Gelar Pemilihan Duta Kampus Perdana, UIN Jusila Siap Bentuk Wajah Baru

Universitas Islam Negeri (UIN) Jurai Siwo Lampung (Jusila) melakukan gebrakan baru dengan mengadakan acara pemilihan duta kampus. Acara yang pertama kali diumumkan resmi melalui akun Instagram @dutauinjusila_  pada 25 Juli 2025 tersebut menyedot perhatian publik kampus, karena merupakan seleksi perdana duta kampus UIN Jusila.

Diadakannya pemilihan duta kampus menjadi salah satu upaya lembaga untuk memperluas jaringan sosialisasi kampus ke dunia luar. Terutama di masa peralihan dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) menjadi UIN, kampus tengah mempersiapkan wajah baru untuk diperkenalkan lebih luas kepada masyarakat umum.

Sarto Sutik, selaku ketua panitia dalam acara pemilihan duta kampus menerangkan bahwa tujuan utama dari kegiatan tersebut adalah menyeleksi mahasiswa yang memiliki kemampuan di berbagai bidang, seperti intelegensi, public speaking, serta adab dan sopan santun.

Duta kampus, menurutnya akan menjadi tonggak utama untuk menyiarkan berbagai informasi kampus secara lebih masif dan terstruktur, “Utusan dari sebuah lembaga yang nantinya bisa menyampaikan informasi tentang kampus itu sendiri kepada khalayak ramai. Mungkin sebentar lagi juga proses-proses informasi tentang perubahan alih status ini juga bisa dilakukan,” terangnya saat ditemui Kronika pada 16 Agustus 2025 di Gedung Academic Center (GAC).

Diinisiasi pertama kali oleh Wakil Rektor (Warek) III beserta jajaran kemahasiswaan, fakultas, hingga Hubungan masyarakat (Humas) kampus, acara tersebut menjadi ajang branding baru UIN Jusila, “Tentunya juga semua unsur ya, semua unsur terkhusus dari pimpinan, Warek III, karena memandang sekarang ini alih status perlu kita branding kampus,” tambahnya.

Proses seleksi yang telah diadakan beberapa waktu lalu kini telah memasuki tahap unjuk bakat dan wawancara, yang berlangsung pada hari Sabtu. Seluruh peserta berjumlah 21 mahasiswa dan mahasiswi dari berbagai program studi ini menampilkan bakat mereka yang akan menjadi salah satu poin penilaian.

Jika tidak terdapat perubahan jadwal, grand final Duta Kampus akan dilaksanakan pada Selasa, 19 Agustus 2025, “Hari ini sudah mulai unjuk bakat ya, untuk besok kita sudah melakukan grand final. Insyaallah akan kita laksanakan di tanggal 19 grand final,” jelas Sartono.

Kegiatan yang dimulai dari pembentukan kepanitiaan, pembukaan pendaftaran, karantina, hingga unjuk bakat, diupayakan menjadi bekal para finalis untuk menjadi duta kampus yang baik secara intelektual maupun adab.

Karantina yang dilaksanakan Kamis dan Jumat lalu di Gedung Kuliah Terpadu (GKT) juga memberikan berbagai pelatihan, termasuk mengenai kepemimpinan dan etika, “Membekali para peserta itu nantinya ketika sudah jadi duta kampus, itu bisa benar-benar menjadi wajah kampus ke depannya dalam menyampaikan informasi, dalam beretika, kemudian dalam berpenampilan,” ungkapnya.

Merupakan kegiatan pertama yang diadakan, Sartono mengharapkan kedepannya para duta kampus terpilih dapat menyebarkan informasi tentang kampus secara lebih masif kepada masyarakat, “Karena ini baru perdana ya, dan ke depannya semakin banyak mahasiswa yang ikut berkompetisi untuk menjadi duta kampus tentunya yang ke depan semakin baik,” harapnya.

Sementara itu, selaku ketua pelaksana Wildan menyampaikan pandangannya mengenai kegiatan tersebut. Menurutnya, diadakannya duta kampus merupakan salah satu cara lembaga memperkenalkan diri secara lebih luas kepada masyarakat, “Untuk acara duta kampus ini bergerak dari keresahan mahasiswa sendiri, itu karena kita belum ada untuk menjadi branding kampus,” ucapnya.

