Kronika

Puisi

HUJAN

  • Juni 17, 2018
  • 1 min read
  • 89 Views
HUJAN

Gemercik air mulai terdengar
Merdunya suara rintikan mengalun
Rinai hujan mulai menyentuh sang bumi
Ku terbuai dalam alunan hujan
Pesonanya kembali hadir menyelam asa
Mengusik relung jiwa yang terpendam
Namun tak bisa ku lepaskan
Memori kusam seketika cerah benderang
Mengurai kenangan demi kenangan
Kuberada dalam zona nyaman
Meski sekejap terasa sendu memilu
Ingin ku teriak menghempas luka
Jelas saja kini telah terkuak
Rasanya inhin ku menjerit
Namun hujan telah menyuarakan hati
Air telah terurai dengan lincah
Menggores kalbu dengan tajam
Biarkanlah aku lelap dalam kenagan
Biarkanlah hujan mengaluni hatiku
Ingin kubergegas beranjak
Sejauh ujung dunia kupergi
Aku tak kuasa mengulum perih
Yang juga tak ada akan habisnya
Hingga kuberada pada titik akhir
Kuberd uka dalam kelamnya

Ujung Penantian
Desahan angin menggema telinga
Berbisik kecil diaras dedaunan
Rintihnya menelusupi rapuhnya raga
Ada keinginan yang menjelma harapan
Waktu tak kunjung usai bertahan
Dalam kegelapan malam yang abadi
Menemani keresahan yang memilukan
Menopang serpihan yang berantai
Jejakku tak lagi terhitung hari
Matahari saja enggan menyapaku
Dan bulan, seakan tak mengenali
Tentang hujan, aku hanya diam membisu
Aku ingin berhenti dalam hitungan detik
Kerisauan ini menggali kehampaan
Tak kupungkiri hati yang retak
Menuai harapan semu dalam buaian

Penulis : Eka Mita Lestari/Pbs/II

Bagikan ini:
Baca Juga:  Kesan Sebuah Pertemuan
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *