SLB Tetap Bereprestasi
Oleh: Suniah, Sit Maryani
Sekolah Luar Biasa (SLB)Negeri Metro lebih menekankan kemampuan pada keterampilan anak yang disesuaikan dengan kondisi anak. Selain belajar pelajaran umum lainnya siswa juga dilatih untuk memiliki keterampilan, antara lain di bidang tata boga, menjahit, kerajinan tangan, tata rias, paving, ict. Hal ini bertujuan agar ketika mereka terjun ke masyarakat mereka tidak dipandang sebelah mata dengan kekurangan yang mereka miliki. Adapun visi SLB sendiri yaitu: menciptakan suasana nyaman yang mendukung peningkatan prestasi dan kemandirian peserta didik berlandaskan iman dan taqwa. Meningkatkan prestasi akademik, meningkatkan prestasi olahraga, meningkatkan prestasi seni dan budaya, menumbuhkan kemandirian siswa dan menambahkan nilai–nilai agama pada siswa.
Misinya sendiri yaitu, melaksanakan bimbingan secara efektif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal, sesuai dengan potensi nya sendiri.Menciptakan sekolah yang asri, bersih, sehat, menanamkan disipilin dalam kehidupan sekolah kepada segenap warga sekolah, menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap agama yang dianut dan membudayakan pendidikan budi pekerti luhur disekolah.
           SLB mendidik anak–anak yang memiliki kekurangan seperti tuna rungu, tuna daksa, autis, tuna netra. Siswa yang sekolah di SLB ini tidak terbatas umur. Dengan jumlah siswa sekitar 200 siswa yang dari tingkat TK hingga SMA sistem belajar 80% pada keterampilan.
Sudah banyak prestasi yang diraih baik tingkat provinsi sampai nasional, prestasi yang sudah diraih lomba IPA tingkat provinsi (Bowo Laksono/15th/Sd/cita2 ahli listrik). Karena baginya lampu itu memiliki keindahan tersendiri, siswa yang pernah tinggal di asrama ini memiliki kekurangan yaitu tuna wicara namun diakui oleh para guru ia memiliki kecerdasan yang berbeda dengan teman-temannya yang lain. Selain itu juara tingkat nasional yaitu desain grafis yang dilaksanakan di Makasar, juara tingkat nasional pembuatan manik manik di Jogja ( Tego)
           Semua hasil yang didapatkan tidak lepas dari peran para pendidik yang luar biasa senantiasa sabar dalam mendidik dan melatih, kekurangan bukan menjadi penghalang untuk meraih sebuah prestasi. Mampu menangkap peluang itulah trik jitu bagi kepala sekolah Drs. Sutrisno MM.
           Pendidik yang berjumlah 112 orang, 21 pns dan 9 honorer. Dengan bangunan yang cukup memadai yang terdiri dari kelas, ruang tata boga, ruang tata busana,asrama,ruang makan,dapur, tata rias, ict dan pekarangan yang luas dengan dipenuhi dengan pepohonan yang tumbuh dari hasil tangan anak anak SLB sendiri. Dan fasilitas bus sekolah yang digunakan untuk antar jemput siswa, bagi siswa SLB tidak dipungut biaya. Justru mereka mendapat kan penghasilan dari barang yang mereka hasilkan dari karya mereka, contoh dalam membuat seragam sekolah murid mendapatkan Rp 10 rb dari setiap baju yang mereka buat.
           Kendala yang dihadapi yaitu kurangnya tenaga pendidik, karena untuk mendapatkan pendidik untuk mengajar di SLB bukan hal yang mudah, harus sabar dan mengerti apa yang mereka inginkan. Pemerintah kota Metro sendiri memiliki kepedulian yang tinggi terhadap SLB sendiri.[]