Di penghujung November tepatnya Senin (23/11) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Bidang Deputi Pengembangan Pemuda, mengadakan pelatihan Pendidikan Kader Pemimpin Muda Nasional (PKPMN), yang dilaksanakan dengan sistem daring pada 30 November-10 Desember via zoom. Selanjutnya pelatihan luring pada 10-14 Desember di Bogor.
PKPMN diikuti dari berbagai wilayah di indonesia seperti Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Papua. Kegiatan ini bertujuan untuk mendidik kader pemimpin muda agar lebih paham tentang kebangsaan dan nasionalisme.
Terdapat 4 kategori kelompok yang dapat mengikuti, diantaranya Organisasi Kepemudaan se-Indonesia, Organisasi berbasis Minat Bakat, Kelompok Strategis seperti pengusaha muda, dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia. Sebanyak 3000 peserta yang mengikuti seleksi, tetapi hanya 60 yang berhasil lolos.
Zezen Zainul Ali, Ahwalusy Syakhsiyyah (AS/ VII), merupakan peserta yang berasal dari Sumatera. Bermodalkan informasi melalui media sosial, ia mendaftarkan diri dengan kategori Organisasi Kepemudaan se-Indonesia (UKK Pramuka, .red). Kegiatan ini bersifat undangan terbuka Kemenpora bukan undangan delegasi melalui perantara lembaga.
“Kalo ditanya dapet info, ya pasti dari luar kampus. Karna kan ya itu lewat media sosial (@Kemenpora,. red), dulu kan ikut kegiatan jadi saling share kegiatan-kegiatan. Jadi ya pas ada yang share coba daftar,” terangnya kepada Kronika.
Dengan karya esai yang berjudul Inovasi Blue Ekonomi di Pedesaan Sebagai Upaya Ketahanan Pangan Nasional, ia berhasil lolos menjadi salah satu peserta. Hal ini didasarkan dengan kondisi ekonomi masyarakat yang kurang ada perkembangan, khususnya masalah padi. Para petani seringkali tidak mendapatkan untung setelah mereka panen, karena hasil panen hanya cukup untuk menutup modal. Ia berharap dengan menciptakan ekonomi berputar, karena ini merupakan bagian dari blue ekonomi.
“Melihat kondisi ekonomi di desa itu ya gitu-gitu aja apalagi dari pertanian. Modal menanam sekian dan ketika panen hanya sekian. Jadi gak ada benefit signifikan yang mereka ambil. Inovasi blue ekonomi jadi sistem yang diterapkan di desa, diantaranya pengolahan limbah dan sebagainya. Terdapat ekonomi berkelanjutan, seperti padi dimana jerami jadi pakan kambing. Kambing nanti komposnya bisa digunakan untuk pupuk padi. Jadikan sama-sama simbiosis mutualisme. Pokoknya ada terjadinya rotasi,” jelasnya.
Pengerjaan esai hanya memerlukan waktu selama 2 hari. Kendala dalam penulisan esai, seperti banyaknya kegiatan lain sehingga membuat ia tidak fokus untuk menulis esai sebab tema merupakan konsep baru, sehingga perlu mencari referensi untuk menyelesaikan esai.
Baginya mengikuti PKPMN merupakan cara melatih mengedepankan kedisiplinan terutama pada waktu. Peserta sudah berada di dalam forum sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Selama pelatihan daring ia mendapatkan ilmu mengenai radikalisme dan nasionalisme. Sedangkan pelatihan luring lebih banyak dilakukan di lapangan. Seperti kunjungan ke gedung Kemenpora, Badan Narkotika Nasional (BNN), dan Museum Sumpah Pemuda.
Setelah PKPMN selesai, ia mendapatkan tugas untuk membuat Rencana Tingkat Lanjut (RTL) secara individu dan kelompok. RTL ini bertujuan untuk mengimplementasikan materi yang sudah di dapatkan peserta selama pelatihan berlangsung. Dengan mengikuti PKPMN ini, ia berharap semoga dapat memotivasi sekitarnya.
“Harapannya semoga bisa memotivasi kawan-kawan yang lain, karena memang mumpung masih mahasiswa bisa ikut kegiatan. Selagi bisa kenapa enggak,” ungkapnya.
(Reporter/Salwa)