Kronika

HMJ IAIN Kampus

Inovasikan Podcast Pembelajaran Bahasa Inggris, Mahasiswa TBI Kantongi Juara II LKTI

  • November 20, 2020
  • 4 min read
  • 110 Views
Inovasikan Podcast Pembelajaran Bahasa Inggris, Mahasiswa TBI Kantongi Juara II LKTI

“Perasaannya campur aduk, kaget, tidak menyangka, seneng, dan haru. Karena dari awal tidak pernah expect buat masuk 3 besar, apalagi juara 2,” ungkap Afdhila Khusnila Wati saat dihubungi Kronika via WhatsApp, Rabu (18/11).

Perempuan yang kerap disapa Dila ini berhasil menorehkan prestasi di kancah nasional. Melalui tulisannya berjudul Utilizing Podcast to Teach Islamic Expression in Indonesian Islamic Higher Education, ia berhasil membawa pulang juara II pada Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) yang diselenggarakan oleh Unit Pengembangan Bahasa (UPB) UIN Mataram dalam rangka menyelenggarakan festival bahasa ke-2 Tingkat Nasional pada awal September lalu.

LKTI adalah kompetisi perlombaan karya tulis hasil penelitian atau non penelitian yang bersifat solutif, inovatif, dan kreatif dalam pembelajaran bahasa.Tujuan utama kegiatan ini adalah sebagai wadah untuk menampung
pemahaman dan pengetahuan mahasiswa/i dalam menuangkan ide atau gagasan mereka tentang isu-isu mutakhir pembelajaran bahasa
pada masa pandemi.

LKTI diikuti dari berbagai kampus di Indonesia seperti Universitas Gajah Mada (UGM), Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Universitas Mahasaraswati Denpasar Bali,  Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, UIN Malang, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Tulungagung, IAI Nurul Hakim Lombok Barat Nusa Tenggara Barat, dan IAIN Metro Lampung.

Awalnya Dila ditawari oleh ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Tadris Bahasa Inggris (TBI) Muhammad Nur Halim, untuk ikut pelatihan menulis jurnal, yang mana pembimbingnya adalah Dedi Irwansyah, Dosen IAIN Metro yang sudah tidak diragukan lagi dalam kemampuan menulisnya.

“Jadi aku terima aja penawarannya. Aku dateng ngadep beliau (Dedi Irwansyah,. red) sama adek tingkat juga, eh ternyata penulisan ini bukan sekedar pelatihan, tapi untuk lomba. Agak shock si awalnya, tapi hati bilang buat tetep lanjut,” pungkasnya.

Baca Juga:  Dema-I Laksanakan Rapat Koordinasi Terkait Problematika Ormawa

LKTI dibagi menjadi 3 kategori yaitu LKTI berbahasa Arab, LKTI berbahasa Inggris, dan LKTI berbahasa Indonesia. Setiap peserta hanya diperbolehkan memilih 1 jenis Bahasa dari ke-3 bahasa tersebut. Dila yang merupakan mahasiswi IAIN Metro jurusan TBI’17, memilih LKTI berbahasa Inggris untuk ia tulis.

Judul Utilizing Podcast to Teach Islamic Expression in Indonesian Islamic Higher Education dipilih Dila karena di musim pandemi seperti ini, pembelajaran harus tetap dilakukan. Inovasi baru perlu dibuat demi berjalannya suatu pembelajaran untuk menarik minat siswa, salah satunya yaitu penggunaan media aplikasi.

“Di IAIN ini jarang sekali pembelajaran menggunakan media aplikasi seperti podcast. Selain itu, melihat dari background kampus kita dan kampus-kampus lainnya yang berlandaskan keagamaan, nilai keislaman malah jarang bahkan tidak dimasukkan ke dalam suatu pembelajaran,” jelas perempuan kelahiran Mei 1999 ini.

“Seperti yang kita ketahui, pembelajaran hanya berfokus pada topik pembahasan materi saja. Padahal nilai-nilai keislaman perlu sekali untuk dimasukkan walaupun sedikit, sehingga landasan kita tetap kokoh,” tambahnya.

Dila mulai menggarap tulisan pada pertengahan September dan selesai pada akhir Oktober lalu, “Jadi cuma punya waktu 1 setengah bulan untuk garap,” katanya.

Ia sempat merasa kesulitan, karena ini kali pertama Dila mengikuti LKTI seperti ini, “Pertama pasti proses penulisannya. Karena aku masih awam banget baru pertama ini nulis, butuh waktu 3-4 jam buat nyari ide, dan hasilnya cuma satu sampai 2 kalimat. Cari referensinya susah, harus banyak banget baca-baca referensi,” ujarnya.

“Kesulitan kedua ngolah data, gimana caranya data dalam bentuk teks diubah jadi data dalam bentuk angka dan presentasi, bener-bener nguras otak gimana cara ngolah data tersebut. Ketiga, nyari sampel atau objek penelitiannya, harus sabar karena tidak semua mahasiswa mau dan berkenan buat dijadikan objek studinya,” ungkap Dila.

Baca Juga:  Seminar Dema Institut, Memberdayakan Potensi Desa

Pada mekanisme pendaftaran, peserta diminta membayar uang pendaftaran Rp50.000, beserta foto Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan bukti pembayaran untuk di upload dalam formulir pendaftaran. Kemudian peserta diminta mengisi formulir pendaftaran, setelah mengisi form, peserta melakukan konfirmasi kepada panitia.

Lalu mekanisme pengiriman karya, mahasiswa diminta mengirim karya dalam bentuk PDF. Peserta juga diminta membuat surat pernyataan orisinalitas karya yang sudah ditandatangani.

Kriteria penilaian tulisan dilihat dari beberapa indikator yaitu format artikel, kreatifitas gagasan, sumber informasi atau data, serta transfer gagasan, dan kesimpulan. Sedangkan untuk format artikel penilaian dilihat dari penggunaan bahasa yang baik dan benar, serta kesesuaian dengan format penulisan pada panduan (20%).

Kreatifitas gagasan dilihat dari kreatif, inovatif, dan solutif terhadap pengembangan pembelajaran, keaslian gagasan, serta kesesuaian judul dengan subtema, topik, dan isi karya tulis (30%). Sumber informasi atau data dilihat dari relevansi data dan informasi yang diacu, keakuratan dan integritas data serta informasi (30%).

Lalu yang terakhir, transfer gagasan dan kesimpulan dilihat dari kemampuan menyimpulkan bahasan, serta kemampuan mentransfer setiap gagasan untuk dapat diadopsi dan diadaptasi oleh yang bergelut dalam dunia pendidikan bahasa (bahasa Arab, Indonesia dan Inggris,. red) (20%).

“Aku selalu yakin, kalau apa yang menjadi milikmu itu pasti tidak akan terlewat. Jadi serahkan semuanya sama yang di atas, usaha yang tidak pernah berhenti walaupun pelan-pelan, dan doa yang selalu tembus ke langit. Yakin deh, Allah selalu denger, udah pasti itu,” ucap Dila diakhir wawancara.

(Reporter/Novia)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *