IAIN Metro Terapkan Pola Baru untuk Wisuda, Apa Tujuannya?
Secara definitif, wisuda adalah upacara pengesahan gelar akademik yang diberikan kepada lulusan perguruan tinggi yang telah menyelesaikan studinya. Dalam tradisi akademik, wisuda menandai kelulusan mahasiswa setelah menempuh masa pendidikan di universitas.
Biasanya, prosesi wisuda diawali dengan arak-arakan senat universitas yang terdiri dari rektor beserta jajarannya bersama dekan fakultas untuk mewisuda para calon wisudawan. Dengan demikian, wisuda merupakan pengakuan resmi atas prestasi akademik dan kesarjanaan para lulusan.
Di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro sendiri wisuda dilaksanakan dua kali dalam satu tahun akademik. Namun, hal ini sudah tidak lagi dilakukan. Tahun Ajaran 2023/2024 akan menjadi momen pertama kali wisuda dilaksanakan sebanyak tiga kali, yakni setiap empat bulan sekali, di mana pelaksanaannya direncanakan di Bulan April, Agustus, dan Desember.
Saat ditemui di ruangannya pada awal Desember 2023 lalu, Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Suhairi menjelaskan bahwa perubahan pola wisuda tersebut akan terus dikaji dan disesuaikan dengan perkembangan jumlah mahasiswa, “Nanti kita lihat, jadi kita sesuaikan dengan perkembangan mahasiswa, dari tahun ke-tahun jumlah wisuda meningkat atau turun. Jadi kita tetap mempertimbangkan jumlah mahasiswa,” kata Suhairi.
Lebih lanjut, pola pergantian dalam pelaksanaan wisuda tersebut telah dibahas dalam kalender akademik, mesikipun begitu hal tersebut perlu dilakukan pengecekan kembali. Jika jumlah mahasiswa pada tahun 2024 yang menjadi wisudawan tidak sebanyak tahun 2023, maka pola pergantian tersebut akan disesuaikan kembali, “Namun, hal ini juga sudah dicantumkan dalam kalender akademik tahun ini,” tambahnya.
Kemudian, perubahan pola wisuda juga disebabkan karena kenaikan jumlah mahasiswa yang akan lulus. Pihak kampus tidak mungkin memaksakan jumlah mahasiswa yang mengikuti wisuda, sehingga wisuda periode sebelumnya membatasi wisudawan dalam membawa wali dalam prosesi.
Faktor lain yang menyebabkan perubahan pola wisuda adalah keterbatasan tempat pelaksanaan wisuda. Gedung Sebra Guna (GSG) IAIN Metro hanya dapat menampung sekitar 600 wisudawan beserta dua wali, “Karena kita keterbatasan tempat pelaksanaan wisuda, jadi dengan itu membatasi hanya satu saja wali yang bisa masuk saat prosesi wisuda,” jelas Suhairi.
Terkait sosialisasi mengenai hal ini pihak rektorat menyerahkannya kepada fakultas. Pihak kampus terlebih dahulu membuat kalender akademik, kemudian menyerahkannya kepada fakultas. Setelah itu, fakultas melakukan sosialisasi secara daring melalui website.
Suhairi pun berharap hal tersebut dapat mewujudkan prosesi wisuda yang lebih baik dan khidmat, sehingga kedua orang tua dapat diundang, “Dengan adanya perubahan pola wisuda ini, lebih baik dan khidmat. Sehingga kedua orang tua wisudawan dapat diundang,” harapnya.
Tanggapan datang dari mahasiswi Tadris Bahasa Inggris, Elyzabeth Zandova. Ia mengungkapkan dengan adanya informasi yang tidak pasti terkait acara wisuda, membuatnya merasa cemas.
“Sedikit cemas, karena jadwal wisuda diundur maka akan berimbas kepada pengambilan ijazah pun tertunda. Di mana kami yang ingin melamar pekerjaan tentu sangat membutuhkan ijazah tersebut,” ujarnya.
Ia juga berharap sebaiknya informasi mengenai pelaksanaan wisuda bisa disosialisasikan sesegera mungkin, hal ini agar mahasiswa tidak khawatir mengenai jadwal jelasnya, “Agar kami sebagai mahasiswa yang akan melaksanakan wisuda dapat mempersiapkan segala hal mengenai persiapan wisuda serta kami tidak terlalu khawatir jika jadwalnya sudah ditentukan,” tegasnya.
Tanggapan yang sama juga diungkapkan oleh salah satu mahasiswa Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD), ia menuturkan belum jelasnya jadwal wisuda tahun ini membuatnya risau. Pasalnya momen yang ditunggu-tunggu tersebut belum jelas pelaksanaannya.
“Intinya kecewa sih, seperti sudah capek-capek mengerjakan skripsi sesuai tanggal yang ditentukan, akan tetapi pelaksanaan wisudanya tidak jelas,” ucapnya.
(Reporter/Abizard/Aina)