Unit Teknologi Informasi dan Pangkalan Data (TIPD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro menghadirkan fitur baru pada Sistem Informasi Akademik (Sismik), berupa Evaluasi Dosen oleh Mahasiswa (Edom).
Haris Setiaji selaku Kepala TIPD, menjelaskan bahwa Edom berfungsi sebagai evaluasi dosen oleh mahasiswa, selama dosen tersebut mengajar. Fitur ini sudah ada di Sismik sejak Desember 2021 lalu, tetapi masih bersifat uji coba. “Masih belum berlaku, berlakunya ketika sudah ada pengumumannya,” ujarnya saat diwawancarai Kronika pada Kamis, 30 Desember 2021.
Fitur edom akan muncul pada laman awal Sismik, di dalamnya terdapat beberapa pertanyaan yang disertai lima pilihan jawaban, yaitu sangat baik, baik, biasa, tidak baik, dan sangat tidak baik. Mahasiwa juga dapat memberikan saran dan kritik kepada dosen melalui fitur tersebut. Namun, saat ini pertanyaan dalam fitur Edom masih bersifat contoh. “Pertanyaan yang ada belom fiks, masih dummy, berlakunya semester depan,” ungkap Haris.
Lebih lanjut, Haris mengatakan bahwa Edom hanya dapat diisi sekali setiap semester. Jika mahasiswa telah mengisi Edom, maka fitur ini tidak akan muncul lagi pada saat login sismik. Adapun dosen yang dapat dievaluasi adalah dosen yang sesuai dengan Kartu Rancangan Studi (KRS) yang diambil oleh mahasiswa, sedangkan dosen di luar KRS mahasiswa, tidak dapat dievaluasi.
“Setiap pembelajaran itu memang harus dievaluasi. Dosen itukan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, memonitoring. Selama ini kan hanya sampai pada pelaksanaan. Setelah itu membuat laporan, harusnya kan ada evaluasi,” jelasnya.
Haris menambahkan, pihaknya hanya memfasilitasi fitur tersebut. Terkait rekap data evaluasi merupakan wewenang Wakil Rektor (Warek) I bidang Akademik dan Kelembagaan.
Sementara itu, Ida Umami, Wakil Rektor I, mengatakan bahwa fitur Edom ini dapat mengetahui penilaian mahasiswa terhadap dosen saat mengajar. Penilaian tersebut sangat berarti untuk peningkatan pembelajaran di semester selanjutnya.
Tanggapan positif datang dari mahasiswa, Fadhila Lamda Pratiwi, Bahasa dan Sastra Arab (BSA’21). Ia mengatakan, adanya fitur Edom ini dapat lebih mempermudah sistem pembelajaran antara dosen dan mahasiswa.
“Harapannya fitur ini bisa benar-benar ditanggapi oleh dosen terkait tanggapan mahasiswa. harapannya juga fitur-fitur yang ada di Sismik bisa terus dikembangkan,” jelasnya saat diwawancarai Kronika via WhatsApp.
Sama halnya dengan RY, Pendidikan Bahasa Arab (PBA’19), menanggapi terkait fitur tersebut. “Secara umum keren sih, kalau dosennya buka sismik dan memang open untuk nerima saran dan masukan itu bakal keren banget,” ujarnya.
Menurutnya, selama ini mahasiswa dituntut untuk disiplin, tetapi banyak dosen yang tidak disiplin.
“Kita sering dikecewain sama dosen yang nggak disiplin sama dirinya sendiri. Jadi, dosen bisa nerima masukan dan ngajarin mahasiswa disiplin bukan cuma perintah, tapi juga contoh langsung,” ungkapnya.
Ia pun berharap, ke depannya proses perkuliahan tidak hanya penyampaian kontrak kuliah, tugas, kemudian ditinggal begitu saja sampai ujian. “Semoga kuliah ke depannya bukan cuma kontrak, tugas, ditinggal langsung ujian. Tapi, beneran kuliah yang kita dapat ilmu dari dosen, bukan dari temen yang buat makalah,” tutupnya di akhir wawancara.
(Reporter/Fika/Irsyad)