Matinya demokrasi mahasiswa di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro terlihat jelas dengan tidak adanya Senat Mahasiswa (Sema) dan Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema-I) sebagai lembaga tertinggi Organisasi Mahasiswa (Ormawa) di kampus. Akar permasalahannya terletak pada tidak berjalannya mekanisme demokrasi yang seharusnya menjadi saluran aspirasi mahasiswa. Salah satunya tercermin dari tidak adanya Musyawarah Organisasi Mahasiswa Institut (MOM-I) sejak terakhir kali dilaksanakan pada 2022, yang kemudian dihentikan tanpa kejelasan hingga saat ini.
Keberadaan Sema Dema-I sangat penting dalam merumuskan aturan-aturan serta menyampaikan hak-hak dan aspirasi mahasiswa. Tanpa lembaga-lembaga tersebut, mahasiswa kehilangan wadah untuk berpartisipasi aktif dalam pengambilan keputusan dan perwujudan demokrasi di lingkungan kampus. Tidak berjalannya prinsip demokrasi ini, bukan hanya berdampak terhadap mahasiswa tetapi juga dampaknya terhadap kampus IAIN Metro.
Harapan saya di tahun 2025 ini, khususnya menjelang pemilihan rektor baru adalah, agar demokrasi mahasiswa di IAIN Metro dapat dihidupkan kembali melalui pembentukan Sema Dema-I yang efektif dan transparan. Saya juga berharap MOM-I dapat kembali dilaksanakan secara rutin dan demokratis, sebagai ajang demokrasi antar organisasi mahasiswa. Kembalinya semangat demokrasi ini akan membuka ruang bagi mahasiswa untuk berperan aktif dalam membangun kampus yang lebih baik.
Penulis: Ilham Bratama
Penyunting: Redaksi