Isu Sanitasi dan HAM yang Tidak Bisa Dipisahkan Menurut SNV
Sitchting Nederlandse Vrijwilligers (SNV) Netherlands Development Organisation bekerjasama dengan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Bandar Lampung mengadakan workshop Evaluasi Media dalam Advokasi Isu Sanitasi di Bandar Lampung, yang dilaksanakan di Swiss-Belhotel, Telukbetung, Bandar Lampung, Selasa (3/12).
SNV merupakan sebuah lembaga non profit yang memiliki kantor perwakilan dihampir 40 negara di dunia termasuk Indonesia. Workshop ini diikuti pers mahasiswa di Lampung, serta jurnalis di Bandar Lampung.
Sanitasi dan air tidak bisa dipisahkan, begitupun sanitasi dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Karena jika kualitas air buruk, akan menyebabkan penyakit pada manusia, kemudian hidupnya tidak makmur, “Sehingga banyak masyarakat menjadi miskin karenanya. Berbicara mengenai sanitasi, maka akan sangat berkaitan dengan segala aspek kehidupan manusia,” ujar Bambang Pujiatmoko, Wash Advisor SNV yang menjadi salah satu pemateri.
Ia juga mengatakan, tinja merupakan sumber penyakit. Karen mengandung puluhan miliar mikroba, juga terdapat ribuan telur cacing, dan berbagai jenis bakteri berbahaya bagi kesehatan manusia, terutama pada anak-anak, serta kaum perempuan.
“Ciri anak cacingan ialah mudah mengantuk, juga daya serap otak rendah. Cacingan sangat mempengaruhi kecerdasan otak anak, hingga yang tadinya anak itu bisa berkemampuan menjadi dokter, tetapi tidak bisa karena faktor tersebut,” kata Bambang.
Tinja menjadi salah satu faktor utama cacingan, tinja juga mencemari air bersih. Semua itu akan mengganggu HAM, “Angka kematian bayi yang tinggi juga disebabkan oleh penyakit diare, 50 dari 1 ribu kematian bayi. Diare akan sangat pesat, jika air bersih tidak tercukupi dalam kehidupan,” tambahnya.
(Reporter/Nissa))