Zona Oranye, IAIN Metro Siapkan Perkuliahan Blended Learning
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro sedang mempersiapkan sistem pembelajaran tahun akademik 2021/2022. Pada Senin, 23 Agustus 2021 lalu, Wakil Rektor I, Ida Umami, Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Institut (Dema-I), Didi Pranata, dan Senat Mahasiswa Institut (Sema-I), Bayu Prayoga, melakukan kunjungan ke Pemerintah Daerah Kota Metro.
Dalam kunjungan tersebut bertujuan untuk membahas perihal kegiatan wisuda yang dapat dilaksanakan secara luring. Namun, wisudawan harus melakukan tes antigen dan menerapkan protokol kesehatan.
Selain itu, IAIN Metro akan merencanakan pelaksanaan pembelajaran secara blended learning. Akan tetapi hal tersebut masih menunggu surat keputusan dari Pemerintah Daerah Kota Metro.
Pelaksanaan perkuliahan secara blended berlandaskan letak geografis ke dua kampus yang berbeda. Kampus 1 yang terletak di Kota Metro dengan status zona oranye dengan PPKM level 3, sedangkan kampus 2 berada di Lampung Timur dengan status zona merah.
Didi Pranata, Ketua Dema-I, menjelaskan, selama satu semester akan ada 16 pertemuan. Namun, pembelajaran luring hanya akan dilaksanakan selama dua kali untuk setiap angkatan. Apabila saat pertemuan ke-5 tidak ditemukan kasus positif Covid-19, perkuliahan tatap muka dapat dilanjutkan untuk semester 3 dan 5 dengan sistem yang sama seperti mahasiswa semester 1.
“Pertemuan ke-1 dan ke-2 semester 1, misal FTIK dan FEBI. Pertemuan ke-3, kampus diliburkan dalam rangka pengecekan suspek baik mahasiswa maupun dosen dan penyemprotan disinfektan. Jika nanti tidak ada suspek, maka pertemuan ke-4 dan ke-5 lanjut lagi. Semester 1 tapi fakultas lain yaitu FUAD dan Syariah,” jelasnya saat diwawancarai Kronika, Kamis (26-08-2021).
Namun, jika pada saat evaluasi pertemuan ke-3 ditemukan kasus positif Covid-19 maka perkuliahan dilaksanakan secara daring selama satu semester. Untuk pembagian kelas hanya boleh diisi sebanyak 20 mahasiswa.
“Waktu yang diberikan maksimal selama satu hari hanya dua jam saja. Jika terdapat dosen yang mengajar di kelas berjumlah 40 orang, maka dosen akan diatur jadwal kembali,” terang Didi.
Tak lupa, Didi mengingatkan agar mahasiswa yang mengikuti perkuliahan luring sedang dalam keadaan sehat dan imun yang kuat. Bagi mahasiswa yang sedang sakit dan mendapatkan jadwal perkuliahan tatap muka, tidak perlu mengikuti perkuliahan luring.
“Semoga apa yang sudah dirancang seperti mekanisme perkuliahan dan juga ikhtiar yang kita lakukan bersama dapat berjalan dengan lancar. Agar seluruh mahasiswa dapat merasakan suasana perkuliahan secara tatap muka,” harapnya.
(Reporter/Firu/Nurul)