Kronika

IAIN Kampus Yudisium

Yudisium FUAD, Cetak Wisudawan Menjadi Alumni yang Berdaya Saing

  • Maret 12, 2021
  • 2 min read
  • 130 Views
Yudisium FUAD, Cetak Wisudawan Menjadi Alumni yang Berdaya Saing

Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, menggelar Yudisium Periode I, dengan mengusung tema Meningkatkan Daya Saing Alumni yang Mampu Bersaing di Era New Normal. Dilaksanakan di Gedung Serba Guna (GSG) IAIN Metro, Jumat (12/03).

 

Turut hadir Siti Nurjanah, Rektor IAIN Metro, Mat Jalil, Dekan FUAD, seluruh Wakil Dekan FUAD, dan 28 peserta yudisium.

 

Sebelumnya beredar informasi yudisium akan dilaksanakan secara daring. Namun, sedikitnya peserta yudisium akhirnya yudisium dapat dilaksanakan secara luring. Terdapat dua jurusan yang mengikuti yudisium, yaitu Komisi Penyiaran Islam (KPI) 6 mahasiswa dan Bahasa Sastra Arab (BSA) 22 mahasiswa.

 

Wisudawan terbaik FUAD Periode I diraih oleh Arikah Husnah mahasiswi Bahasa Sastra Arab (BSA) dengan IPK 3,84. Tak hanya terbaik, Arikah merupakan kategori wisudawan tercepat. Sedangkan predikat wisudawan termuda diraih oleh Delia Trisnawati dengan IPK 3,80.

 

Siti Nurjanah, Rektor IAIN Metro, dalam sambutannya, mengapresiasi perjuangan mahasiswa/i yang sudah mencapai titik ini, “Perjalanan panjang yang saudara lalui dari semester satu sampai semester akhir, sudah banyak sekali pengalaman yang didapatkan. Bagaimana harus sabar, telaten dalam menghadapi dosen, tenaga pendidik, dan pembimbing yang pada akhirnya anda berhasil,” ungkapnya.

 

Mat Jalil, Dekan FUAD, menjelaskan apabila tidak pandemi, orang tua wisudawan akan diundang untuk menghadiri yudisium anak-anaknya, “Seharusnya acara ini dilakukan secara daring tapi karena peserta wisudawan memungkinkan untuk luring, maka kita menggunakan sistem luring dengan mematuhi protokol kesehatan,” jelasnya.

 

Arikah Husnah, Wisudawan Terbaik dan Tercepat, mengungkapkan, merasa sangat senang dan tidak menyangka dapat menjadi mahasiswi lulusan terbaik. Ia sangat mensyukuri atas perolehan perjuangannya selama ini.

Baca Juga:  Diklat Dasar 2020 LKK, Cetak Generasi Rabbani

 

“Semoga apa yang saya capai ini bisa jadi hadiah kecil yang dapat saya persembahkan ke orang tua saya. Saya sangat bersyukur karena tidak semua orang bisa mendapat predikat ini, yang pastinya seneng banget karena bisa membuktikan kepada orang tua kalo saya itu bisa. Sebelumnya ga pernah terbesit sama sekali bakal dapet predikat tercepat dan terbaik. Prinsip yang saya pegang jalanin aja semampu kita,” ucapnya.

 

Namun, ia menyadari bahwa menjadi lulusan terbaik dan tercepat merupakan bukan akhir sebuah perjuangan. Arikah merasa memikul amanah yang begitu besar, “Karena orang memandang saya lulusan terbaik, pasti saya juga harus bawa nama baik saya sendiri,” tambahnya.

 

(Reporter/Dita/Lutfi)

Bagikan ini:
About Author

Redaksi Kronika

Kronika kini menjadi media mahasiswa yang telah memiliki pengalaman lebih dari dua dekade dalam menyajikan informasi, analisis, dan opini mengenai berbagai isu sosial, pendidikan, politik, dan budaya, baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *