Yudisium FTIK, Rektor: Harapkan Lulusan Sesuai Nilai-Nilai Tarbiyah
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, melaksanakan Yudisium Periode II, dengan mengusung tema Wujudkan Generasi Unggul Inovatif dan Berdaya Saing. Bertempat di Gedung Serba Guna (GSG), IAIN Metro, Rabu (18-01-2023).
Turut hadir Rektor IAIN Metro, Siti Nurjanah, Wakil Rektor (Warek) I Bidang Akademik dan Kelembagaan, Suhairi, Warek II Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Akla, Dekan FTIK, Zuhairi, Wakil Dekan III FTIK, Kuryani, Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM), Buyung Syukron, serta 303 peserta yudisium.
Calon wisudawan FTIK ini berasal dari Program Studi (Prodi) Pendidikan Agama Islam (PAI), dengan jumlah 89 mahasiswa, Tadris Bahasa Inggris (TBI) 88 mahasiswa, Tadris Biologi (Tbio) 9 mahasiswa, Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) 35 mahasiswa, Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) 18 mahasiswa, Tadris Matematika (TMTK) 13 mahasiswa, Tadris IPS (TIPS) 30 mahasiswa, dan Pendidikan Bahasa Arab (PBA) 21 mahasiswa.
Terdapat tiga predikat yang diberikan kepada calon wisudawan, diantaranya lulusan terbaik yang diraih oleh Annisa Amalia, (TIPS’19) dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,97. Kedua, lulusan tercepat diraih oleh Mia Jumiati (PAI’19) dengan masa studi tiga tahun tiga bulan 14 hari. Ketiga, lulusan termuda diraih oleh Linda Nur Ainah (TBI’18), dengan usia 21 tahun tiga bulan.
Siti Nurjannah, dalam sambutannya mengatakan bahwa pengukuhan predikat lulus kepada para calon wisudawan tersebut haruslah mempunyai bekal nilai-nilai tarbiyah yang islami, “Setinggi ilmu yang kita miliki, namun tidak disandari dengan nilai akhlak, maka akan sia-sia,” ungkapnya.
Ia juga menerangkan bahwa memahami moderasi beragama menjadi manfaat baru, “Maka cermati sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan jadikan lulusan yang adaptif dan bermanfaat bagi masyarakat setempat,” harapnya.
Kemudian, Zuhairi, dalam sambutannya menyampaikan bahwa yudisium ini menjadi momen penting dalam catatan kehidupan mahasiswa. Oleh karena itu, selain harus bersyukur atas gelar yang diperoleh, para alumni tidak boleh berhenti belajar, “Maka Jadilah lulusan yang mampu menebar manfaat bagi orang lain, di manapun dan di lingkungan manapun,” ungkapnya.
Tak lupa Ia juga berpesan untuk selalu menjaga nama baik institut dan nama baik almamater, “Gelar akademik yang diperoleh calon wisudawan harus menjadi modal awal untuk berkiprah lebih baik dan unggul di masyarakat,” pesannya.
Tanggapan positif datang dari lulusan terbaik, Annisa Amalia (TIPS’19), menurutnya acara tersebut berjalan dengan hikmat dan lancar. Ia merasa senang dan bangga pada dirinya karena mendapatkan penghargaan wisudawan terbaik.
Ia juga berharap ia dan calon wisudawan lain mampu melanjutkan studi pada strata II dan segera mendapatkan pekerjaan untuk bisa meraih kesuksesan, “Semoga bisa lebih sukses mengejar karirnya, yang ingin melanjutkan S2 tetap semangat dan semoga segera mendapatkan pekerjaan”, ujarnya.
Hal yang selaras diungkapkan Mia Jumiati, lulusan berprestasi, ia sangat bersyukur atas pencapaiannya tersebut, tetapi dibalik kesuksesannya terdapat perjuangan keras, “Kalau kita banyak leha-leha kita tidak akan bisa mendapatkan predikat ini,” jelasnya.
Ia berharap agar yudisium tersebut dapat menjadi panjatan pertama dalam menggapai impian bersama, “Menjadi wisudawan terbaik atau tercepat bukanlah patokan untuk kesuksesan,” tutup Mia.
(Reporter/Bela/Utami)