Mahasiswa Program Studi (Prodi) Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) angkatan 2023 (semester IV), Universitas Islam Negeri Jurai Siwo Lampung (UIN Jusila), menggelar Pementasan Teater dan Pameran Fotografi Jurnalistik pada Rabu malam, (18-06-2025). Acara yang berlangsung di Aula Kantor Kecamatan Metro Timur ini menyajikan pertunjukan teater dari kisah “Habibie dan Ainun”, serta karya fotografi hasil eksplorasi jurnalistik mahasiswa.
Kegiatan ini merupakan bentuk tugas akhir dari dua mata kuliah, yaitu Manajemen Teater dan Fotografi Jurnalistik. Acara dimulai pukul 18.30 WIB dan dihadiri oleh para dosen pengampu mata kuliah, mahasiswa, serta masyarakat sekitar Kota Metro.
Ketua pelaksana, Ratih, menyebutkan bahwa persiapan dilakukan sejak awal semester, baik untuk pengambilan gambar maupun latihan pementasan, “Persiapan teater kurang lebih dua bulan. Kalau fotografi, itu tugas sejak awal semester, tapi yang dipamerkan itu hasil hunting di taman dan pasar dua minggu sebelum acara, ditambah kumpulan tugas sebelumnya,” jelasnya.
Sutradara pementasan, Sagita Enjellina, menjelaskan alasan dipilihnya kisah Habibie dan Ainun sebagai materi utama pementasan. Menurutnya, cerita tersebut memiliki banyak pesan yang bisa diambil oleh penonton, sekaligus lebih mudah disesuaikan menjadi naskah dalam waktu yang terbatas, “Kami memilih kisah Habibie dan Ainun karena menurut kami ceritanya memberikan banyak pembelajaran. Selain itu, dengan waktu yang cukup mepet, menyadur dari kisah yang sudah difilmkan juga lebih mudah untuk dijadikan naskah,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan tanggapannya terkait jalannya acara secara keseluruhan. Menurutnya, pertunjukan berlangsung lancar dan memuaskan, meski tetap ada keterbatasan pada kapasitas ruang yang membuat sebagian penonton tidak dapat masuk, “Menurut saya acara tadi malam cukup sukses. Dengan waktu yang sedikit kami bisa menyelesaikan tugas ini dengan sebaik mungkin. Senang karena banyak yang mau nonton dan penasaran, tapi sedih juga karena gedungnya tidak bisa muat banyak orang, jadi banyak penonton yang tidak diizinkan masuk lagi waktu acara sudah dimulai,” jelas Sagita.
Sagita berharap pihak kampus bisa lebih memberi dukungan terhadap kegiatan serupa, tidak hanya sebagai tugas akademik tetapi juga sebagai sarana promosi kampus kepada masyarakat luas, “Harapan ke depannya, semoga jika ada lagi pementasan di tahun depan, UIN Jusila bisa lebih mendukung kegiatan seperti ini. Selain sebagai tugas mahasiswa Prodi KPI, ini juga bisa menjadi sarana promosi kepada masyarakat luas,” tuturnya.
Dosen pengampu mata kuliah Manajemen Teater, Dede Mercy Rolando, menyampaikan bahwa acara tersebut telah rutin digelar selama tiga tahun dan selalu mendapat respons yang baik. Namun, ia menyoroti keterbatasan ruang yang menjadi kendala utama setiap tahunnya, “Acara ini sudah berlangsung tiga tahun berturut-turut, alhamdulillah selalu berjalan lancar. Tapi kendalanya selalu soal tempat. Gedungnya sempit, padahal antusias penonton luar biasa,” katanya.
Ia berharap ke depan kampus bisa lebih memfasilitasi kegiatan serupa agar kreativitas mahasiswa semakin berkembang, “Semoga mata kuliah Manajemen Teater ini bisa menjadi wadah bagi mahasiswa KPI untuk menyalurkan kreativitas mereka. Dan tentu saya harap tetap ada kolaborasi berkelanjutan dengan Pak Roy dari mata kuliah Fotografi Jurnalistik,” harapnya.

Dosen pengampu mata kuliah Fotografi Jurnalistik, Siroy Kurniawan, juga menekankan pentingnya kegiatan tersebut sebagai media pembelajaran praktik yang berdampak langsung pada kesiapan mahasiswa menghadapi dunia profesional, “Dua mata kuliah ini luar biasa penting untuk membentuk kesiapan mahasiswa. Lewat teater mereka belajar public speaking dan manajemen acara, sementara lewat fotografi mereka belajar bercerita melalui lensa,” jelasnya.
Ia berharap kegiatan tersebut tetap dilanjutkan dengan dukungan penuh dari kampus, khususnya dalam penyediaan fasilitas, “Harapan saya, kedua mata kuliah ini bisa terus menjadi sarana peningkatan kualitas mahasiswa, terutama dalam menghadapi dunia kerja nanti. Kampus juga perlu mendukung lewat penyediaan ruang yang lebih luas agar karya mereka lebih maksimal,” tuturnya.
Tanggapan datang dari penonton, Habibi mengapresiasi jalannya acara walau terdapat kendala teknis. Ia berharap kegiatan serupa terus berkembang, bahkan meluas ke jurusan lain, “Acaranya bagus meskipun ada kendala, itu hal yang wajar. Saya berharap ke depan kegiatan seperti ini tidak hanya dari KPI saja, tapi juga bisa diikuti jurusan lain supaya lebih semarak,” katanya.
Sementara itu Fikroh Intan Dian Sari (KPI’22) turut mengapresiasi jalannya acara meskipun sempat mengalami perubahan jadwal, “Awalnya sempat tertunda dari jadwal awal, tapi acaranya tetap keren. Aktor-aktornya luar biasa,” ujarnya
Ia juga menyampaikan harapan agar kampus memberikan dukungan lebih konkret, khususnya terkait fasilitas dan ruang ekspresi, “ Harapannya, kampus bisa memberikan tempat yang layak bagi mahasiswa untuk mengekspresikan kemampuan mereka. Sayang kalau kegiatan seperti ini justru harus digelar di luar kampus. Padahal kalau difasilitasi, kegiatan seperti ini bisa jadi nilai tambah untuk kampus juga,” ungkapnya.
(Reporter/Meli)