Menyemir, Bantu Orang Tua
Metro ; Terlihat beberapa anak kecil yang hilir mudik di depan Masjid Taqwa Metro. Mereka bekerja nampak menjaga sandal serta menyemir sepatu jama’ah Masjid yang menitipkannya. Ada pula anak yang lainnya membawa semir sepatu dengan berlari ke sana ke mari untuk menawaarkan jasanya. Salah satunya Lanang anak seumuran sekolah dasar (SD) ini bekerja sebagai penyemir sepatu. Kediamannya di 22 biasanya berangkat dan pulang hanya dengan berjalan kaki. Sementara Langan hanya tinggal bersama ayahnya dan ibunya sudah berpulang ke Rahmatullah. Dengan seorang bapak yang bekerja sebagai tukang sepuh Lanang pun berjuang membantu ayahnya.
Saat ditemui Kronika hari itu Lanang tidak mendapatkan uang sepeser pun. Namun kata Lanang pada hari biasanya bila mendapatkan uang per hari Rp 10 ribu yang digunakan untuk jajan sendiri dan terkadang di berikan kepada ayahnya. Lanang datang ke masjid Taqwa tiap hari Senin hingga Sabtu setelah pulang sekolah dan pada hari Minggu bisa seharian mengais rejeki. Terkadang pada hari Jum’at ayahnya mampir ke masjid Taqwa sembari sholat Jum’at.
Lanang hanya berkata tidak tahu dan tidak mau berpendapat saat Kronika menanyakan harapan kepada pemerintah kota menyangkut memberi perhatian kepada anak yang bekerja di bawah umur. Lanang pun saat itu hanya menyaut, “bekerja itu capek tapi masih ingin sekolah sambil bekerja,” ujarnya.
Begitu juga dengan Iyan salah satu penyemir sepatu lainnya yang juga rekan Lanang. Iyan pun menuturkan bahwa latar belakang ia bekerja karena ingin membantu kedua orang tuanya. Ayahnya yang hanya bekerja berjualan koran dan ibunya bekerja sebagai pengupas bawang menjadi dilema tersendiri bagi Iyan untuk mencari rejeki walau usianya yang masih dini.
Rumah kediaman Iyan pun tak jauh dari kediaman Lanang yang selalu berangkat dan pulang bersama. Iyan pun mengaku untuk upah jasa menyemir sepatu yang diterima Rp 2 ribu. Sedangkan upah jasa menitipkan sandal Rp 1000. Dikatakannya kedua orang tuanya selama ini tidak pernah memarahinya jika bekerja sebagai tukang semir. Beruntung bagi anak-anak ini juga pengurus masjid mengijinkan mereka untuk menyemir sepatu.
Salah seorang jama’ah masjid yang akrab disapa Jon mengaku rutin setiap seminggu sekali menyemir sepatunya. Jon menuturkan jika sedang banyak rejeki ia memberi Rp 5 ribu karena kasihan. Namun seringnya memberikan Rp 2 ribu atau seikhlasnya. “Kasihan saja tapi mungkin mereka bekerja seperti ini karena ada tuntutan hidup. Semoga seluruh aparat yang terkait dapat mengambil kebijakan untuk kebaikan dan kesejahteraan bersama,” tuturnya.[]