Kronika

Uncategorized

Mempunyai SKILL, nilai lebih di dunia kerja

  • Juni 11, 2012
  • 4 min read
  • 75 Views

Wawancara dengan Kepala Dinas Sosial dan Ketenagakerjaan kota Metro (Drs Djohan Steven)

Oleh: ERMA Yuli

Menurut Bapak bagaimana tingkat persaingan pencari tenagakerja lulusan Perguruan Tinggi (PT) dengan lapangan pekerjaan yang ada di Metro ini?
Pada dasarnya di Metro ini berbeda jauh dengan daerah-daerah lainnya. Di mana tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi tetapi lapangan pekerjaannya sangatlah minim. Di mana di Metro ini hanya sedikit sekali perusahan dalam skala besar yang ada hanya supermarket yang menampung pekerjaan. Tetapi kalau kabupaten lain banyak sekali perusahaan besar. Selanjutnya kebanyakan setiap mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya setelah lulus biasanya memilih-milih dalam mencari pekerjaan dan hanya terfokus pada satu pekerjaan misalnya setiap lulusan keguruan harus menjadi guru dan kebanyakan hanya menginginkan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) saja sehingga tidak ada inisiatif lain untuk membuka lapangan kerja sendiri seperti berwiraswasta, sehingga mengakibatkan banyaknya lulusan PT tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan.
Berapa persentase lulusan perguruan tinggi yang bekerja?
Kebanyakan setiap perguruan tinggi tidak memberikan data kepada kami tentang berapa tingkat kelulusan pertahunnya. Jadi kami tidak mengetahui seberapa besar tingkat kelulusan sekaligus yang mencari pekerjaan, yang ada hanya data berapa besar yang mencari pekerjaan yang masuk ke database kami. Dan pada setiap tahunnya terjadi peningkatan pencari kerja, karena sering dari tahun ke tahun ada yang belum dapat dan sedang mencari pekerjaan.

Menurut bapak penting manakah antara skill dan IPK yang harus dimiliki seorang sarjana dan tingkat kecenderungan yang terpakai dalam lapangan pekerjaan?
Sebagai seorang mahasiswa kita harus menuntut ilmu dan ilmu yang kita miliki dalam perkuliahan kita pelajari dan kuasai betul artinya kalau kita menguasai ilmu dengan baik maka tidak jauh dengan realita yang ada. Di mana hasilnya seseorang itu akan memiliki IPK (indeks prestasi komulatif) dan keterampilan (skill) tertentu. IPK merupakan salah satu persyarat dalam mencari pekerjaan biasanya dalam seleksi berkas. Tetapi pada kenyataannya IPK bisa memang betul adanya bisa juga tidak, karena sering sekali terjadi adanya manipulasi. Tetapi yang dilihat oleh kebanyakan orang yaitu kemampuan seseorang tersebut dalam lapangan. Apabila kita melamar mempunyai skill tertentu itu merupakan nilai lebih bagi kita selain nilai IPK.

Baca Juga:  15juta Nyaris Hilang Digondol Tetangganya Sendiri

Out put perguruan tinggi yang seperti apa yang siap pakai dalam dunia kerja?
Pada awalnya dulu ada KKN (kuliah kerja nyata) atau PKL (praktek kerja lapangan) untuk pengenalan medan. Tetapi keduanya merupakan tahap pengenalan saja, keduanya sama-sama untuk melihat kenyataan yang ada di lapangan, serta untuk mengimplementasikan ilmu ataupun teori kita dapatkan di masa perkuliahan dan melaksanakannya di lapangan. Pengenalan kenyataan antara teori dan praktek, pada dasarnya teori banyak yang sama tetapi pada kenyataanya di lapangan kita harus belajar dari pengalaman tersebut. Jadi, out put yang siap yakni lulusan yang sudah berpengalaman dan memiliki kemampuan.
Apa saja kinerja dari dinas ketenagakerjaan itu sendiri untuk mengatasi pengangguran?
Dinas ketenagakerjaan selalu menanamkan sifat wirausaha yang artinya kita berusaha bagaimana caranya pencari pekerjaan ini dengan tenaga keterampilannya, dengan skill yang ada. Dengan pelatihan yang ada bisa mandiri membuka lapangan pekerjaan sendiri ataupun kalau bisa membuka perusahaan. Sedangkan untuk modal kerja nanti dari dinas perindustrian perdagangan dan koperasi (perindakkop). Koordinasi dengan beberapa perusahaan sehingga kami bisa cepat dan tanggap apabila ada perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dan kami bisa memberikan informasinya kepada masyarakat. Dilakukan koordinasi antar dinas ketenagakerjaan yang lain serta adanya suatu alat untuk mengakses untuk lapangan kerja untuk bertukar informasi dengan lapangan pekerjaan di wilayahnya.

Pesan bapak untuk mahasiswa?
Yang pertama sebagai mahasiswa harus menguasai semua ilmu dengan baik. Jangan setengah-setengah karena hasil yang kita peroleh juga tidak maksimal. Kedua, banyak belajar di berbagai lingkungan karena belajar itu tidak hanya terjadi pada lingkungan formal. Setiap mahasiswa harus menguasai ilmu tentang pemerintahan, sosial kemasyarakatan dan pembangunan, serta melihat dan mengamati situasi di dunia ini. Sehingga kita bisa mengambil peluang yang ada. Dan yang terakhir untuk mahasiswa yang telah menyelesaikan masa studinya harus berbagi ilmu dengan mengajarkannya kepada orang lain karena sekarang ini banyak sekali yang sudah berilnu tapi tidak mau mengajarkannya. Islam juga sudah mengajarkan kepada kita untuk menggunakan ilmu kita dengan baik ataupun bermanfaat untuk orang lain.
Harapan bapak untuk mahasiswa?
Perbanyak wawasan dan banyak berkonsultasi dengan orang lain. Kita harus belajar semuanya sehingga kita mempunyai skill tertentu. Pepatah orang katakan intropeksi, kalau saya katakan siapa saya. Contohnya, kalau saya di dalam rumah tangga sebagai anak apa saja yang harus saya lakukan terhadap orang tua. Yang kedua keluar dari rumah kita kalau tahu siapa saya, pasti kita akan menghargai tetangga. Di lingkungan pekerjaan kalau tahu siapa saya, maka yang harus kita lakukan membimbing mengarahkan dengan baik begitu juga sebaliknya. Ibarat seperti harus pandai bermain layang-layang, tarik ulur terus.

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Previous Post

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *