Kronika

Aktual Kampus Mahasiswa

Lebih Cerdas Melihat Fakta Dari Media

  • September 15, 2018
  • 2 min read
  • 336 Views
Lebih Cerdas Melihat Fakta Dari Media

Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Gema keadilan Fakultas Hukum Universitas Diponegoro (Undip), mengadakan acara Seminar Nasional (Semnas) yang merupakan rangkaian acara Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut Nasional (PJTLN) Diponegoro Journalist Week dengan mengusung tema Mewujudkan Independensi Pers Dalam Menghadapi Tahun Politik di gedung Litigasi Fakultas Hukum Undip sebagai rangkaian acara penutup PJTLN, Sabtu (15/09).

Seminar ini terbuka untuk umum, dengan mengundang pemateri berkompeten, yakni Yoyok Riyo Sudibyo Bupati Batang periode 2012-2017, Bayu Wardhana Pemimpin Redaksi dan Ketua Bidang Aliansi Jurnalis Independen, serta Reika Hapsari Dinas Kominfo Provinsi Jawa Tengah.

Dalam menghadapi tahun politik, suramnya independensi pers di tahun ini, terlebih saat beberapa konglomerasi media merapat ke salah satu kubu calon pemilu. pemilik media, terlebih media televisi yang paling banyak di tonton masyarakat Indonesia, satu tingkat diatas media sosial dimiliki oleh pejabat partai politik, yang lebih memungkinkan pers di interferensi oleh pemilik media. “Tapi saya yakin, media-media yang sudah merapat ke kubu-kubu masing-masing partai, menurut saya, kita tidak punya harapan. Karena di televisi itu dikuasai beberapa kubu partai,” Tegas Bayu Wardhana.

Reika Hapsari mengatakan jika media tak mungkin independen, KPI tak mungkin membredel media nasional, KPI hanya mampu menegur media yang melakukan pelanggaran dalam siaran, untuk muatan-muatan siaran yang mengandung sara, ujaran kebencian dan sudah ada undang-undangnya di koridor penyiaran. “Itu ada hukuman berjenjang yang bernama teguran tertulis, kemudian pemberhentian sementara dari program-program itu, hingga hukuman-hukuman selanjutnya yang sudah diatur oleh KPI, jadi bukan hanya teguran sebenarnya, tapi sanksi nya itu lebih untuk tidak membredel, intinya itu. Tapi sebenarnya ada sanksi berjenjang yang diberikan oleh KPI,” tandasnya.

Baca Juga:  Membentuk Generasi Pers yang Kritis dan Inovatif

Senada dengan Reika, Yoyok Riyo Sudibyo menuturkan jika tak mungkin media dapat menjalankan independensinya jika masih saja pemilik media berkecimpung di partai politik “Jika pemilik atau penguasa media berada di partai politik, siaran lebih mementingkan siaran nasional atau siaran kelompok? Nah, jika itu sudah di kuasai, mau independen darimana, tidak mungkin,” tegasnya.

Rafia Alfiantoro, ketua pelaksana PJTLN Diponegoro Jounalist Week 2018 dalam sambutannya mengharapkan “Melalui kegiatan ini, diharapkan menjadi acuan masyarakat pada umumnya dan pers pada khusunya guna menghadapi tahun politik,” lugasnya.

Haedar Ibnu Roif, Pemimpin Umum LPM Gema Keadilan mengungkapkan “Pers haruslah menjadi batu granit yang kokoh, begitu yang disampaikan mochtar lubis. Ketika kita melihat realita sosial dengan tantangan yang ada di depan kita diantaranya tantangan revolusi industri ke empat, dimana arus teknologi dan keterbukaan informasi merupakan tantangan tersendiri bagi kita semua, tak terkecuali bagi kita pers mahasiswa,” ujarnya. (Reporter/Muli/Momo)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *