Kronika

Karya Reading List Resensi

Memahami Arti Sabar dari Buku Karya Ahmad Rifa’i Rif’an: Man Shabara Zhahira

  • Juni 3, 2021
  • 3 min read
  • 515 Views
Memahami Arti Sabar dari Buku Karya Ahmad Rifa’i Rif’an: Man Shabara Zhahira

Dalam hidup setiap orang tentunya mendambakan kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat. Melalui buku yang berjudul Man Shabara Zhahira, memberikan pelajaran kepada kita bagaimana cara menjadi sukses di semua hal yang dilakukan, yaitu dengan cara sabar. Sabar yang dimaksud bukan berserah diri tanpa usaha. Namun, terus berikhtiar dan berdoa dengan penuh kesabaran dalam menanti.

 

Man Shabara Zhahira memiliki arti siapa yang bersabar pasti akan berhasil, merupakan buku pertama karya Ahmad Rifa’i Rif’an yang terbit dan langsung diminati banyak orang. Hal ini terbukti dengan dicetaknya edisi ke-17 pada November 2019 lalu.

 

Buku ini terdiri dari 6 bab dan saling berkaitan, mulai dari dream (mimpi), action (aksi), beautiful life (kehidupan yang indah), love (cinta), pray (doa) dan wisdom (kebijaksanaan).

 

Dalam buku tersebut, penulis kerap menyelipkan motivasi dan hikmah dari orang-orang terkenal, terkadang juga menyelipkan kisahnya sendiri. Sehingga membuat para pembaca akan mendapatkan contoh nyata dari hikmah-hikmah tersebut.

 

“Dua puluh tahun mendatang, Anda akan lebih merasa kecewa pada hal-hal yang tidak Anda lakukan daripada hal-hal yang telah Anda lakukan. Jadi, putuskan kapal Anda. Berlayarlah menjauh dari pelabuhan yang aman. Tangkaplah angin dengan layarmu. Jelajahi lah. Bermimpi lah dan temukan lah.”

 

Kutipan yang terdapat pada bab 2 tersebut mengajarkan kepada kita agar tidak takut untuk mencoba selagi masih muda. Tidak sedikit seseorang takut mencoba hal yang ia sukai dengan alasan takut gagal, malu, takut ditertawakan dan sebagainya. Namun, jika kita sadari dengan mencoba akan menjadi lebih tahu mana yang salah dan benar, mana yang harus dilanjutkan dan ditinggalkan.

 

“Kita tidak akan pernah bisa memuaskan semua orang dengan tindakan kita. Pasti akan ada orang yang kontra dengan setiap keputusan yang akan kita ambil. Bila kita tetap memaksakan ingin memuaskan semua orang, kita tidak akan mendapatkan apa-apa,” kutipan ini merupakan poin penting pada bab 3.

Baca Juga: 

 

Dalam bab ini kita diajarkan untuk berani menjadi diri sendiri, mencintai, dan memeluk setiap keputusan-keputusan yang telah kita buat serta menjalaninya dengan penuh syukur. Tidak iri dengan apa yang telah orang lain miliki, karena memang dunia ini fana. Semua akan terasa biasa saja jika telah dimiliki, berlaku dalam hal apa pun di dunia ini.

 

Tak hanya itu, bekerja keras saja tidak cukup. Perlunya kita menyertakan Allah di semua aktivitas yang kita lakukan adalah sebuah hal yang wajib. Jika yang kita inginkan adalah keberhasilan dunia dan akhirat.

 

Menuju bab terakhir, kita akan diajarkan bagaimana cara berdamai dengan diri sendiri. Menerima kegagalan dengan lapang dada dan mengambil hikmah atas semua kejadian yang menimpa supaya lebih mawas diri.

 

Jika dilihat pada arti dalam judulnya, siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil. Penulis tidak menyebutkan secara tersurat mengenai kesabaran itu. Namun, menyelipkannya secara tersirat melalui motivasi ataupun penjelasannya. Penulisan dalam buku ini sederhana, mudah dipahami untuk semua kalangan. Buku ini sangat relate untuk kalian yang masih berstatus menjadi mahasiswa, supaya tidak mudah mengeluh atas banyaknya tugas.

 

(Penulis/Lusi)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *