FTIK UIN Jusila Gelar Yudisium, Cetak 324 Calon Wisudawan

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Universitas Islam Negeri Jurai Siwo Lampung (UIN Jusila) sukses menggelar Yudisium Periode I Tahun Akademik 2025/2026 dengan mengusung tema Mendidik dengan Hati, Berkarya dengan Inovasi. Berlangsung di Gedung Academic Center (GAC) Kampus II UIN Jusila, Rabu (06/08/2025).

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Dedi Irwansyah, Warek III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama, Akla, Ketua Senat, Mukhtar Hadi, Dekan FTIK, Siti Anisah, Wakil Dekan I Bidang Akademik dan Kelembagaan FTIK, Tubagus Ali Rachman Puja Kesuma, serta para dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan FTIK.

Sebanyak 324 calon wisudawan mengikuti prosesi yudisium yang terdiri dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI) sebanyak 122 mahasiswa, Tadris Bahasa Inggris (TBI) sebanyak 46 mahasiswa, Pendidikan Bahasa Arab (PBA) sebanyak 18 mahasiswa, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) sebanyak 66 mahasiswa, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) sebanyak 20 mahasiswa, Tadris Matematika (TMTK) sebanyak 13 mahasiswa, Tadris Biologi (TBIO) sebanyak 12 mahasiswa, dan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial (TIPS) sebanyak 27 mahasiswa.

Terdapat beberapa predikat yang diberikan kepada calon wisudawan, di antaranya peraih predikat mahasiswa terbaik fakultas yang diraih oleh Wildan Al Ghofari (TMTK’21), dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 4,00, dan Ridha Silvia (TBIO’21) meraih dua predikat, yaitu sebagai mahasiswa tercepat dengan masa studi 3 tahun 2 bulan 6 hari, dan sebagai mahasiswa termuda dengan usia 20 tahun 9 bulan 10 hari.

Dalam sambutannya, Dekan FTIK, Siti Anisah, menyampaikan bahwa pendidikan bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, melainkan tentang membentuk pribadi yang bermanfaat dan berkarakter, “Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu dan pengetahuan, tetapi bagaimana menghadirkan lulusan yang bermanfaat, menghargai setiap proses, dan menjadikan nilai-nilai kemanusiaan sebagai pondasi dalam membangun kesejahteraan bangsa,” ungkapnya.

Ia juga menekankan pentingnya inovasi dalam menghadapi perkembangan zaman yang cepat, “Saya berharap di dalam dunia pendidikan yang berubah sangat cepat akibat perkembangan teknologi dan kebutuhan masyarakat, calon pendidik harus dapat terus berinovasi serta mampu menciptakan solusi pada permasalahan yang ada. Jadilah pendidik dan peneliti yang senantiasa memperbaiki dan meng-upgrade diri,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bahwa pelaksanaan yudisium FTIK mengikuti arahan rektor, yakni diserahkan kepada Wakil Dekan I, Dekan, dan mahasiswa masing-masing fakultas. Karena itu, diadakan musyawarah bersama mahasiswa FTIK untuk menentukan apakah yudisium tetap dilaksanakan meski tanpa anggaran. Hasil musyawarah dan voting melalui Google Form menunjukkan bahwa 93,3% mahasiswa mendukung yudisium tetap digelar, termasuk mahasiswa PGMI yang secara khusus menginginkannya.

Akhirnya disepakati bahwa yudisium dilaksanakan secara sederhana, “Tanpa anggaran bukan berarti tanpa semangat. Karena mahasiswa menginginkannya, maka dengan sumber daya yang ada, kita selenggarakan sebaik mungkin sebagai bentuk kebersamaan dan penghargaan untuk keluarga besar FTIK,” ujarnya.

Ia menambahkan, yudisium tersebut merupakan bentuk apresiasi atas selesainya masa studi mahasiswa, pengumuman kelulusan, sekaligus refleksi antara dosen dan mahasiswa, “Kita semua adalah calon pendidik. Dalam pendidikan, penting untuk memaknai setiap proses kehidupan, termasuk perjalanan studi. Ke depannya, kita harus menjadi teladan di lingkungan sekitar,” tutupnya.

Cindy Permata Indah (PIAUD’20) menilai pelaksanaan yudisium sudah cukup baik dan berjalan lancar. Menurutnya, kesepakatan bersama untuk menggelar acara dengan sederhana menjadi alasan utama, dan hal itu bisa dimaklumi oleh para peserta, “Acaranya sudah baik, kondusif, dan berjalan dengan lancar. Karena acara ini hasil dari kesepakatan mahasiswa FTIK untuk dilaksanakan sangat sederhana, jadi kami memakluminya,” ujarnya. Ia pun berharap agar pelaksanaan yudisium ke depan bisa lebih meriah dan berkesan.

Senada dengan itu, Wildan Al Ghifari juga mengaku senang karena acara dapat berjalan lancar meskipun digelar dengan sederhana. Ia melihat bahwa semangat dan antusiasme tetap tinggi di kalangan peserta, “Alhamdulillah, acaranya berjalan dengan lancar walaupun dilaksanakan dengan sangat sederhana. Namun semuanya antusias untuk melaksanakan acara ini,” tuturnya. Ia pun berharap agar yudisium pada periode berikutnya dapat diselenggarakan dengan lebih meriah dan semarak.

(Reporter/Aulya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *