Resmi Dibuka, MYLS Siap Optimalkan Potensi Anak Muda Kota Metro
Metro Youth Leadership Summit (MYLS) bersama Pemerintah Kota Metro melaksanakan Pembukaan Metro Youth Leadership Summit 2021, dengan mengusung tema Inkubator Pemuda, Inovasi Kota. Bertempat di Gedung Walikota Metro, Sabtu (09-10-2021).
Turut hadir Wali kota Metro, Wahdi Siradjuddin, Wakil Wali kota Qomaru Zaman, Ketua Tim Penggerak PKK, Silvia Wahdi, Ketua GOW Kota Metro, Asih Kusminah, Tim Percepatan Pembangunan dan Inovasi (TP2I) Kota Metro, 10 Mentor MYLS, dan 50 peserta MYLS 2021.
MYLS mengajak seluruh anak muda, khususnya Kota Metro untuk berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Metro dan komunitas, dalam hal pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), dengan mendatangi perguruan tinggi dan 23 SMA/MA di Kota Metro pada 15 September–3 Oktober 2021.
Setelah melalui proses seleksi pada 4–5 Oktober 2021 terpilih lima puluh pemuda yang memiliki gagasan atau inovasi baik untuk Kota Metro. Selanjutnya, 10–26 Oktober 50 pemuda akan bertemu dengan sepuluh mentor sesuai masing-masing isu yang dipilih. Setelah itu, terdapat pembagian tim-tim pada lima puluh pemuda untuk kolaborasi terkait diskusi ide. Pada 27 Oktober ide dan inovasi dari hasil diskusi dari tim ini akan dilombakan dengan tim lainnya.
Bagi tim yang lolos tiga besar akan naik ke tahap inagurasi yang diadakan pada 28 Oktober 2021. Tahap ini semua elemen masyarakat akan diundang, untuk melihat gagasan anak muda. Terakhir peserta akan mengikuti tahap inkubasi dari November sampai Maret 2022. mereka akan diinkubasi.
Wahdi Siradjuddin, dalam sambutannya mengatakan, terdapat lima belas perguruan tinggi di Kota Metro yang dapat dijadikan pusat pengetahuan, “Jadi harapannya orang kalau mau belajar di sini saja. Tentang kominfo, tentang digital. Harapan kita begitu, sampai orang belajar agama pun juga di sini,” jelasnya.
Mustafa Akhyar, Penggagas MYLS, mengatakan, melalui program ini dapat mengoptimalkan potensi pemuda Kota Metro. Menurutnya terdapat ruang-ruang yang bisa diisi oleh anak muda agar dapat berkontribusi terhadap pembangunan kota.
“Kita tidak bisa membicarakan hal kebermanfaatan tersebut, kecuali dari anak muda tersebut ada salurannya seperti bertemu pemerintah, pelaku usaha, media serta akademisi di kampus. Lalu dibuatlah sebuah wadah/program yang bisa mengoptimalkan potensi-potensi anak-anak muda sehingga gagasan-gagasan atau aspirasi-aspirasi tersebut bisa sampai kepada siapapun,” katanya.
Ria Rizky Lestari, mahasiswi Universitas Lampung, mengapresiasi adanya MYLS. Menurutnya, selain mendapatkan dukungan Pemerintah Kota Metro, terdapat mentor-mentor yang ahli di bidangnya. Program yang dapatkan melalui Instagram ini berhasil menarik perhatiannya.
“Alasanku mengikuti acara ini karena ingin menambah relasi dan karena aku kerja di bidang kreatif. Jadi berkumpul dengan orang-orang yang muda itu, aku rasa bisa meningkatkan kreatifitasku, ingin meningkatkan skill, serta Aku juga ingin berkontribusi langsung untuk memajukan Kota Metro,” ucapnya.
Melalui isu tentang IT dan digitalisasi, Ria berharap agar ide dan inovasi hasil gagasannya dapat menang dan bisa terealisasi, “Harapannya bisa menang ide inovasi, mendapat investor, dan mewujudkan ide tersebut,” harapnya.
(Reporter/Antika/Faiz)
