Tentang Seseorang yang Singgah Namun Tak Sungguh

Nurani hanyalah igau
Di malam buta yang tuli

Sendiri ia,
Kita lepas meniti jalan:
Rupanya sekadar mengitar
Titik ontologis.

Bukankah demikian yang kita saling kabarkan?
Yang kata Rumi lima wajah hati,
Yang kita hidupkan dalam banyak rupa
Yang nyatanya kehilangan bentuk itu.

Lalu apa?

Apa?

Yang lebih surga
Daripada sekadar
Singgah.

(Afriyan Arya Saputra/Esy/VIII)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *