Senat Mahasiswa Institut (Sema-I) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro mengadakan Musyawarah Organisasi Mahasiswa Institut (MOM-I) dengan tema Sinergitas Ormawa IAIN Metro Demi Tercapainya Socio-Eco-Techno-Preneurship. Bertempat di Gedung Munaqosyah Lt. III, Senin (14-12-2022).
Turut hadir Rektor IAIN Metro sekaligus membuka acara, Siti Nurjanah Kepala Biro Administrasi Umum dan Keuangan (AUAK), Ahmad Supardi, Ketua Sema-I, Ali Hasan, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Insitut (DEMA-I), Haris Masyubi, serta diikuti 72 delegasi dari setiap Organisasi Mahasiswa (Ormawa).
MOM-I merupakan musyawarah tertinggi di tingkat organisasi kemahasiswaan. Acara ini berlangsung selama satu hari.
Siti Nurjanah dalam sambutannya menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan MOM-I ini terdapat tiga poin yang harus dilakukan peserta. Ketiga poin tersebut ialah menjaga persatuan dan kesatuan antar mahasiswa, mengedepankan akhlak dalam persidangan, melaksanakan persidangan sesuai dengan apa yang menjadi ketentuan dalam melaksanakan kegiatan.
Ia pun berpesan kepada peserta sidang untuk dapat bersama-sama dengan institut melakukan sinergi dalam mencapai cita-cita dan prestasi.
“Hal itu merupakan hal yang perlu dibanggakan dan kita harus mengimplementasikannya dengan baik, kemudian kita persembahkan kepada generasi penerus,” ungkapnya.
Sementara itu, Haris, dalam sambutannya menyampaikan permintaan maafnya kepada peserta sidang karena kurangnya kontribusi dari kepengurusannya dalam satu periode ini. Ia berharap, kepengurusan selanjutnya dapat memberikan kontribusi lebih dari periode ini, “Nanti kepengurusan selanjutnya lebih baik dan lebih progresif,” harapnya.
Kemudian, Ali juga mengungkapkan bahwa saat ini adalah saat yang penting untuk memulai sinergi bersama antara institusi dan mahasiswa. Hadirnya sinergi bersama ini adalah untuk mewujudkan visi IAIN Metro, “Visi ini tidak dapat terlaksana apabila tidak ada sumbangsih Ormawa IAIN Metro,” ujarnya.
Namun, penyelenggaraan MOM-I kali ini mendapatkan tanggapan dari Miftah Rizkiana Putri, Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI’19), mengatakan bahwa MOM-I saat ini perlu ditingkatkan lagi dari segi persiapan acara seperti sarana prasana persidangan.
Ia berharap kegiatan tersebut dapat berjalan dengan kondusif, lancar, dan tidak terdapat kerusuhan. “Kitakan mahasiswa, jadi berdemokrasi itu ya yang berakhlak dan menjaga attitude,” harapnya.
Tanggapan lain juga disampaikan oleh Dwi Ridowan Ahamad Khoiri, Ketua Umum Unit Kegiatan Khusus (UKK) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI). Menurutnya dari segi persiapan hingga pelaksanaan terdapat banyak kekurangan. Terutama dalam pembuatan surat undangan yang disebar kepada Ormawa, “Terutama cara cap surat itu fatal, salah, seharusnya di kiri mengapa di kanan? Itu penuh tanda tanya,” ungkapnya melalui pesan WhatsApp.
Ia mengungkapkan bahwa terdapat salah satu UKK yang tidak mendapat undangan. “Terkait undangan, ada salah satu UKK yang tidak diundang yaitu Pramuka, ntah ada permasalahan apa kita tidak tahu,” pungkasnya.
Kemudian, ia juga menyayangkan terkait pelaksanaan persidangan. Pimpinan sidang yang menurutnya tidak bisa mengelola aspirasi peserta. “Ketika peserta interupsi cuman ditampung saja, tidak ditawarkan,” ujarnya.
Ridowan juga mempertanyakan terkait Wakil Rektor (WR) bidang Kemahasiswaan dan Kerja sama, Mahrus As’ad, yang tidak hadir dalam kegiatan MOM-I. “Kita juga penuh tanda tanya mengapa WR III tidak hadir, padahal di kampus, yang pasti WR III itu kan bapaknya mereka, seharusnya hadir dan posisi sedang di kampus,” ujarnya.
Menurutnya, penyelenggaraan acara MOM-I tidak berjalan dengan baik. “Soal forum tidak kondusif terutama soal kapasitas ruangan itu tidak memadai, dan presma sendiri tidak hadir. Kalau untuk keseluruhan, menurut saya cacat semua,” keluhnya.
(Reporter/Azs)