Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan Seminar Moderasi Beragama Penguatan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Sebagai Pelopor Moderasi Beragama dalam Rangka Terwujudnya Keadilan dan Perdamaian Global. Berlokasi di Gedung Serba Guna (GSG), IAIN Metro, Kamis (23-12-2021).
Turut Hadir Siti Nurjanah, Rektor IAIN Metro, Yenny Zannuba Wahid, Direktur Wahid Institut sebagai Narasumber I, Suyitno, Direktur PTKI sebagai Narasumber II. Kegiatan ini juga mengundang Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) dari Organisasi Masyarakat (Ormas) Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah, perguruan tinggi di Kota Metro, dan Ormawa se-IAIN Metro, serta diikuti oleh 200 peserta.
Siti Nurjanah, dalam sambutannya mengatakan bahwa seminar ini sebelumnya sudah ada, tetapi hanya dalam lingkup kecil. Saat ini, seminar Moderasi Beragama akan terus dilaksanakan dengan sasarannya adalah dosen, pegawai, dan mahasiswa. “Agar tertanam nilai-nilai moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari,” ungkapnya.
Yenny Zannuba Wahid, menjelaskan mengenai pentingnya sikap moderat dalam kehidupan bermasyarakat. Menurutnya, agama berpotensi untuk menguatkan dan menggerakkan masyarakat agar melakukan hal-hal positif, tetapi juga bisa untuk menciptakan konflik.
“Sekarang, apabila membahas politik dan agama tidak lagi sistematis membahas masalah, dan data. Tapi, justru yang keluar emosinya dulu,” jelasnya.
Suyitno dalam materinya juga menjelaskan, betapa pentingnya saling mencintai sesama bangsa Indonesia. Indonesia memiliki suku bangsa yang beragam, tetapi dapat hidup berdampingan. Selanjutnya, ia mengulas mengenai sebab umat Islam lebih terbelakang dibandingkan dengan umat nonmuslim. Menurutnya, hal tersebut dikarenakan ketidak taatan terhadap pemimpin.
Tanggapan positif datang dari Dicky Erlangga, Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI’18). Ia mengungkapkan, seminar ini sangat menarik dan mengedukasi, baik bagi mahasiswa maupun umat Islam itu sendiri. Pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan bermasyarakat, yakni soal toleransi atau menghargai.
“Kita sebagai Warga Negara Indonesia kita sudah mempunyai ideologi sendiri yaitu pancasila. Kita sebagai generasi selanjutnya tetap menjalankan, tetap mengimplementasikan apa itu pancasila agar tidak pecah belah,” ujarnya.
Sama halnya dengan Diki, Adelia Nova Safitri (KPI’19) juga mengapresiasi terlaksananya seminar tersebut. Menurutnya, kegiatan ini dapat membantu mahasiswa untuk membakar semangat, karena mahasiswa merupakan agent of change yang berperan penting dalam sosialisasi moderasi beragama. Adelia berharap, mahasiswa mampu menerapkan moderasi beragama dan dapat saling toleransi terhadap agama maupun suku yang ada.
(Reporter/Elta/Utami)