Kronika

Uncategorized

Mengangkat Kaki di Tembok, Jadi Relaksasi Sebelum Tidur

  • Mei 7, 2024
  • 3 min read
  • 173 Views
Mengangkat Kaki di Tembok, Jadi Relaksasi Sebelum Tidur

 

Di zaman yang modern seperti saat ini, banyak sekali kegiatan yang menyita kita untuk fokus, berpikir, dan juga bertenaga. Pasti banyak dari kita yang kelelahan saat menyelesaikan pekerjaan ataupun tugas-tugas lainnya.

Pada artikel ini, Kronika akan membagikan sebuah tip yang bisa dicoba oleh Pembaca Kronika jika merasa lelah dan ingin sedikit meredakan kelelaannya, yakni dengan mengangkat kaki ke tembok sebelum tidur.

Pertama, pose mengangkat kaki di tembok sebelum tidur memiliki beberapa manfaat penting bagi kesehatan fisik dan mental. Manfaat utama pose ini adalah dapat meregangkan otot-otot pinggang, paha bagian belakang, hamstring, dan punggung bagian bawah, yang biasanya menjadi tegang dan kaku akibat aktivitas seharian.

Dengan melakukan peregangan pada otot-otot ini secara teratur setiap hari, fleksibilitas dan mobilitas tubuh akan meningkat. Selain itu, aliran darah juga akan mengalir lebih lancar ke daerah kaki dan tungkai bawah karena efek gravitasi dari mengangkat kaki ke atas. Peredaran darah yang baik sangat penting untuk mencegah kram otot atau rasa kesemutan di kaki.

Secara mental, pose mengangkat kaki di tembok ini juga bermanfaat untuk membantu melepaskan ketegangan dan membuat rileks seluruh tubuh dan pikiran. Ketika kaki diangkat, otak akan merespons dengan melepaskan hormon relaksasi seperti endorfin dan oksitosin. Hal ini membantu menenangkan syaraf, mengurangi stres, dan menciptakan ketenangan batin sebelum tidur. Dengan pikiran rileks dan tubuh lega, kualitas tidur pun akan menjadi lebih baik.

Kedua, untuk mendapatkan hasil maksimal, ada cara khusus dalam melakukan pose mengangkat kaki di tembok ini. Pertama, berbaringlah di lantai dengan posisi dekat tembok. Kemudian secara perlahan, angkat kedua kaki lurus ke atas hingga menempel di tembok. Pastikan lutut tetap lurus dan kedua kaki rapat. Jaga agar punggung tetap rata di lantai dan rileks. Tahan posisi kaki di tembok ini selama 30 detik hingga 1 menit.

Baca Juga:  Akan Kemanakah Kota Metro 5 Tahun Ke Depan?

Setelah itu, perlahan turunkan kaki dan istirahat sebentar. Ulangi gerakan ini sebanyak 3—5 kali untuk setiap kaki bergantian. Sesuaikan durasi pengangkatan kaki sesuai kemampuan masing-masing. Selalu perhatikan napas agar tetap teratur dan dalam selama melakukan pose ini. Atur posisi sesuai kenyamanan tubuh masing-masing.

Ketiga, durasi ideal untuk melakukan pose mengangkat kaki di tembok ini adalah 3—5 menit untuk setiap kaki. Jadi jika dilakukan bergantian kaki kanan dan kiri, total waktu yang dibutuhkan adalah 6—10 menit. Lakukan secara rutin setiap hari, sebaiknya sebelum tidur malam untuk mendapatkan manfaat relaksasi penuh sebelum istirahat.

Keempat, meski umumnya aman, beberapa kondisi kesehatan perlu berkonsultasi dokter sebelum melakukan pose ini. Misalnya individu dengan riwayat cedera punggung atau pinggang, ibu hamil tua, dan penderita darah tinggi. Pastikan tidak ada kontraindikasi pada kondisi tertentu sebelum berlatih.

(Penulis/Azs)

Sumber :
Locke, Barefoot Doctor. 2016. Barefoot Doctor’s Guide to the Tao: A Spiritual Handbook for the Urban Warrior. London: Piatkus.

Perlman, Adam I.; Perlman, David. 2018. Feel Better, Live Longer with Vitamin Therapy: An Easy-to-Follow Guide to Using Vitamins and Minerals to Treat More Than 100 Common Health Problems. New York: Skyhorse Publishing.

Mayo Clinic Staff. 2021. “Healthy Lifestyle, Stress management.” Mayo Clinic. https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/decrease-stress-by-stretching/art-20267173

Gotter, Ana. 2020. “Inversion Therapy: Reduce Back Pain with ThisStretch.” Healthline. https://www.healthline.com/health/inversion-therapy

Ratey, John J.; Loehr, James E. 2011. The Positive Impact of Physical Activity on Cognition During Adulthood. Reviews in the Neurosciences 22(2):171-85.

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *