hadir dalam acara ini.

Festival Media ini merupakan kali kedelapan diselenggarakan. Tahun ini Jambi terpilih sebagai tuan rumah untuk melaksanakan acara tersebut, dengan dibuka langsung oleh gubernur Jambi. Pembukaan acara diawali dengan Tarian Sekapur Sirih untuk menyambut para tamu undangan.

Terdapat 11 even yakni workshop, talkshow, dan seminar, serta pameran yang diikuti 40 stan dari berbagai Media seluruh Indonesia.

Even ini merupakan wadah untuk silahturahmi bagi para jurnalis seluruh Indonesia, tidak hanya itu juga sebagai ajang edukasi bagi warga masyarakat untuk memahami situasi di era Globalisasi, ketika ketergantungan masyarakat terhadap media sosial yang sangat tinggi.

Abdul Manag, dalam sambutannya mengatakan, acara ini merupakan agenda AJI yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Pada tahun ini AJI Jambi yang menjadi tuan rumah, “AJI memiliki 1800 anggota dan 38 cabang dari seluruh Indonesia. AJI memiliki fungsi sebagai Advokasi kebebasan pers, Advokasi regulasi yang berhubungan dengan pers, dan peningkatan profesionalisme wartawan. Anggota AJI tidak diperbolehkan menerima amplop yang berupa uang sogokan, hal ini adalah salah satu upaya dari independensi. AJI juga berusaha menahan diri untuk bekerjasama dengan pemerintah,” tutur Abdul Manag.

“Disrupsi luar biasa ditandai dengan orang mulai berkurang habit membaca koran, beralih ke gadget, dan hal ini merupakan salah satu kontribusi banyak tutupnya media massa,” tambahnya.

Baca Juga:  MUSANG 2017 PAI, Harapkan Generasi Kreatif dan Inovatif

Ketergantungan dengan media sosial membuat masyarakat begitu tertarik mengenai berita langsung warga. Ketika berita tersebut tidak mematuhi aturan pembuatan berita dan perlu dipertanyakan kebenarannya, “Maka dari itu perlunya literasi untuk mengetahui bagaimana memferivikasi berita untuk masyarakat dengan benar,” pungkas Abdul Manag.

Fachrori Umar, mengatakan, Festival Media ini bersifat edukatif dan merupakan upaya meningkatkan kemampuan para jurnalis untuk menyampaikan berita aktual, jelas, dengan sumber terpercaya, “Ketika pergerakan dan perubahan sangat cepat. Di era Disrupsi akan mendorong digitalisasi. Mudahnya proses informasi dan memberikan dampak positif, tetapi bisa saja kredibilitas berita masih kurang,” jelasnya.

“Diharapkan dengan Festival media ini membuat kemampuan menulis para jurnalis dan silaturahmi sesama Jurnalis semakin meningkat,” lugasnya.

(Reporter/Atika)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *