Kronika

Pariwisata

Satu Paket Spot Indah dari Pesisir Kalianda

  • Desember 25, 2016
  • 5 min read
  • 79 Views

20151225_082103

Oleh Kahfi

 

      Saat saya mengendarai motor matic mio yang berwarna biru, saya menuju kota Kalianda. Pantai Batu Lapis dan pulau Mengkudu di Kalianda yang sempat menjadi perbincangan di dunia maya membuat saya penasaran dan memutuskan untuk mengunjunginya dan membuktikan keindahannya. Dua dari sekian banyak destinasi wisata di sepanjang pesisir Kalianda, tetapi untuk para traveller kedua destinasi ini harus masuk dalam referensi yang wajib kalian kunjungi.

        Belum banyak orang mengetahui lokasi pantai batu lapis. Jalan menuju ke sana pun tergolong cukup sulit karena tidak adanya jalan permanen. Pantai ini menawarkan nuansa yang berbeda dibandingkan dengan pantai-pantai pada umumnya. Pantai ini berbeda karena adanya lapisan batu yang cukup luas dan terkikis oleh hempasan air laut sehingga menjadikan batu ini berbentuk unik seperti tumpukan meja dan kayu, maka disebutlah pantai batu lapis.

       Tidak jauh dari pantai batu lapis, kita juga bisa mengunjungi sebuah pulau Mengkudu yang ketenarannya pun seperti sudah satu paket dengan pantai batu lapis karena letaknya berdekatan. Dari pulau mengkudu kita bisa berjalan kaki untuk menuju pantai batu lapis dengan menyebrangi jembatan pasir timbul sepanjang kurang lebih 70 meter dan menaiki sebuah bukit. Di atas bukit inilah, pulau mengkudu terlihat sangat indah dengan pesona alam yang begitu luar biasa serta hijaunya pepohonan di pulau tersebut dan pasir timbulah yang menawarkan keindahan yang berbeda.

      Dinamakan Pasir Timbul karena adanya tumpukan pasir, koral, yang terjadi akibat pertemuan dua arus dari arah perairan Kalianda dan perairan Bakauheni di Selat Sunda. Akibatnya gundukan pasir yang disebut pasir timbul bisa digunakan wisatawan atau pengunjung untuk berjalan kaki saat air laut sedang surut tanpa kuatir terkena hempasan ombak dari dua sisi.

Baca Juga:  PMAO UKM Kronika 2020, Bekali Anggota Jalankan Organisasi

      Lokasi pasir Timbul menghubungkan antara Pulau Sumatera dan Pulau Mengkudu yang jika dilihat dari puncak bukit yang masih gugusan Gunung Rajabasa. Pulau Mengkudu terlihat terpisah dari Pulau Sumatera dengan adanya jembatan dari pasir yang memiliki view cukup menawan dari puncak bukit. Pulau dengan pohon-pohon yang menari tertiup semilir angin begitu menjernihkan pikiran, belum lagi ombak yang mendesir lembut, pelan dan mendamaikan.  Suasana yang masih sepi dan begitu alami serta warna air yang jernih dan tampak biru bergradasi membuat kagum setiap mata yang memandang.

       Berjalan menjauh lagi dengan menyusuri lereng bukit yang curam dan menurun  perlahan kita diahadapkan dengan tumpukan bebatuan rapih yang tersusun alami oleh alam. Inilah pantai batu lapis yang saya ceritakan di awal. Kebanyakan orang diluar sana yang telah mengunjungi pantai batu lapis, mengatakan pantai ini mirip dengan pantai yang ada di Bali dengan ciri khas tumpukan bebeatuan berlapis-lapis. Pemandangan indah bisa kita saksikan dari batu lapis ini. Termasuk anak gunung Krakatau yang masih tampak sejauh mata memandang ke arah laut. Ombak-ombak di pantai batu lapis telah menjadikan panorama batuan yang sangat indah dan mencirikan suatu batuan yang berbeda.

      Untuk sampai ke pantai batu lapis, ada dua rute dari Metro bagi anda yang ingin menuju lokasi pantai Batu Lapis dan pulau Mengkudu. Pertama, Metro ke Bandar Lampung, kemudian ke Kota Kalianda, Pelabuhan Canti, Pantai Krakatau Kahai Beach setelah itu naik kapal ke pulau Mengkudu dan jalan kaki ke pantai Batu Lapis. Kedua, Metro ke Bandar Lampung setelah itu Kota Kalianda, kemudian ke Pelabuhan Canti, dan smapailah ke simpang Pantai Batu Lapis. Rute kedua ini tidak perlu naik kapal, mobil juga bisa langsung ke parkiran mobil lalu naik ojek tau jalan kaki menuju parkiran motor. Kondisi jalan belum ada yang permanen setelah memasuki simpang pantai Batu Lapis, jalan tanah merah dengan tanjakan dan turunan terjal melewati rawa serta menyusuri lereng bukit yang ekstrim. Jalan menyusuri lereng bukit hanya cukup dilewati satu motor, sehingganya kita harus rela berhenti sejenak dengan memberikan ruang ketika ada motor dari lawan arah yang ingin melintas.

Baca Juga:  Surga yang Tersembunyi

       Walaupun medan yang   ditempuh cukup ekstrim, namun semuanya terbayar setelah melihat keindahan di depan mata, ombak putih, pantai yang hijau, biru dan pasir timbul sekitar puluhan meter membentang yang memisahkan Pulau Sumatera dan Pulau Mengkudu. Ini adalah view menarik serta sebuah keindahan alam yang diciptakan oleh pelukis alam sehingga mampu memisahkan sebuah pulau besar dengan pulau kecil yang masih bisa dinikmati oleh para pecinta keindahan.

      Bila sudah tiba di pulau mengkudu, anda dapat mencoba sensasi liburan yang indah dan menghilangkan penat dengan menginap disana, apalagi mengingat kondisi jalan yang cukup ekstrim. Disana anda dapat membawa tenda dan perlengkapan lainnya serta bekal makanan dari rumah jika memutuskan akan menginap. Bahkan setelah menginap semalaman, di pagi harinya anda masih akan dimanjakan dengan menghirup udara segar dan melihat sunrise dari ufuk timur dengan pemandangan nan indah dari bukit hijau di ufuk barat.

      Bagi anda yang ingin mengunjungi pulau ini, cukup membayar uang masuk ke pulau Rp 10.000 per orang dan Rp 5.000 untuk parkir motor sehari semalam, anda sudah bisa menikmati dan memanjakan diri ke pulau mengkudu dan batu lapis. Biaya yang sangat terjangkau bukan jika dibandingkan dengan pesona alam yang ditawarkan.

     Tapi jika anda berkunjung kesana ingat ya, jangan buang sampah sembarangan. Pungut kembali sampah anda dan bawalah pulang kembali. Karena banyak saya temukan sampah berserakan di pinggir pantai. Jagalah warisan negeri kita, untuk Indonesia yang lebih indah.

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *