Kronika

Agama Artikel Budaya Hari Besar Kuliner

Sejarah Singkat Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek

  • Januari 22, 2023
  • 3 min read
  • 792 Views
Sejarah Singkat Kue Keranjang dalam Perayaan Imlek

Pada perayaan Imlek terdapat jenis ‎makanan yang tidak dapat ‎ditemukan pada hari-hari perayaan atau hari ‎besar umat beragama lainnya, yaitu ‎makanan yang bernama kue keranjang. ‎

 

Kue yang berasal dari China ini memiliki sejarah yang sangat panjang. Kue keranjang sudah ada sejak 2.000 tahun yang lalu pada masa dinasti Zhou sekitar 11—256 Sebelum Masehi (SM). Di China kue keranjang disebut dengan kue Nian Gao, nama Nian Gao memiliki arti panjang umur, keberuntungan, dan kesejahteraan. Di Indonesia sendiri Nian Gao disebut dengan kue keranjang.

 

Nama “keranjang”  diambil dari proses pembuatannya karena dicetak pada wadah yang berbentuk keranjang. Kue yang berbahan dasar tepung ketan dan gula ini memiliki rasa yang manis dan tekstur yang lengket. Orang Tionghoa menggunakan kue keranjang sebagai persembahan licik kepada dewa dapur, yang diyakini orang Tionghoa bersemayam di setiap rumah.

 

Kisah kue tahun baru Imlek ini biasanya dikaitkan dengan legenda dewa dapur. Orang Tionghoa percaya bahwa dewa dapur melaporkan kepada Kaisar Giok setiap tahun, bahwa orang-orang menawarkan kue keranjang sebagai penenang untuk mencegah dewa dapur mengacak-acak rumah mereka.

 

Namun, sumber lain menceritakan kisah yang berbeda. Menurut legenda setelah kematian Wu Zixu, seorang jenderal dan politikus kerajaan Wu. Raja Goujian dari Yue, menyerang ibu kota Wu pada periode Musim Semi dan Musim Gugur (771-476 SM).

 

Karena kejadian tersebut tentara dan warga Wu terjebak di dalam kota dan tidak memiliki makanan. Di masa-masa sulit tersebut, orang-orang mengingat perkataan Wu Zixu, “Ketika negara dalam kesulitan dan orang-orang membutuhkan makanan, pergi dan gali sepuluh kaki di bawah tembok kota dan dapatkan makanan.”

Baca Juga:  Tak Sekadar Pemanis Hidangan, Madu Bermanfaat Bagi Kesehatan

 

Para prajurit melakukan apa yang diperintahkan Wu Zixu, mereka kemudian mengetahui bahwa fondasi tembok itu dibangun dari batu bata khusus yang terbuat dari tepung beras ketan. Makanan tersebutlah yang menyelamatkan banyak orang dari kelaparan.

 

Sejak saat itu, orang membuat Nian Gao setiap tahunnya untuk merayakan Wu Zixu. Namun, seiring berjalannya waktu, Nian Gao menjadi kue Tahun Baru Imlek hingga hari ini.

 

Dalam penyajiannya kue keranjang tidak boleh disajikan begitu saja. Kue tersebut tidak boleh dihidangkan apabila berjumlah empat buah,  karena bagi orang Tionghoa empat atau shi berarti kematian. Jadi lebih baik menyajikannya dalam jumlah ganjil, kue tersebut juga harus diletakkan pada tempat yang tinggi dengan maksud agar semua doa kepada dewa bisa tersampaikan.

 

Itulah sejarah singkat mengenai kue keranjang. Ada hal untik lain yang ingin kamu ketahui, berikan saranmu pada kolom komentar di bawah!

(Penulis: Sundari)

 

Sumber:

https://travel.tempo.co/amp/1432186/sejarah-kue-keranjang-2-000-tahun-lalu-dan-awalnya-tidak-disantap-di-hari-imlek

https://www.detik.com/sumut/budaya/d-6521274/sejarah-kue-bakul-atau-kue-keranjang-tercipta-karena-monster/amp

https://www.solopos.com/makna-asal-usul-kue-keranjang-khas-imlek-1528954/amp

https://www.tokopedia.com/blog/sejarah-dan-makna-kue-keranjang/amp/?utm_source=google&utm_medium=organic

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *