38°C
28 April 2024
Kampus Mahasiswa

Meski Pandemi, ESy Adakan KKL Tematik Sebagai Solusi

  • Januari 8, 2021
  • 5 min read
  • 33 Views
Meski Pandemi, ESy Adakan KKL Tematik Sebagai Solusi

Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) mengadakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Tematik bagi jurusan Ekonomi Syariah (ESy), bertempat di Dam Raman Metro Utara, Kebun Organik, Pasar Yosomulyo Pelangi (Payungi), Yosodadi, dan Kampus 2 IAIN Metro, kegiatan ini dilaksanakan selama 04-09 Januari 2021.

 

Diikuti 425 mahasiswa ESy yang terdiri dari angkatan 2018 dan 2019. Dalam pelaksanaannya, KKL Tematik akan tetap memperhatikan protokol kesehatan dengan membagi menjadi 3 segmen. Yang mana setiap segmen terdiri dari 25 mahasiswa agar tidak melanggar aturan.

 

Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa realitas yang ada di lapangan. Mahasiswa mengerjakan kegiatan di lapangan, membangun pengembangan ekonomi dengan pencapaian sesuai dengan keprodiannya. Perkembangan ekonomi ini yang dipetakan oleh mahasiswa S1 prodi (program studi,. red) ESy dengan sebutan KKL Tematik Ekonomi Syariah 2021.

 

Karena pandemi KKL Tematik dilaksanakan dalam lingkup wilayah kota Metro. Meskipun sejak 2017, mahasiswa yang tidak bisa mengikuti kegiatan KKL keluar daerah maka akan melaksanakan KKL lokal. Biaya pelaksanaan sebesar Rp. 500.000,00 di kumpulkan pada bendahara mahasiswa dan dikelola oleh mahasiswa.

 

Dharma Setyawan, Kepala Program Studi (Kaprodi) ESy, menjelaskan, uang yang sudah terkumpul dialokasikan untuk membeli alat-alat dan kebutuhan kegiatan KKL dan semua merupakan peran mahasiswa untuk pelaksanaan kegiatan.

 

“Biasanya kalo ke Jawa habis biaya dua jutaan dan sekarang hanya lima ratus ribu saja. Saya yakin uangnya sisa, karna mereka pintar mengatur sendiri, belanja dengan nota yang tertib. Di mana yang mengelola mahasiswa dan setiap uang ditransfer ke ketua kelas. Mau beli apa-apa ya mereka sendiri, dan alat-alat pembelian ini ya untuk mereka, jadi milik mereka. Sejauh ini alat-alat masih di sini, nanti kalo sudah terbentuk dibawa ke kampus 2, termasuk alat-alat kopi yang mereka beli, dan juga mereka lagi buat kursi. Kursi yang terbuat dari besi biar awet”, ujarnya saat diwawancarai Kronika, Selasa (05/01)

Baca Juga:  Meningkatkan Peradilan Hukum Melalui Seminar

 

Selain alat-alat yang disebutkan Dharma, ia juga menjelaskan bahwa tanaman anggur yang sudah dibeli mahasiswa akan ditanam di kampus 2. Penanaman tersebut akan dibantu Pak Ipul sebagai penanam anggur di Yosodadi.

 

Berikut ini merupakan beberapa titik yang akan dikerjakan mahasiswa KKL Tematik. Dam Raman salah satu tempat wisata alam yang berada di Metro utara. Dalam kegiatannya mahasiswa dibuat bersenang-senang dengan adanya ice breaking, outbond, dan permainan panahan. “Jadi di tempat ini bukan hanya pemandangan alam saja yang didapat namun juga merupakan tempat kreativitas,” imbuhnya.

 

Lalu setelah Dam Raman ada Kebun Organik. Ruang kreatif yang di sediakan di Kebun Organik adalah mempelajari memproduksi pupuk organik. Dharma beranggapan bahwa pemberdayaan hasil dari pertanian merupakan bentuk kolaborasi antar ruang komunitas luar dengan memperkenalkan kepada mahasiswa di kampus. “Sebenernya banyak yang bisa dipelajari di sana seperti menanam sayuran organik, tapi kita fokus pada pembuatan pupuk organik. Kenapa pupuk organik penting, karena kami ingin menginisiasi sebuah pemberdayaan hasil dari pertanian. Pupuk organik ini kan salah satu medium perlawanan terhadap pertanian kimia yang mengandalkan pestisida dari perindustrian”, tuturnya.

 

Sedangkan kegiatan KKL Tematik di Payungi diisi dengan belajar tiga hal yaitu, ekosistem budidaya lebah, workshop pembuatan kopi, serta workshop lighting. “Karna di kampus 2 kita merencanakan ada coffe shop, maka temen-temen workshop mengetahui bagaimana pembuatan kopi dengan berbagai menu. Juga workshop lighting karna mau membuat pencahayaan dan suasana kampus lebih bagus”, jelasnya.

 

Tempat selanjutnya berada di Yosodadi. Mahasiswa diajarkan bagaimana menanam anggur hingga berbuah, dengan inisiatif ingin membantu warga sekitar membentuk kampung pengangguran, “Kampung pengangguran itu ya semua orang nanem anggur, kita harus punya ruang kreatif di luar sehingga ekosistem akan terbentuk di mana semua dikerjakan oleh pemberdayaan masyarakat”, terangnya.

Baca Juga:  LP2M Bersama PSGA, Tekan Tindak Kekerasan Terhadap Perempuan

 

Selain itu, mahasiswa ESy juga mendapatkan workshop pembuatan kaos, bertempat di gedung Fakultas Ekonomi Bisnis Islam (FEBI) kampus 2 IAIN Metro. Mahasiswa diajarkan untuk membuat sablon, mendesain, dan hasilnya mereka pakai sendiri. Pada ruang kreatif terakhir pembangunan anjang-anjang untuk lebah, lebih pendek guna untuk menanam anggur dan tumbuhan Air Mata Pengantin (AMP).

 

Setelah berakhirnya masa KKL, mahasiswa dapat mengaplikasikan apa yang terjadi pada masyarakat, akan menjadi contoh di kampus. Sebab hal tersebut merupakan salah satu tujuan KKL Tematik.

 

“Saya sebagai Kaprodi, saya bertanggungjawab. Saya punya roadmap, jika terjadi di prodi lain, tapi saya yakin bahwa KKL itu bukan field trip. KKL itu adalah proses Kuliah Kerja Lapangan dimana kita bersama warga sama komunitas saling belajar, saling bertukar gagasan, dan bergerak menciptakan perubahan-perubahan baru”, ungkapnya.

 

Ia beranggapan bahwa pandemi sebagai pelajaran berharga tapi juga harus kreatif. Tak hanya takut dengan membubarkan kerumunan, tetapi ia berharap agar mahasiswa menjadi kreatif, “Saya berharap mahasiswa menemukan pelajaran-pelajaran penting bahwa yang paling unik dari manusia adalah pikiran kreatifnya, selama orang kreatif orang akan survive”, ungkapnya.

 

Hafidz Zainul Mahdi, (ESy’18), menjelaskan, bagaimana persiapan mengikuti KKL Tematik. Di antaranya biaya, kesehatan mental, serta alat-alat yang telah ditetapkan. Ia berharap bahwa dengan mengikuti KKL ini semoga dapat membawa banyak ilmu yang bisa diterapkan pada masyarakat.

 

“Tanggapan saya untuk KKL Tematik ini ada senang ada kecewanya. Kecewanya ya mungkin karena ekspektasi awalnya kan semester ini ya field trip pastinya juga sambil refreshing jalan-jalan, tapi ya memang memakan biaya lebih mahal. Kalo senengnya keuntungan dari KKL Tematik ini biaya yang dikeluarkan lebih murah, juga dapet ilmu diselingi materi ekonomi bisnis dan games-games”, ujarnya kepada Kronika, Selasa (05/01)

Baca Juga:  Pawai Sambut Bulan Ramadhan

 

Berbeda dengan Novia Nurjannah, (Esy’19), ia menuturkan tidak ada persiapan yang disiapkan. Hal ini karena ia belim mengerti maksud dari KKL itu sendiri. Namun, ia berharap semoga apa yang didapat di KKL Tematik ini bermanfaat di masa yang akan datang

 

“Menurutku manfaatnya banyak banget, kita jadi banyak pengalaman dari situ. Bisa belajar dari kita produksi lebah atau buka cafe jadi barista, atau kita juga mau berkebun anggur. Kemarin kita diajarin banyak banget. Jadi anggur itu nggak sembarangan nanem aja terus tumbuh itu enggak. Ini bermanfaat banget untuk kita kedepannya”, ungkapnya saat diwawancarai Kronika via WhatsApp, Jumat (08/01)

 

(Reporter/Salsa)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *