Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Metro akan dilaksanakan dengan sistem PPL From Home. Namun, teknis pelaksanannya belum bisa disampaikan secara tertulis, Minggu (5/07).
Menurut Isti Fatonah, Wakil Dekan I FTIK, “Teknis pelaksanaan belum bisa disampaikan secara tertulis, karena harus melihat dulu perkembangan proses pembelajaran tahun ajaran baru yang masih terdapat berbagai versi,” jelasnya saat dihubungi Kronika via WhatsApp, Jumat (3/07).
Maka, akan ada rapat lanjutan untuk membahas prinsip PPL-FH, “Selain itu, masalah syarat-syarat juga harus lulus mata kuliah PPL-I dulu,” kata Dia
Sistem PPL daring belum bisa dikatakan yang terbaik, karena daring maupun luring semuanya ada nilai plus minusnya. Isti mengatakan, hingga saat ini belum ada kepastian kapan akan dilaksanakan PPL-FH.
“Hal ini dikarenakan sekolah yang akan menjadi lokasi, belum memberikan kepastian. Tidak mungkin juga memaksa menggunakan praktek mengajar secara luring,” ujarnya.
“Masa Covid-19 ini, kita sebagai lembaga pencetak sarjana ya harus menjadi contoh pelaksanaan kegiatan, berusaha mengikuti dan sesuai protokol Covid-19 dan menuju new normal,” pungkasnya
PPL-FH dirasa suatu hal yang bagus, sebab mahasiswa diberikan tantangan sebagai pendidik untuk dapat aktif, kreatif, inovatif, efektif, menyenangkan, dan terampil membuat perangkat pembelajaran, “Proses tersebut divideokan, lalu dikirimkan ke dewan pengawas lapangan untuk dinilai,” imbuhnya.
“Semoga PPL-FH dapat menjadi pengalaman baru, berbeda dari yang sudah dipraktekkan pada mata kuliah PPL I. Meskipun mereka harus peer teaching, menambah ide-ide kreatif, dan melatih empati,” harap Isti.
Menanggapi sistem PPL yang tak kunjung ada kepastian, Durotun Nasikah, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD’17), mengatakan, belum mendapatkan informasi sama sekali tentang kabar PPL nya, “Saya juga belum tau kapan pastinya PPL semester ini diselenggarakan, apakah tepat waktu atau tidak nya saya juga belum tahu,” ujarnya.
Senada dengan Durotun, Yustin Yasri, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI’17), mengatakan, “Saya pribadi belum tau info PPL,” katanya. Ia lebih memilih untuk menunggu keputusan dari kampus.
Berbeda dengan yang dialami Yogi Ridwan, Pendidikan Agama Islam (PAI’17). Ia sudah mengetahui informasi PPL, “Infonya akan dilakukan secara daring, saya tau dari ketua angkatan dan akan segera di terbitkan edaran resminya,” terangnya via WhatsApp.
“Sebenarnya lebih memilih pelaksanaan PPL biasa, karena kalo daring ditakutkan akan banyak hambatan seperti kualitas jaringan, kerterbatasan kuota internet, dan tidak paham dengan ketentuan PPL secara online. Apalagi PPL untuk FTIK pada dasarnya adalah mengajar, tentu akan membuat kami kesulitan,” jelasnya.
Yogi berharap, “Apabila memang daring, semoga ketentuan dan peraturannya tidak terlalu sulit dan bisa memihak mahasiwa. Ketika nanti terjadi kesalahan ataupun ketidakpahaman kami, harapannya ada sebuah toleransi,” harap Yogi.
Sama halnya dengan Muhamad Nur Halim, Tadris Bahasa Inggris (TBI’17). Ia sudah mengetahui Informasi tersebut dari Ketua Jurusan. Namun, ia menginginkan PPL dilaksanakan secara luring.
“Pasti akan terasa sulit, apakah siswa benar-benar belajar dan paham dengan apa yang kita sampaikan atau tidak. Berkaca dari perkuliahan online kemarin, banyak teman-teman mahasiswa yang tidak memahami materi perkuliahan,” imbuhnya.
(Reporter/Syarif/Zuki)