Terkait penerbitan Surat Keputusan (SK) bagi finalis terpilih nantinya, Wildan menegaskan bahwa duta kampus akan mendapat SK langsung dari Warek III, “Kalau untuk SK itu ada nanti, dan dikepalai langsung oleh Ibu Warek III, Profesor Akla,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan, bahwa para finalis nantinya akan mendapat peran lebih lanjut dalam mempromosikan kampus, “Kalau untuk peran lanjutannya itu kemungkinan nanti setelah ini akan dibentuk tim. Dari finalis-finalis ini dibentuk satu tim untuk mempromosikan UIN Jusila,” ujarnya.

Duta kampus tidak hanya mengkategorikan satu bidang saja, melainkan akan ada beberapa kategori lain, “Untuk pembagian dutanya itu pertama ada Duta Kampusnya sendiri, terus yang kedua ada Duta Moderasi Beragama, Duta Berbakat, dan yang lainnya itu Duta Intelegensia,” tuturnya.

Mengenai pemilihan akhir atau grand final duta kampus, Wildan menegaskan keputusan sepenuhnya berada di tangan dewan juri. Mahasiswa umum belum dapat berkontribusi dalam pemilihan tersebut, “Kalau mahasiswa umum kayaknya belum bisa, karena ini kita beri keputusan penuh kepada jurinya,” jelasnya.

Menanggapi kegiatan tersebut, Wildan menambahkan bahwa acara pemilihan duta berdampak positif terutama bagi para finalis yang masih berada di semester awal, “Membentuk juga karakter dari mahasiswanya itu, apalagi mereka dari semester dua, semester tiga, itu bisa membentuk kepribadian mereka yang lebih baik,” tuturnya.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat menjadi peluang bagi para finalis untuk tumbuh lebih baik dan menjadi motivasi untuk terus berkembang ke depannya, “Harapannya terus merasa lapar, terus merasa bodoh, karena kalau kalian semakin pintar itu semakin tidak tahu,” tambahnya.

Sementara itu, tanggapan datang dari salah satu peserta Duta Kampus, yakni Melisa, dari Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI’23). Ia menilai pengadaan acara tersebut merupakan langkah berani lembaga untuk membawa kampus ke ranah yang lebih luas.

Kegiatan yang baru direncanakan kurang lebih satu bulan ini menurutnya sudah patut diapresiasi, “Kalau menurut saya, UIN ini sangat berani, sih. Untuk bisa melangkah perubahan, yang tadinya tidak ada sekarang jadi ada duta, dan saya mendengarkan bahwa dari panitia bilang kegiatan ini belum sampai satu bulan persiapannya,” ucapnya.

Ia juga menyoroti kegiatan unjuk bakat pada hari ini yang menurutnya menjadi ajang positif untuk menampilkan kemampuan masing-masing finalis. Meskipun begitu, ia berharap agar calon Duta Kampus tahun berikutnya mendapat dukungan penuh dari berbagai unsur di kampus, “Kalau untuk hari ini sendiri saya merasa ini salah satu bentuk ajang kita untuk bergengsi di ranah bakat. Tapi, yang disayangkan bahwa ada sedikit audiensnya,” terangnya.


Tanggapan lain datang dari Alfi Nuril, salah satu finalis Duta Kampus dari Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI’23). Menurutnya, pemilihan duta bukan hanya sekadar ajang kompetisi, tetapi juga menjadi sarana untuk mengenali potensi diri dan melatih rasa tanggung jawab, “Menurut saya, pemilihan Duta Kampus ini bukan sekadar ajang kompetisi, melainkan juga wadah pembelajaran untuk semakin percaya diri,” terangnya.

Ia juga berharap agar kegiatan tersebut dapat terus berlanjut pada tahun-tahun berikutnya, “Semoga kegiatan ini bisa terus berjalan dan memberikan dampak positif bagi kampus,” pungkas Alfi.

(Reporter/Adisti)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *