Kebersihan Kampus Tanggung Jawab Bersama
Oleh : Maria Ulfa, Nurul Khasanah
STAIN ;Sabtu, langkah kami menuju ruang perpustakaan. Tampak sepi, karena memang sengaja tidak dibuka. Niatan kami untuk menemui salah satu pegawai. Karena sepintas keluhanmasalah kebersihan yang pernah kami dengar membuat kami untuk menanyakan. Tingginya 170an, berambut ikal, berbadan agak kurus. Saat itu masih menikmati istirahat siangnya. Marno, salah satu petugas kebersihan sekaligus pegawai di perpustakaan.
Kebersihan lingkungan kampus sering sekali di remehkan oleh penghuni kampus, terutama oleh para mahasiswa. contoh sederhana di kampus, ketika membuka laci meja yang berada tepat di depan PUSKOM akan didapati banyak sampah di situ. Laci di meja ruang tunggu tersebut, kini berubah menjadi tempat sampah.
Ruang perkuliahan pun rasanya tidak pantas di lihat, adanya permen karet yang menempel di lantai. Padahal petugas kebersihan sudah menyiapkan kotak sampah di setiap ruang. Apakah itu tidak cukup? Apakah kotak sampah harus di letakkan di setiap sudut ruang? Tentu tidak pantas dilihat
Gerobak sampah yang sengaja diletakkan di dekat taman-taman kecil juga tidak digunakan dengan baik, masih saja ada sampah berserakan di halaman kampus. “ya mungkin rasa kepemilikan terhadap kampus kurang, jadi kurang peduli terhadap kebersihan kampus,” ujar Marno besender di sofa abu-abu.
Di kampus terdiri 6 orang petugas kebersihan, 3 orang bertugas membersihkan ruang perkuliahan, 1 orang bertugas membersihkan gedung dosen, 1 orang betugas membersihkan gedung Ubinsa dan 1 orang lagi membersihkan perpustakaan. Untuk perawatan gedung, setiap hari disapu dan jika terlihat tak layak maka dipel. Sedang halaman kampus, para petugas kebersihan bergotong royong membersihkanya.
Saat ini yang paling di fokuskan adalah kebersihan GSG. Karena gedung tersebut kini sering digunakan untuk acara-acara tertentu. Jika yang mengadakan acara pihak lembaga, kebersihan menjadi tanggung jawab petugas. Sedang jika acara mahasiswa, maka yang bersangkutanlah yang bertanggung jawab membersihkan.
Belum ada kesadaran mahasiswa untuk memiliki dan menjaga lingkungan kampus, mereka berpikir hal tersebut merupakan tugas para petugas kebersihan. “ Sebenarnya rasa kepemilikan terhadap kebersihan kampus itu milik bersama, karena jika kampus bersih kita akan merasakan kenyamanan baik di kuliah ataupun di luar perkuliahan. Kita menjadi nyaman berada di dalamnya dan mengikuti perkuliahan pun nyaman bagi mahasiswa,” Jelas Marno.
“ Mari tumbuhkan rasa kepemilikan terhadap kampus, jangan mengandalkan petugas kebersihan. Karena sejatinya tanggung jawab kebersihan milik kita bersama. Jika kita memiliki dan menjaga kebersihan kampus maka kita juga yang menikmatinya. Kalaupun pihak lembaga memberi tambahan petugas kebersihan tentu akan meringankan beban kami,” Tambah Marno menutup pembicaraan.